Rose Petals

842 88 6
                                    

Baru baru ini gempar berita pembunuhan berantai di kota Kwangya. Pembunuh itu selalu meninggalkan kelopak bunga mawar merah diatas tubuh korbannya. Para warga kota Kwangya tentu panik akan berita itu. Mereka benar-benar ketakutan. Bahkan toko bunga banyak yang tutup karena warga protes meminta para penjual bunga untuk membuang bunga mawar mereka saking takutnya melihat bunga mawar. Se traumatik itu mereka pada bunga mawar.

Polisi dan aparat keamanan tentu tak tinggal diam. Mereka terus-terusan melakukan penyelidikan, namun nihil. Tak ada bukti yang didapat kecuali tubuh korban dan kelopak bunga mawar merah.

Disaat situasi sedang ricuh. Seorang pemuda berusia 25 tahun yang bekerja sebagai florist menghela nafas. Meratapi penjualan nya yang menurun drastis karena kasus pembunuhan berantai itu.

Nama pemuda itu adalah Lee Haechan, pemilik toko bunga 'Sun Flower dan Beauty'. 

"Aku bisa bangkrut lama-lama. Pembunuh sialan itu, tidak bisakah dia memakai benda lain saja saat ingin meninggalkan petunjuk. Kenapa harus bunga. Membuat ku rugi saja" Dumal Haechan sambil memetiki kelopak kelopak bunga mawar putih yang tak mungkin terjual itu. Lama mendumal sampai tidak sadar akan kehadiran orang lain ditokonya.

"Permisi Tuan, bisakah aku membeli bunga mu" Ucap seseorang yang tentu mengagetkan Haechan.

"Oh astaga. Maafkan aku, aku terlalu banyak melamun. Mau membeli bunga apa tuan?" Tanya Haechan dengan wajah cerah dan bahagianya. Bagaimana tidak bahagia, ini adalah pembelian pertama sejak 2 minggu.

"Aku ingin Bunga mawar merah, 30 ikat dan tolong simpan di bagasi mobil ku"

Dengan cepat Haechan melayani si pembeli. "Tuan, apa anda ingin aku menghias bunga mu. Anda membeli banyak, aku rasa anda pasti ingin mendekor untuk suatu acara"

"Tidak usah diapa-apakan. Aku memang akan menghias sesuatu. Tapi tak perlu seheboh itu sampai harus dihias. Cukup bunganya saja" Ucap si pembeli sambil tersenyum tipis.

"Oh begitu. Tunggu ya, aku akan mengambil persediaan lagi di belakang" Haechan berlari menuju pintu belakang. "Ah Tuan, stok bunga ku hanya tinggak 20 ikat. Semenjak berita kasus pembunuhan itu. Toko bunga benar-benar sepi. Jadi aku tak mau menyetok banyak bunga. Apakah anda mau 20 ikat saja?" Haechan kembali dari dari belakang sambil membawa sisa stok bunga mawar merahnya.

"Ah, aku mengerti kesulitan mu. Hanya kau satu-satunya toko bunga yang masih buka di kota ini. Jadi tak apa. Bungkus saja dan bawa ke bagasi mobil ku. Aku tunggu ya, aku akan keluar terlebih dahulu untuk menelfon seseorang" Ucap si pembeli lalu keluar dari toko bunga Haechan.

"Aa, baiklah tuan. Aku akan cepat" Haechan mempercepat kerja tangan nya. Haechan menyelesaikan semuanya dalam waktu 20 menit dan segera membawa bunga pesanan itu ke mobil sang pembeli.

Setelah semua selesai Haechan segera menemui si pembeli yang tengah duduk memainkan hp nya di deoan toko bunga. "Tuan, aku sudah menyelesaikan semua nya"

"Oh begitukah, berapa total semuanya?" Tanya si pembeli.

"Tunggu sebentar, akan aku hitung. 25 ribu won tuan" Haechan menyerahkan Nota yang telah dia buat.

"Baiklah, ini. Kembalian nya untuk mu. Dimasa sekarang seseorang telah menyulitkan seorang secantik dirimu. Aku tidak suka melihatnya" si pembeli memberinya uang lembaran 50 ribu won.

"Astaga, banyak sekali. Terima kasih Tuan..."

"Andy Park, kau bisa memanggilku Peter. Aku akan sering membeli bunga disini. Selamat Tinggal Haechan"

"B-baik tuan Andy. Terima kasih atas kebaikan mu. Aku tidak sabar menunggu mu kembali. Hati-hati dijalan" Haechan melambaikan tangannya meski mobil si pelanggan sudah berjalan.

Hyuck and his lover✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang