21. Menyesal dan berjuang.

385 23 0
                                    

Ezra mengendarai motor nya dengan kesetanan. Untung saja saat ini keadaan jalan sangat sepi. Jadi Ezra leluasa untuk kebut-kebutan.

Ezra memarkir motor nya di garasi, lalu turun dan berjalan kearah pintu rumah nya.

___

Setelah sampai di dalam kamar, Ezra langsung membanting semua barang yang berada di hadapan nya.

Di saat ini lah Ezra lemah, keluarga hancur, percintaan hancur. Ia harus bagaimana, apa yang harus ia lakukan.

Keputusan Ezra memutuskan hubungan nya itu jauh lebih baik. Ezra tidak ingin lagi merasakan sakit yang selalu di bohongi oleh Raini. Lebih baik berpisah dan merasakan sakit sekaligus. Dari pada kembali dan tetap mengulangi kesalahan yang sama.

Di antara Raini, Ezra lah yang paling terpuruk. Lihat saja lelaki itu yang tadi nya bucin sekarang menjadi cengeng, karena memikirkan keputusan nya benar atau salah.

Brak

Seseorang mendobrak pintu kamar milik Ezra dengan kasar."Lo kenapa bego!" Tanya Bima yang baru saja datang bersama Fathan.

Ezra menoleh."Gue putus sama Raini."

Fathan tertawa terbahak-bahak, lalu tersedak."Apa? Putus?" Tanya nya sambil memukul-mukul dada nya seakan-akan tidak percaya.

Ntah apa alasan nya dua cecunguk ini tiba-tiba datang, padahal masih jam pelajaran.

Ezra mengangguk.

"Kenapa bisa putus?" Tanya Bima

"Dia selingkuh sama Hary anak IPS 1." Ujar Ezra.

"Udah Za Jan Lo sesali, berarti itu Raini bukan yang terbaik buat lo. Tuhan tau, mana yang baik mana yang engga, jadi dia ngejahuin Raini yang gak baik buat lo." Jelas Fathan.

Bima memukul belakang kepala Fathan."Lo kalo ngomong emang enak, tapi kalo jadi Ezra beda lagi cerita nya."

"Keluar lo berdua." Suruh Ezra.

Bima dan fathan langsung keluar dari dalam kamar Ezra.

***


Raini berdiri, lalu mengusap wajah nya dan berjalan pergi. Lalu memberhentikan taksi dan masuk kedalam taksi.

"Jalan melati nomor 11 ya pak." Ucap Raini.

Pak taksi mengangguk."Neng kenapa, ko muka nya sembab gitu?" Tanya pak taksi sambil melihat dari kaca spion dalam."Neng korban pemerkosaan ya, saya hubungi polisi dulu ya neng."

Raini menggeleng."Bukan pak, saya buat korban, saya cuman nangis pak."

"Eh cuman nangis toh, yaudah maaf ya neng, jadi souzon gini."

Raini mengangguk lemah, menyenderkan tubuh nya di kepala kursi."Maaf ya pak jadi basah."

"Kalem neng."

Raini menatap keluar, ia masih memikirkan keputusan Ezra tadi. Ini mimpi atau nyata, Raini benar-benar bodoh, ia kehilangan Ezra yang sangat baik kepada nya.


***

Keesokan nya. Raini memakai kacamata untuk menutupi kedua mata nya yang sembab, akibat semalam ia tidak berhenti-henti nya menangis. Semalam Raini mengubungi Ezra dan meminta maaf, sekalian agar membatalkan memutuskan hubungan nya. Tetapi Ezra tetap bulat kepada keputusan nya. Raini juga sudah curhat kepada ketiga sahabat nya, pada akhir nya juga Raini lah yang di salahkan oleh ketiga sahabat nya.

ROMAN PICISAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang