Akhir Cinta tak Bahagia

942 82 3
                                    

Dimalam yang gelap, seorang pemuda duduk di sebuah cafe. Pemuda itu adalah Lee Haechan, pemilik Cafe kecil di pinggir kota dengan daya tarik view persawahan.

Pemuda itu duduk merenung. Memikirkan masa lalu nya yang amat pahit. Menyisakan sakit yang sangat kentara. Perasaan nya selalu sedih berbanding terbalik dengan nama Cafe nya 'Happy and Smile'.

"Kak Taeil, kenapa harus kayak gini sih. Bukan ini yang aku harapkan. Banyak yang suka sama aku. Kenapa harus kak Taeil yang aku cinta" lirih Haechan. Sambil menangis menghadap bulan yang terang sempurna.

Moon Taeil, pria yang sangat berjasa dalam kehidupan Haechan. Sang kakak angkat yang telah merawatnya sedari ia remaja. Menyayangi Haechan bak adik kandung. Namun sialnya Haechan memiliki perasaan lain kepada kakak angkat nya itu.

"Kak, kenapa tuhan jahat banget sih. Mentakdirkan aku menjadi adik kakak tapi memberikan sebuah perasaan terlarang ini" Air mata Haechan menetes. Haechan menggigit bibir menahan suaranya agar tangis nya tak menjadi.

Ingin Haechan merubah takdir, namun ia tak bisa. Dia hanya manusia biasa. Yang dia bisa lakukan hanya mengenang masa manisnya bersama sang kakak angkat.

Bagaimana sang kakak begitu perhatian padanya. Sebagaimana sang kakak menyayangi nya.

*tulisan miring: kilas balik kejadian

"Kak nanti kalau udah besar Echan mau jadi orang kaya. Biar bunda nyesel udah buang aku. Sama banggain kakak, ibu, sama Ayah yang udah baik bawa Haechan dari bunda jahat" ucap Haechan remaja dengan semangat kepada kakaknya.

"Iya, semoga tercapai ya. Kakak bakalan bantu sebisanya. Kamu yang rajin belajarnya" Ucap Lak Taeil dengan nada tenang nya.

"Kak, gimana aku bakal tersenyum lagi. Alasan aku senyum itu kakak. Tapi sekarang kakak bahkan jauhin aku. Aku nyesel ngasih tau perasaan aku sama kakak. Kalau aku tau bakal gini jadi nya mending aku jadi adek nya kakak aja" sesal Haechan dengan tangis yang mengeras.

"kak Taeil, aku sayang banget sama kakak. Jangan tinggalin aku ya" Senyum Haechan remaja mengembang, sambil membawa piala kejuaraan bernyanyi ditangan nya. Ia memeluk sang kakak.

"Ngga bakal kakak ninggalin kamu. Kamu kan kesayangan kakak"

...

"Kak, aku sayang sama kakak" Ucap Haechan dihari wisudanya.

"Iya Haechan, kakak juga sayang sama kamu" Jawab Taeil sambil menepuk gemas kepala Haechan.

"Bukan gitu, aku cinta sama kakak. Aku ngga tau sejak kapan. Tapi perasaan itu muncul gitu aja"

Taeil memudarkan senyumnya. Menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apa? Kamu gila dek. Hapus perasaan ngga jelas kamu itu" lalu tanpa kata lagi Taeil meninggalkan Haechan. Meninggalkan Haechan yang menunduk sedih menahan tangis.

Semenjak saat itu Taeil seakan menjaga jarak dari Haechan. Tak hanya Haechan yang merasakan nya. Orang-orang terdekat mereka pun merasakan nya.

"Dek Chan, kamu bertengkar ya sama kakak mu? Ngga biasanya diem-dieman gini. Rumah jadi sepi banget, ibu ngga nyaman" Ucap sang ibu angkat, ketika dia dan Haechan tengah menonton tv bersama.

"Engga kok Bu, kak Taeil mungkin lagi sibuk aja. Makanya ngga bisa main sama aku" jawab Haechan.

"Kalau ada masalah selesaiin baik-baik ya. Kalau mau cerita ibu pasti bantuin" ucap ibu sambil mengelus kepala Haechan.

"Iya bu, aku sama kak Taeil ngga apa-apa" sang ibu hanya mengangguk lalu pamit untuk istirahat kekamarnya.

Beberapa bulan hidup dalam kecanggungan yang seperti tak berujung akhirnya hari ini adalah puncak dari semua sakit yang Haechan rasakan.

Hyuck and his lover✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang