21. Merebut Hati

208 25 0
                                    

Tidak ada hari untuk Clarissa bersantai ria, masih disibukkan dengan segala urusan ini itu. Setelah merayakan hari ulang tahunnya 2 hari 1 malam mereka berdua kembali ke kesibukan masing-masing. Jeffrey memang semakin sibuk apalagi dengan mulainya pembangunan resort di Nusa Dua, Bali. Clarissa sendiri ada jadwal syuting tvc baru dan photoshoot untuk brand JM jewelry. Masa kontrak memang masih agak lama, kurang lebih 5 bulan lagi.

Perkembangan kasusnya dulu juga masih berjalan, Clarissa sering sengaja datang untuk melihat sidang berlangsung. Hana juga sudah mengakui semua kesalahan sesuai dengan kesepakatannya dengan Clarissa, benar saja dia tidak berani melibatkan Kaila dalam persidangan. Semua Hana yang akan menanggung, berani berbuat berani bertanggung jawab pastinya. Ah! Kaila sampai sekarang memang belum terdengar kabarnya setelah insiden pesta beberapa bulan lalu.

Perusahaan Ayah Kaila juga mengalami kemunduran dan beberapa dari karyawan memilih untuk keluar, terpaksa juga mengurangi banyak karyawan karena memang merugi besar. Mereka berdua memang menghilang bak ditelan bumi, tidak ada satupun jejak yang mereka tinggalkan. Clarissa hanya berdoa agar mereka berdua tidak kembali muncul dalam hidupnya.

Bisa menambahi masalah saja, dia sendiri masih belum menemukan keberadaan Dragon juga. Dom sendiri juga sampai sekarang belum memberi kabar terbaru untuk Clarissa. Pria itu hanya meminta uang dan uang alibinya untuk mencari Dragon. Nyatanya zonk sekali, setitik kecilpun tidak ada info.

Back to Clarissa, setelah menyelesaikan tvc dan pemotretannya dia dan Riska memutuskan untuk mampir ke mall dekat lokasi syuting. Dia butuh kopi untuk mesuport matanya yang hanya tinggal 5 watt. Syuting dimulai pukul 8 malam dan baru selesai jam 10 pagi, tentu saja tidak langsung nonstop Clarissa tidur sebentar setelah selesai tvc.

"Stt Cla, ngapain aja kalian 2 hari yang lalu? Sampai enggak kasih kabar, mana pada nyariin kamu lagi" tanya Riska

"Kepo deh Mbak Riska" jawab Clarissa

"Eh ini anak, beneran pada nyariin mana handphone kamu enggak aktif. Jeffrey ditelepon enggak diangkat, sengaja ya?" Riska mengeluarkan semua uneg-unegnya pada Clarissa.

"Lagi Netflix and Chill Mbak, mana bisa diganggu. Jeffrey paling sebal kalau ada yang mengganggunya" ucap Clarissa sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Ih anjir, ada gila-gilanya juga kamu. Kita lagi bingung nyariin kamu malah enak-enakan skidipapap sama Jeffrey" dumel Riska

"Eh gimana? Tahan berapa lama?" setelah mendumel Riska malah kepo dengan perkataan Clarissa.

"Coba deh Mbak kira-kira sendiri"

"Hahahaha muka kamu lo Mbak, hayo mikirin apaan? percaya kamu Mbak sama perkataanku?" Clarissa tertawa terbahak-bahak.

"Eh kampret! Bisa jadi siapa tau. Cuma kalian, amoeba, bakteri dan Tuhan yang tau Cla. Dosa ya ditanggung pribadi, jadi enggak aku pikirin. Tapi bagi-bagi cerita dong? Sedikitlah Hehehehe"

"Bagi apaan Mbak? Dikira roti bisa dibagi-bagi"

"Enggak sampai segitunya. Aku masih punya benteng pertahanan yang tinggi Mbak. Bisa-bisanya Mbak Riska berpikiran seperti itu" ucap Clarissa

"Cuma liburan biasa, bersantai berdua dan memang kita enggak ada pegang handphone. Catet enggak ada yang namanya ski apalah tadi yang Mbak Riska katakan"

"Lunturlah image wanita polos yang Mbak Riska bangun bertahun-tahun. Enggak polos juga si, udah main ke club juga mabora-mabora hahahaha"

"Heh! Jangan keras-keras ketawanya malu" ucap Riska

"Kalau Mbak Riska kepo nikah lah, kalau enggak cari pacar yang serius. Ga betah apa jomblo terus"

"Kek kamu ga jomblo aja, heh jomblo dikira gampang nyari cowok buat diajak komitmen" ucap Riska

Love Each Other (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang