#5

1.4K 132 18
                                    

Keesokan harinya di Yun Shen Buzi Chu berjalan seperti biasa, murid-murid belajar dan berlatih pedang maupun alat musik. Remaja dengan mata emas itu tak luput untuk terus ikut belajar lagi dan lagi. Ia merasa bahwa dirinya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan sang paman dan kakaknya. Ia ingin seperti mereka yang berilmu dan bermartabat, agar dimasa depan ia bisa mempin keluarganya dengan baik. Menjaga mereka dan senantiasa selalu menuntun mereka pada hal baik.

Lan WangJi butuh sesosok istri yang hangat dan baik serta juga anggun. Yang mampu membuat dirinya luluh hanya dengan sebuah kata panggilan, dirinya menginginkan sesosok wanita berbakat dan juga berilmu, memimpikan memiliki pasangan seperti itu sering kali membuat Lan WangJi kepayahan untuk mengontrol pikirannya yang sudah membayangkan bagaimana bahagianya memiliki keluarga yang manis, padahal sekarang umurnya masih dibawah umur.

Dengan begitu, malam ini bahkan saat malam 11 bulan yang lalu, dirinya selalu merenung dengan pikiran yang membuat hatinya senantiasa merasa hangat dan juga bergelombang. Impian ia yang selalu memimpikan sesosok wanita sempurna  langsung hilang tatkala dirinya bertemu dengan remaja seumurannya. Saat itu, dirinya benar-benar merasa kalah telak dan tidak percaya, bahwasanya saat malam harinya pikiran memiliki anak dari seorang wanita tergantikan dengan bayangan dirinya yang merengkuh lembut seseorang dan menikmati masa-masa bersama.

Lan WangJi menatap jemarinya yang terhenti disalah satu senar Guqin yang sedang ia mainkan, tidak sadar bahwa sedaritadi dirinya melamun. Selalu begitu, setiap malam dirinya memainkan Guqin, ada kesempatan dimana ia yang tiba-tiba melamun membayangkan seseorang. Lan WangJi bahkan selalu melakukan handstan untuk membuat pikirannya jernih atau setidaknya menghilangkan sosok itu barang sebentar saja.

Berpikir senejak, Lan WangJi mengambil buku yang memang sengaja ia buat. Beberapa lembar kuning itu sudah terisi dengan apa yang ia tulis dari hari ke hari hingga tahun ini. Tidak ada yang tahu bahwa seorang HanGuang-Jun gemar menuliskan sesuatu dengan kalimat indahnya pada lembaran kosong itu. Malam ini ia melakukannya lagi, menuliskan tentang sesosok yang berhasil mengalahkan hatinya, kalimat demi kalimat ia cantumkan dengan perasaan yang seiring waktu semakin membuatnya tak tertahankan.

Perasaan membuncah yang menyenangkan hanya dengan membayangkannya. Perasaan yang begitu asing ia rasakan seringkali datang saat seluet bayangan sosok itu terbayangkan. Tak ayal, Lan WangJi sering bersemangat tiba-tiba saat membayangkannya, meskipun wajah non ekspresi itu tetap sama aja. Tidak ada yang tahu apa isi hati dan pikirannya.

***

Dalam satu ruangan Paviliun, terlihat tiga bersaudara sedang berbincang hangat. Yang satu hanya sesekali menimpali jika memang harus menjawab, yang dua lagi, mereka mengisi perbincangan yang kadang santai dan kadang serius. Ruangan ini adalah tempat Lan Qiren, ia mengundang kedua ponakannya untuk membicarakan soal undangan. Dengan suasan sunyi dan tenang, perbincangan mereka benar-benar sangat hati-hati karena memang sudah peraturannya.

Lan Qiren menyesap teh hijaunya dengan tenang, setelah itu menatap kedua ponakannya yang mirip. Lan Qiren "Apa kalian setuju? Jika kalian tidak mau aku tidak akan memaksa"

Lan XiChen menatap adiknya yang segera menatapnya dengan tenang lalu mengangguk, Lan XiChen kembali menatap pamannya dan menjawab dengan sopan "Aku dan WangJi setuju paman"

Lan Qiren mengangguk dua kali. Saat kemarin, dirinya menerima surat dari Lanling Jin yang berisi, setelah lima hari dari tahun baru, mereka mengundang sekte-sekte ternama untuk menghadiri acara yang sengaja tahun ini mereka buat selain untuk merayakan tahun baru, point utama mengundangnya adalah Konferensi, dimana setiap tetua Sekte harus hadir. Diizinkan untuk membawa satu atau dua orang lainnya untuk mengisi acara lainnya, yaitu sebuah penampilan dan juga ada beberapa lomba lainnya. Lan Qiren sengaja mengajak dua keponakannya untuk ikut, sesekali mereka butuh bermain, sebagai paman yang baik, Lan Qiren tidak ingin mereka stress karena belajar terus menerus. Apalagi saat melihat ekspresi Lan WangJi, keponakannya yang satu ini membuatnya merasa bahwa didikannya memang terlalu keras selama ini.

[BL] HanGuang-Jun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang