Lokal
.
.Seorang pemuda tampak melangkah kan kaki nya yang tak beralas tanpa tujuan. Dengan wajah lesu. Dan badan yang penuh luka.
Tak kuat berjalan pemuda itu menjatuhkan badannya dipinggir jalan yang sepi.
"Aarrghh gue capek banget. Andai aja gue ngga dihukum ayah. Ngga harus gue cape cape pulang jalan kaki. Mana dipalakin preman pula. Sampe sepatu gue pun diambil. Tau aja tu sampah masyarakat yang mahal-mahal." Kesal pemuda itu.
"Mas nya ngga apa-apa. Saya lihat dari jauh. Mas kelihatan cape banget." Tiba-tiba seorang pemuda lain menghampiri pemuda itu.
"Apa sih lo, lo siapa gue tanya. Tiba-tiba nongol aje depan gue kayak hantu." Marah si pemuda tak beralas kaki.
"Saya lihat mas dari jauh, kelihatan kesakitan. Kaki mas luka luka. Saya obatin ya. Rumah saya dekat darisini. Kasihan kakinya mas entar infeksi."
"Apaan sih, engga itu paling cuma modus lo doang. Ampe rumah lo gue diculik trus lo minta tebusan ke keluarga gue." Prasangka buruk si pemuda.
"Saya ngga ada maksud gitu kok mas. Saya orang baik-baik. Kalau mas ngga percaya tanya aja sama pengamen dijalanan. Tanyain kenal Haikal ngga pasti jawabnya kenal. Karena saya orang baik dikenal semua orang. Hehe."
"Halah lo, ngga usah sok baik orang susah." sarkas si pemuda lagi.
"Aduh mas kalau ngga mau diobatin gapapa. Pake aja sepatu saya dulu. Sama ini uang buat naik bis kalau rumah masnya jauh." Ucap pemuda bernama Haikal lalu mencopot sepatu nya.
"Dih, sepatu butut gini berani lo minjemin. Ngga malu apa. Ini juga duit lecek."
"Aduh mas ini. Terserah lah. Saya kan maksud baik. Pokoknya pakek aja dulu, Mas.. Satya." Ucap Haikal. Melihat name tag pemuda didepan nya ini bernama 'Satya Putra Djoeng'.
Haikal pergi dari sana tanpa alas kaki. Tak apa rumah nya dekat dari sana.
Satya dilanda kebingungan. Apa-apaan pemuda itu. Namun Satya tetap memakai sepatu butut itu dan mengambil uang Haechan. Setidaknya dia masih bisa pulang lebih cepat.
Sampai rumah Satya disambut dengan kekhawatiran dari sang ibu. Namun Satya hanya diam. Dia masih kesal dengan orang tuanya.
Dikamar nya Satya memikirkan pemuda yang membantu nya itu. Pemuda berparas manis itu memenuhi pikirannya
"Namanya Haikal ya, ternyata ngga semua orang jalanan itu kotor dan kasar ya. Malah kayaknya lebih bejat kelakuan orang kaya." gumam Satya pada diri nya sendiri. Sambil memperhatikan sepatu butut milih Haikal.
"Ah ngapain difikirin sih. Mending gue tidur." Lau Satya beranjak menuju tempat tidurnya.
•••••
Keesokan harinya Satya terbangun. Dengan keadaan masih kelelahan. Ia turun menuju meja makan yang sudah diisi ibu dan ayah nya.
"Loh anak ayah udah bangun. Gimana hukuman nya enak? Mau balapan liar lagi kamu. Biar sekalian ayah hukum tinggal dikolong jembatan seminggu." Kata sambutan tuan Djoeng membuat mood Satya semakin hancur.
Satya hanya diam tak menanggapi. Dia duduk agak menjauh dari ayahnya. Padahal biasanya duduk didepan ayahnya. Ibu Satya hanya tersenyum.
"Satya, tadi waktu bersihin kamar kamu ibu nemu sepatu di rak kaca. Kotor banget, isi sobekan lagi. Emang sepatu kayak gitu lagi trend ya?" Tanya sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyuck and his lover✔️
RandomOneshoot Haechan With others idol (bxb) Haechan Uke number one~ have fun Terima kasih yang udah baca dan kalau sempat di tekan tombol bintang nya~~ #missgendering #mpreg + Semi Baku + Lokal