chapter 6

743 54 1
                                    

Hari ini kita tidak akan membahas karakter utama kita dan sebagai gantinya mari kita fokus ke karakter sampingan dulu.

Disebuah apartemen yang sederhana terlihat seorang gadis yang sudah rapih dan sepertinya hendak pergi untuk menikmati Minggu pagi yang lumayan indah ini.

Ice:" kau mau kemana solar?"

Yah gadis itu adalah solar, Solar berbalik menghadap belakang dan terlihat ice yg sedang berdiri sambil bersender pada dinding.

Solar:" hari ini adalah hari Minggu, hari Dimana aku bebas melakukan apa saja"

Ice pun hanya diam lalu melangkah ke arah solar, setelah sampai dia berjongkok lalu mengingatkan tali sepatu Solar yang sedikit melonggar tadi.

Ice:" jangan membuat masalah, ingat itu"

Solar punya hanya mengangguk, lalu setelah itu dia pergi untuk sekedar jalan-jalan.

...

...

...

...

...

Berpindah kekamar gempa terlihat dirinya yang terkapar di kasur akibat mabuk semalam. Kedua matanya terbuka dengan pelan.

Didepannya terlihat Taufan yang sedang bersiap-siap untuk pergi mencari pacar baru, yah dia seorang playboy.

Taufan:" kau sudah sadar kak?"

Gempa:" ya, kau yang membawa ku kesini?"

Taufan:" Tantu sajah, siapa lagi kalau bukan aku dan ngomong-ngomong bagaimana perasaan Muh dicium oleh gadis itu?"

Wajah gempa sedikit memerah karena malu, namun dirinya teringat dengan gadis bernama halilintar itu apa yang terjadi padanya itulah isi pikiran gempa.

Taufan yang sudah menebak isi pikiran kakaknya itu pun menjawab.

Taufan:" dia baik-baik saja, tidak seperti Muh yang mabuk gadis itu tidak terpengaruh sama sekali"

Gempa:" begitu yah, kau mau kemana?"

Taufan:" kau tau sifat ku kak, tentu saja mencari pacar baru mau ikut?"

Gempa:" tidak, aku ini setia tidak seperti Muh yang playboy"

Taufan yang mendengarnya bukan tersindir malah terlihat bangga.

Taufan:" yah sudah aku pergi dulu"

Taufan menutup pintu kamar gempa, dan sepertinya gempa ingin melanjutkan tidurnya lagi.

Setelah berpamitan kepada ibunya Taufan langsung naik ke mobil sport super mewah miliknya, memaju nyah cukup cepat dijalan raya.

Mengingat kejadian semalam yang mana kakaknya berciuman dengan seorang gadis cantik, membuat jiwa playboy Taufan meronta-ronta untuk mencari gadis yang sama cantiknya.

Lampu lalulintas menyala merah, Taufan memberhentikan mobilnya. Namun sebuah suara motor sport berwarna oranye putih menarik perhatiannya.

Meksiko wajahnya ditutupi oleh helm tapi Taufan tau gadis yang mengendarai pasti cantik. Lampu pun berubah hijau dengan cepat Taufan mengikuti kemana gadis itu pergi.

Taufan:" entah kenapa hatiku ingin mengikuti dia"

Motor yang di kendarai Gadis itu berhenti disebuah taman kota, Taufan juga memarkirkan motornya cukup jauh dari jarak gadis tadi.

Solar duduk disebuah kursi yang ada di taman, terlihat dirinya sedang mengambar pemandangan sambil mendengarkan lagu.

Taufan:" cantik dan suka melukis idaman ini mah"

Taufan membeli beberapa kopi panas karena udara cukup dingin pagi ini. Dengan bermodalkan sebuah kopi panas dia mendekati gadis itu.

Taufan:" permisi boleh aku duduk disini?"

Solar mendongak menatap wajah Taufan yang lumayan tampan.

Solar:" aku keuntungannya nya bagiku jika mengijinkan Muh?"

Taufan:" aku akan memberikan kopi ini, bagaimana?"

Setelah berpikir sejenak akhirnya solar mengijinkan Taufan untuk duduk, mereka berdua hanya dia sambil menikmati hangatnya kopi itu.

Solar:" aku solar siapa namamu?"

Taufan:" aku genius, miliader, playboy dan dermawan atau sebut saja Taufan"

Solar swetordop mendengar ucapan Taufan yang begitu pdnya.

Taufan:" wah gambar Muh Bagus juga yah"

Solar:" benarkah? "

Taufan:" tentu hanya perlu menyempurnakan sajah"

Solar:" kau bisa melukis?"

Taufan:" tentu apasih yang tidak bisa aku lakukan"

Taufan menarik pinggang Solar untuk duduk di pangkuan sambil memegangi tangan solar yang sedang memegang kuas.

Taufan:" jangan terlalu bergerak nanti dia bangun"

Solar pun mengangguk dan tidak bergerak, jarinya bergerak sesuai instruksi dari Taufan.

Tidak terasa mereka sudah lama dalam posisi itu. Gambar yang dibuat oleh mereka menjadi sangat indah.

Solar:" wah terimakasih karena membantuku"

Taufan:" tapi ada harganya loh?"

Solar;" harganya?"

Taufan:" berikan no ponsel Muh bagaimana?"

Solar:" hanya itu?"

Solar mengeluarkan sebuah kartu yang berisikan no ponsel miliknya dan memberikan nyah pada Taufan.

Solar:" seperti aku terlambat, Sampai jumpa lagi Taufan"

Taufan:" ah iya, Sampai Jumpa lagi"

Taufan memperhatikan punggung Solar yang semakin menjauh. Namun tiba-tiba ponsel milik Nyah berbunyi nyaring.

Taufan:" siapa sih yang nelepon ganggu ajah"

Taufan membuka ponselnya dan yang menelepon adalah Fang.

Taufan:" halo fang, ada apa?

Fang:" cepat kemari!"

Taufan:" memangnya ada apa?"

Fang:" aku menemukan sebuah flashdisk di hotel waktu itu"

Taufan:" oke, aku akan kesana"

Taufan langsung berlari menuju mobilnya berada, beberapa langkah lagi sebelum tau siapa pelaku pembunuhan itu.

( TBC)

Bersambung....

Jangan lupa untuk vote setelah membaca.

gempa x halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang