23. Ikhlas dan perpisahan.

375 29 0
                                    


1 Bulan kemudian.

Raini sudah benar-benar mengikhlaskan Ezra, walaupun itu sedikit sesak. Bagaimanapun ini semua kesalahan nya. Ia harus bisa menerima keputusan Ezra. Bahwa Ezra juga berhak bahagia dengan yang lain.

Semua kelas 12 sedang kumpul di lapangan dengan semua baju yang penuh coretan oleh Pilok dan tanda tangan.

Yaps, sekarang hari perpisahan kelas 12.

Fathan sedang menulis ntah apa itu di baju punggung gadis nya."Selesai." Ucap Nya.

Sisi tersenyum."Thanks." Ujar Nya.

Mawar tertawa terbahak-bahak."Si Fathan gambar kelamin pria di seragam lo bego." Sarkas Mawar.

Sisi mendelik dan langsung memukul tubuh Fathan.

Raini sedang menulis tanda tangan di baju Wulan."Oke udah."

Wulan mengangguk."Eh-eh foto dulu ayok kita berempat." Ucap Wulan.

Keempat gadis itu berkumpul di dekat Wulan, laku berpose dan berfoto."Eh foto semua tubuh aja ya." Ucap Wulan."Than fotoin dong." Lanjut Wulan kepada Fathan sambil memberikan ponsel nya.

Fathan menerima nya."Cepet."

Keempat gadis itu saling merangkul satu sama lain dan berpose.

Fathan memberikan kembali ponsel nya kepada Wulan dan Wulan menerima nya.

"Ezra mana?" Tanya Raini kepada Fathan.

Fathan mengangkat kedua bahu nya tak acuh."Tuh." Tunjuk Fathan kearah Ezra yang sedang bersama Dini.

Raini menoleh, rasa nya ia ingin sekali menjambak rambut milik Dini yang kerli itu. Lalu Raini melihat Ezra yang sedang berjalan kearah nya sendirian.

"Hay." Sapa Ezra dengan tersenyum kepada Raini.

Rasa sesak menyeruak di dada milik Raini, yang tadi nya selalu mengucapkan Hay cantik sekarang hanya menjadi Hay."Boleh gue tanda tangan di baju lo."

Raini mengangguk."Boleh."

Lalu Ezra menandatangani seragam milik Raini di pundak."Sekarang gantian." Ucap Ezra, setelah selesai.

Raini mendatangani di seragam milik Ezra."Udah." Ujar Raini sambil menjauhkan tubuh dan tangan nya.

"Peluk dulu sebelum pulang." Ucap Ezra sambil merentangkan kedua tangan nya.

Raini tersenyum, dengan senang hati ia memeluk tubuh Ezra.

Ezra mengelus surai hitam pekat milik Raini."Congratulations on your new life, Raini."

Raini melepaskan pelukan nya."Makasih atas All the stories we've ever made. "

Ezra mengacak rambut Raini dengan gemas."Iya."

Kedua nya benar-benar pisah tidak ada lagi yang harus mereka sesali. Terkadang perpisahan itu lah yang membuat kita trauma atau sakit. Maka kita hanya bisa mengikhlaskan dengan segenap hati, walau di dalam hati kita merasa bohong.

***


Beberapa Minggu kemudian. Keluarga Raini sedang berada di dalam bandara, karena menghantar Raini pergi ke Amerika. Sudah pernah di katakan bahwa Raini akan kuliah di sana.

Keluarga itu berpelukan satu persatu dengan Raini.

Anggoro menghapus air mata nya."Jaga diri baik-baik ya di sana, makan yang sehat."

"Nanti kalo udah nyampe kabarin ibu ya, jangan pernah makan telat.", Samber Mina dengan menangis sesenggukan.

Raini mengangguk."Pasti yah Bu."

Wengki memeluk tubuh adik nya."Sekarang lo udah gede, gantian yang nafkahi keluarga." Ucap Wengki setelah melepaskan pelukan nya.

Raini mendengus."Tau lah."

"Ka, kalo lo udah banyak duit nya, beliin gue mobil sport ya." Ucap Kenzo.

Raini mengangguk sambil tersenyum."Iya." Ucap Raini."Raini pamit ya." Ucap Raini, lalu menyalami punggung tangan milik kedua orang tua nya secara bergantian, tak lupa juga menyalami punggung tangan milik Abang nya dan Kenzo.

Raini berjalan mundur sambil menyeret koper nya sambil melambaikan tangan nya.

Selamat tinggal Indonesia dan kenangan. Raini pasti akan kembali lagi kesini, tidak ada yang indah selain di Indonesia di mana tempat kita lahir. Kenangan akan selalu di ingat selama nya.

ROMAN PICISAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang