chapter 9

565 54 1
                                    

Gempa terlihat sedang mengetuk-ngetuk keningnya dengan sebuah pulpen, nampak sedang memikirkan sesuatu.

Gempa:" aku pergi dulu!"

Taufan:" mau kemana?"

Gempa tidak menjawab dirinya langsung pergi meninggalkan mereka yang hanya bingung.

Blaze:" kenapa dia?"

Fang:" Mungkin dia lapar!"

Beralih ke gempa terlihat dirinya memasuki mobilnya, lalu langsung tancap gas menuju suatu tempat.

Rahangnya tampak mengeras saat memikirkan sesuatu.

Gempa:" sial-sial!"

Gempa memukul stier mobilnya beberapa kali melampiaskan kekesalannya.

Mobilnya berhenti disebuah pemakaman umum, gempa keluar dan berjalan kearah sebuah makam.

Gempa:" hei apa kabar, maaf karena tidak bisa menyelematkan Muh"

Flashback

Disebuah tempat terlihat baku tembak antara tim gempa melawan beberapa pasukan pemberontak.

Tim Gempa nampak terpojok karena mereka kalah jumlah dan persenjataan. Satu persatu anggota pasukan gempa mulai tiada.

" Kapten.... "

Gempa melihat salah satu anggota Nyah yang sedang sekarat, banyak darah keluar dari perutnya.

Gempa:" hei bertahan lah, aku akan membawa Muh ketempat yang aman"

Gempa menyeret orang tadi menjauh dari tempat itu, mereka bersembunyi di balik batu besar.

" Kapten.... Pergilah kau harus selamat"

Gempa mendengar suara orang mendekat, dirinya terpaksa meninggalkan anggotanya itu.

Gempa bersembunyi dibalik semak, didepannya terlihat lebih dari 20 orang sedang melihat anggota nya yang sekarat.

" Dor"

Gempa menangis melihat salah satu bawahannya mati, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa dikondisi begini.

Gempa bersembunyi berjam-jam, penantian nya tidak sia-sia karena pasukan tempur khusus dikirim untuk membantunya.

Pada akhirnya gempa berhasil memenangkan perang itu tapi dirinya merasa sangat bersalah karena tidak bisa menyelamatkan timnya.

Flashback end

Gempa membuka matanya perlahan, hembusan angin menerbangkan Surai Hitam miliknya.

Gempa:" maaf tidak bisa menyelamatkan kalian, aku memang kapten yang payah"

Halilintar:" kau sedang apa? Menangisi mereka tidak akan membuat mereka hidup kembali"

Gempa berbalik kebelakang terlihat halilintar yang sedang berdiri dibelakangnya.

Gempa:" kau benar.... Kenapa kau kemari?"

Halilintar:" hanya orang bodoh yang menanyakan hal itu"

Gempa hanya mengaruk kepalanya sambil tersenyum, halilintar melangkah pergi beberapa meter dan berhenti didepan dua makam.

Gempa;" siapa mereka? "

Halilintar:" orang tua ku"

Gempa:" ah.... Maaf aku tidak tau"

Halilintar:" hn"

Gempa swetordop mendengar ucapan singkat dari halilintar. Mereka berdua nampak diam sejenak.

Halilintar:" ini!"

Gempa menatap tangan halilintar yang menyodorkan sebatang rokok kepadanya.

Gempa:" aku tidak merokok"

Halilintar nampak tertawa kecil mendengar hal itu, sementara Gempa nampak bingung.

Halilintar:" serius, Kau tidak pernah merokok?"

Gempa:" memang apa salahnya tidak merokok?"

Halilintar:" tidak apa-apa"

Halilintar menyalakan rokoknya, namun gempa merebut rokok tadi dan membuangnya.

Halilintar:" hei! "

Gempa:" jangan terlalu banyak merokok, itu tidak sehat kau tau?"

Halilintar:" kau tidak ada hak untuk mengatur ku "

Tiba-tiba gempa menarik tubuh Halilintar kearahnya, kepala halilintar tepat berada di dada gempa.

Gempa:" ya itu hak ku"

Halilintar:" lepaskan aku!"

Gempa:" tidak akan, kau tau apa yg terjadi di bar malam itu?"

Halilintar:" tidak aku sedang mabuk saat itu"

Gempa:" ku jelaskan kau mencium ku didepan banyak orang"

Halilintar:" lalu aku harus membayar mu begitu?"

Halilintar yang kesal lalu menginjak kaki gempa dengan keras.

Gempa:" awwww, itu sakit"

Halilintar langsung pergi meninggalkan gempa, gempa dengan cepat mengejarnya.

Gempa:" lili tunggu, yah dasar putri es"

...

...

...

...

...

Beralih ke Fang Terlihat dirinya sedang serius menatap layar komputer didepannya.

Fang:" dapat!":

Fang tersenyum saat melihat wajah asli dari incaran mereka, dengan begini kasus ini dapat diselesaikan.

Bersambung....

( TBC)

Jangan lupa untuk vote setelah membaca.




gempa x halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang