19. Special

224 33 3
                                    

Muka Jeffrey masih memancarkan raut tidak suka. Sedari tadi tidak ada pembicaraan di sepanjang perjalanan. Cla juga memilih untuk diam, sesekali menghembuskan napas kesal.

"Jeff, kamu marah?" tanya Clarissa

"Tidak" jawab Jeffrey

"Harusnya aku bertanya pada kamu Cla, apa kamu baik-baik saja? Apa Mama melukai kamu?" tanya Jeffrey

"Tidak, Mama kamu tidak melukai aku. Kami hanya berbincang" ucap Clarissa

"Kenapa kamu kesana? Tanpa aku lagi"

"Hanya sekali, nanti dikira aku tidak berani kesana. Apa aku harus menunggu kamu yang mengantar? Jika kamu mau mengantar jika tidak? Baru aku minta saja mungkin kamu tolak Jeff"

"Apa itu yang kamu maksud pendekatan? Supaya Mama merestui kita"

"Ya, sebagai calon harus berinisiatif Jeff. Mama kamu tidak akan luluh kalau aku hanya diam" jelas Clarissa

Jeffrey memeluk Cla dengan erat. Seniat itu Clarissa untuk meluluhkan hati Laras. Padahal Cla sendiri dulu disakiti oleh Laras. Tidak sekali dua kali tapi berkali-kali, Jeffrey sendiri sampai heran.

"Emang kamu tidak sakit hati? Mama aku sering lukain perasaan kamu loh Cla?" tanya Jeffrey

"Sakit hati ada, tapi akan pudar dengan sendirinya Jeff. Kamu beruntung masih memiliki orang untuk bersandar. Jadi muliakan Mama kamu, mumpung masih ada" ucap Clarissa

"Mama kamu melakukan itu karena dia tidak ingin anak tunggalnya memilih pendamping hidup salah"

"Iya benar" Jeffrey membenarkan ucapan Clarissa, ada alasan kenapa ibunya bertindak begitu.

"Sana pulang, aku mau bersih-bersih"

"Ngusir? Aku males pulang. Aku mau nginep ya Cla" ucap Jeffrey

"Idih numpang, mlarat Pak? Hahaha" Clarissa menyindir halus Jeffrey.

"Iya mendadak mlarat ini, kasianilah aku Nona Gumilar" ucap Jeffrey memelaskan wajah tampannya.

"Enggak cocok kamu masang muka melas"

Cup

Memberanikan diri Clarissa mengecup pipi Jeffrey. Mengecup dimple yang membuatnya gemas dari tadi, Jeffrey tampak terkejut dengan perlakuan Clarissa. Jarang-jarang Clarissa seperti itu mungkin ini kali pertamanya.

"Salah tempat Nona dan kurang lama" ucap Jeffrey

Cup
Bibir mereka bertautan saling melumat satu sama lain. Jeffrey semakin mengeratkan tangannya dipinggang Clarissa serta menahan tengkuk wanitanya. Sedangkan tangan Clarissa sudah bertengger dileher Jeffrey.

"Hah hah, Je-" belum selesai Clarissa berbicara, bibir mereka menyatu lagi. Mengulangi perbuatan yang sama seperti yang mereka lakukan beberapa menit yang lalu.

"Astaga! Tuan dan Nyonya kamar di lantai 1 semua kosong kenapa kalian melakukannya di sini!!" teriak Riska tentu membuat dua orang tersebut melepaskan tautannya. Pipi Clarissa memerah dan Jeffrey hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak tahu tempat! Tolong kasiani para jomblo"

"Apaan si Mbak, terlalu jauh mikirnya" ucap Clarissa

Walau hubungan mereka masih menggantung istilahnya tetapi itu sudah menjadi hal biasa untuk Jeffrey dan Clarissa. Mereka menjalani saja, biar mengalir seperti air jika sudah saatnya pasti akan tiba ke muara. Muara yang dimaksud adalah pernikahan.

Drttt drttt drttt
Ponsel Clarissa berdering.

"Halo"

"Ya, good morning too"

Love Each Other (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang