Sebuah Norma

1K 46 0
                                    

"Haeksa, kakak suka sama kamu. Maaf tiba-tiba confess gini. Tapi kakak ngga bisa lagi mendam perasaan ini. Kalau kamu Terima perasaan kakak tolong ambil coklat ini. Kalau engga kamu buang" Seorang pria sedang mengungkapkan perasaan nya dihadapan crush nya.

Pemuda itu Haeksa Diantara. Seseorang yang sangat mencintai Marfa Mahendra. Namun ditentang dunia.

Bukan nya menjawab sang pujaan Haeksa malah menangis kencang. Menutup wajah nya dengan telapak tangan dan berjongkok.

"G-gue ngga bisa kak. Kita ngga bakal bisa. Posisi kita terlalu berbahaya. Kita sama-sama dibesarkan di lingkungan yang orang-orang nya yang adalah manusia yang taat akan aturan dan norma Tuhan. Akan sangat Hina apabila kita menjalin hubungan ini" Jawab Haeksa pada akhirnya.

"Kita bisa Sa, asal kita mau berusaha. Kita hadapi semua nya bareng. Bahkan kita bisa pergi ke negara lain. Negara yang mengizinkan hubungan kita" Marfa berusaha meyakinkan Haeksa.

"Kita ngga akan bisa kak. Secinta apapun gue sama lo. Cinta kita ngga bakal ngalahin bakti dan cinta gue kepada Tuhan. Hanya saja hamba nya ini sadang tersesat hingga mencintai seseorang yang salah. Bukan sifat nya yang salah, tapi Gender nya"

Mendengar perkataan Haeksa membuat Marfa benar-benar merasa berdosa.

"Apa kata orang nanti. Anak dari pendeta dan kepala gereja malah memiki hubungan sesama jenis. Itu menjijikan dan aib Marf. Kita mungkin akan abai sebisa mungkin. Tapi orang tua kita? Ayah aku punya penyakit jantung Marf"

Lagi lagi ucapan Haeksa seakan menusuk Jantung Marfa.

"Tapi Sa, kakak benar-benar mencintai kamu. Cinta itu bukan kesalahan. Cinta adalah cinta. Asal kita berusaha kita pasti bisa dapet restu orang tua kita" Marfa masih berusaha meyakinkan Haeksa.

"KAK, KITA NGGA AKAN BISA BERSATU" Haeksa berdiri dari posisi jongkok nya. Menatap Marfa tajam dengan sorot wajah penuh luka.

"Kita punya cinta yang kuat, tapi dunia punya Norma. Dan cinta kita ini adalah sebuah kesalahan menurut agama" Lanjut Haeksa.

Marfa ikut menjatuhkan air matanya. Menatap Haeksa penuh dengan gurat cinta namun juga kesedihan. "Haeksa, kenapa kita malang sekali. Saling mencintai namun terhalang Sebuah norma agama dan dunia"

"Kakak harus lupakan aku ya. Lebih baik kita berpisah. Aku akan pergi ke luar Negeri. Semoga setelah aku kembali dari masa belajar ku. Kita sudah menemukan jalan kita sendiri dan menjadi manusia yang lebih baik"

Tanpa menoleh lagi, Haeksa pergi dari tempat ia dan Marfa berdiri. Berjalan tak tentu arah. Mata sembab nya mengundang pertanyaan orang-orang yang tak sengaja melihatnya.

Sedangkan Marfa, ia masih disana. Di taman sepi yang gelap. Tempat mereka biasa menghabiskan waktu berdua saling berbagi suka dan cita.

Namun tak lama Marfa pergi dari sana. Pulang kerumahnya.

Beberapa hari kemudian Marfa mendengar Haeksa sudah meninggalkan Indonesia. Pergi keluar negri namun tak ada yang tau di bumi bagian mana, kecuali sang keluarga.

8 tahun kemudian

Haeksa kembali menginjakkan kakinya ke tanah kelahiran. Setelah bertahun-tahun menuntut ilmu di negri orang. Akhirnya ia bisa pulang memeluk sang ayah dan ibu dengan erat tanpa dibatasi apapun. Namun ia tak sendiri, Haeksa membawa seseorang yang spesial.

Haeksa datang penuh kejutan. Sang ayah dan ibu benar-benar bahagia akan kedatangan nya. Ia memeluk erat orang tuanya. Dan juga memperkenalkan seseorang yang ia bawa.

"Ayah, ibu. Kenalkan dia Sofia, pacar aku. Keturunan Indonesia Kanada. Cantik banget kan?" Ucap Haeksa mengundang pekikan senang sang ibu.

"Yaampun gantengnya ibu. Bawa calon kerumah juga akhirnya. Cantik banget sayang. Hai Sofia, kenalin tante ibunya Haeksa. Nama ibu Kristal dan ini ayahnya Haeksa namanya Kaivan. Panggil kita ayah ibu aja sama kayak Haeksa.

Kristal menggenggam tangan Sofia. Sofia tersenyum senang karena disambut baik oleh keluarga Haeksa.

Haeksa tentu saja senang, pacarnya diterima oleh keluarga nya. Setelah acara kangen-kangenan tadi. Haeksa pamit untuk berkeliling sekitar kompel rumah.

Berjalan kemanapun kakinya melangkah. Hingga dirinya berhenti di depan rumah seseorang yang dulu sangat spesial.

Pintu rumah itu terbuka menampilkan seorang anak kecil perempuan yang mungkin berumur 2 atau 3 tahun berlarian sambil tertawa.

"Hahaha, papa anan kedar Yaya" Teriak anak kecil itu. Seorang pria dewasa ikut keluar dari pintu itu dan berlari kecil.

Haeksa tersenyum melihat pria itu.

"Kak, kita bertemu lagi. Menjadi seseorang yang lebih baik dan kembali ke jalan yang benar" Ucap Haeksa menganggetkan pria yang bermain dengan anak kecil itu.

Pria itu menegakkan badannya dan kaget melihat Haeksa. Namun kemudian tersenyum.

"Kamu.... Apa kabar?"

"Baik kak. Kakak nampak bahagia. Saya senang"

"Ya begitu lah. Kenal kan, ini Yarana Mahendra. Anak kakak dengan Yuri. Kamu pasti kenal Yuri kan. Perempuan yang dulu mengejar kakak. Dia orang yang berhasil buat kakak sadar dan berubah"

"Seneng dengernya. Nanti aku bakal kenalin juga pacar aku"

"Kita dulu pernah tersesat. Tapi sekarang kita ngga boleh hilang arah lagi. Terimakasih pengalaman nya Haeksa. Kakak memang sudah melupakan perasaan kakak. Tapi rasa sayang tidak bisa dirubah"

"Ya begitulah. Saya juga sayang kakak. Tapi saya lebih sayang pacar saya dan orang tua saya"

Haeksa dan Marfin tertawa kemudian melanjutkan perbincangan sambil bermain dengan Yarana. Yuri maupun Sofia pun bergabung dengan mereka.

End.
Lee Haechan as Haeksa Diantara
Mark Lee as Marfa Mahendra

Woyyyy apa iniiii. Maaf sangat tidak jelas. Maaf juga kalau ada yang tersinggung atau tidak nyaman.

Aku dapet ide ini dari temen. Dan aku kembangin jadi cerita ini.

Makasi udah baca. Kalau sempet tekan bintang nya.

See Yaaa~~

Hyuck and his lover✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang