Clarissa hanya duduk terdiam, dia belum mengeluarkan sepatah kata apapun. Takut khawatir itu yang Cla rasakan sekarang. Bagaimana bisa dia ketahuan masuk ketempat itu.
"Cla, kamu mau menjelaskan apa?" Tanya Jeff, ya pria itu yang Cla todong pistol tadi. Respon yang baik memang karena perbuatan Jeff itu mengancam Cla. Menarik tangan tanpa permisi membuat Cla terkejut memang.
Brak
"Bagaimana bisa kamu punya benda ini Cla?" Jeff melemparkan pistol itu ke meja. Glock meyer 22 pistol yang dimiliki oleh Clarissa.
"Kamu tidak mau menjawab dan terus diam membisu?" Jeffrey menaikan nada bicaranya. Cla merasa takut untuk membuka suara. Ini kali pertama Jeff terlihat sangat marah seperti itu
"I--tu ha--diah" cicit Clarissa yang masih bisa terdengar oleh Jeff.
"Siapa yang memberi hadiah seperti itu Cla, kamu bergaul dengan siapa sebenarnya. Pistol itu bisa membunuh seseorang Cla jika kamu menarik pelatuknya" ucap Jeff dengan penuh penekanan, tubuh Cla bergetar jujur dirinya sangat takut sekarang.
"Ini yang kamu bilang menyelesaikan sesuatu? Kamu tahu tidak HAH! bar yang kamu masuki itu banyak sekali orang berbahaya" teriak Jeffrey
"PERNAH TERPIKIR TIDAK KALAU KAMU BISA MATI CLA" Jeffrey mengakhiri ucapannya dengan nafas memburu.
"Hiks hiks iya aku tahu semuanya Jeff. Resiko saat aku masuk kesana" pertahanan Cla runtuh iya menangis.
"Apa yang sebenarnya kamu cari Cla?" Tanya Jeff
"Sesuatu Jeff, sesuatu penting tentang hidupku dan orang lain hiks hiks" jawab Cla
"Bisakah kamu tidak membuatku khawatir" ucap Jeff pelan meninggalkan Cla di ruang tamu penthousenya.
Hiks
Hiks
Hiks
Hanya tangisan Cla yang memenuhi penthouse Jeff. Dia memilih membenamkan mukanya mengeluarkan semua sesak di dadanya.
Ting
Suara handphone Cla menandakan pesan masuk*Mb Riska*
Sorry Cla, aku yang ngasih tahu Jeff 🙏
Hembusan nafas kasar yang keluar dari bibir Cla, dia mengerti Mbaknya itu sangat khawatir padanya. Wanita itu tidak ingin Cla terluka atau menimbulkan masalah. Clarissa pun ketiduran dalam rasa capek dan tangisnya.
.
.
.
Hal pertama yang Cla lihat bukan lah lampu kristal yang ada diruang tengah penthouse Jeff. Dia terbangun disebuah ruangan, kamar tidur Jeff tepatnya. Pakaiannya masih sama tapi mungkin riasan wajahnya sudah seperti badut.
"Kemana pria itu, apakah Jeff sudah pergi bekerja?" Batin Cla
Tidak tahu diri memang, seharusnya tadi malam dia pergi dari sini. Cla yakin Jeff pasti masih marah, ya ampun kenapa masalah percintaan menjadi agak rumit seperti ini.
Cla segera membereskan semua barangnya dan pergi dari penthouse Jeffrey. Baru saja dia memijakkan kaki di lantai bawah dia disuguhi pemandangan Jeff yang sedang membuat masakan.
Haruskah Cla pamit atau langsung pergi saja? Pertanyaan itu muncul dipikiran Clarissa."Mau kemana?" Jeffrey membuka suara melihat Cla berlalu melewati pria itu.
"Pulang" ucap Cla tanpa menatap muka Jeff.
"Hari ini kamu di sini dan jangan harap bisa keluar dari sini, masih banyak yang harus kamu jelaskan" Ucap Jeff
"Bukankah begitu Cla?" Lanjut Jeff, tidak ada jawaban dari Clarissa yang hanya berdiri mematung.
"Makan, akan ada banyak pertanyaan yang harus kamu jawab nanti" Jeff menyodorkan sepiring nasi goreng buatannya.
Tes
Tes
TesAir mata Cla keluar tanpa perintah, bagaimana bisa pria dihadapannya itu memperlakukan dia seperti ini. Setelah semalam Cla dibentak-bentak tanpa ampun. Apakah pria juga mengalami perubahan mood yang ekstrem? Pertanyaan itu yang terus berputar memenuhi otak Clarissa.
"Kenapa kamu perduli padaku setelah semalam membentak-bentak aku membabi buta" ucap Clarissa, dia masih sebal dengan perlakuan Jeff semalam.
"Sorry, aku kehilangan control Cla. Pastinya aku sangat takut kehilangan kamu" ucap Jeff, matanya mengisyaratkan kekhawatiran.
"Habis ini kamu bersih-bersih dan kita harus segera berbicara"
"Berbicara apa lagi, bukankah tadi malam sudah sangat jelas" jawab Cla
"Kamu pikir hanya alasan itu aku bisa percaya Cla? NO! Jangan coba-coba bohong padaku" kilatan kemarahan muncul dimata Jeff.
"Apakah aku harus jujur pada Jeff?" Kata Cla dalam hati kecilnya.
Seperti perintah Jeff tadi di sinilah Cla sekarang di ruang kerja Jeff. Pria itu sedang menyelesaikan beberapa meeting melalui sambungan video. Jeff tampak tampan duduk di kursi kerjanya mengenakan setelan jas dan tidak lupa kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Mengagumi ciptaan Tuhan memanglah menyenangkan.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Jeff
"Memang tidak boleh?" Tanya balik Clarissa
"Boleh, tapi tatapan kamu itu tatapan mengagumi" ucap Jeff yang benar-benar tepat sasaran. Benar-benar malu Clarissa karena ketahuan mengagumi wajah Jeff.
"Em, kamu mau tau apa memang?" Ucap Cla mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa kamu ke bar itu?" Tanya Jeff
"Sudah aku bilang Jeff sesuatu penting bagi hidupku" jawab Cla
"Sepenting apa sampai taruhannya nyawa Cla?" Ucap Jeffrey diikuti dengan tatapan mata yang tajam.
"Sangat penting Jeff, sesuatu itu adalah potongan dari hidup masa lalu aku"
"Aku ingin tahu, apakah aku itu anak yang memang tidak beruntung atau sengaja dibuat tidak beruntung"
"Aku ingin tahu siapa keluargaku Jeff, apakah mereka masih hidup atau sudah mati" ucap Cla dengan menambahkan sedikit kebohongan.
"Kalau mereka mati apakah mati dengan wajar atau dibuat-buat oleh seseorang yang tidak suka dengan keluargaku"
"Apakah aku sengaja dibuang? Apakah aku tidak di harapkan? Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu muncul diotakku Jeff" ucap Clarissa
Jeffrey hanya diam mendengar semua pertanyaan dari Clarissa. Mungkin Jeff tidak pernah terpikirkan tentang hal itu. Bagi Cla pertanyaan itu lah yang sering muncul dari sejak awal dia tinggal di panti. Dia memang memendamnya sendiri di luar terlihat Cla ceria, bahagia seolah tidak ada pikiran. Kenyataannya berbanding terbalik sekali bukan.
"Terserah pada kamu Jeff, mau kamu percaya atau tidak" ucap Cla
"Kenapa kamu tidak berbagi pada aku Cla? Kamu bisa menyuruhku mencari informasi" ucap Jeff
"Berbagi apa? Apa harus aku berbagi rasa yang tidak bisa kamu rasakan Jeff itu maksudmu? Itu masalah hidupku tidak ada yang bisa merasakan selain diriku sendiri" jelas Cla
Jeff mendekat membawa tubuh mungil Cla kedekapannya. Menyalurkan rasa nyaman untuk Cla, gadisnya itu sudah banyak melalui berbagai macam cobaan hidup yang tidak semua orang bisa rasakan.
"Sekarang cobalah berbagilah padaku Cla. Berbagi sedih, senang, suka dan duka dengan aku. Gunakan aku semau kamu" ucap Jeff
"Jangan pernah kamu memendamnya sendiri Cla" lanjut Jeff
.
.
.
Follow instagram akun : hi_jhyuraTBC
Terima kasih telah membaca Love Each Other. Jangan lupa vote, share dan follow akun aku jika kalian suka dengan cerita aku. Ramein kolom komentar guys.Stay safe semua dan juga patuhi protokol kesehatan.
JH
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Each Other (END)
Ficción GeneralSepasang mantan kekasih yaitu Nickolas Jeffrey Manendra dan Clarissa Kanaya yang cerita cintanya belum usai. Harus dipertemukan kembali di sebuah projek yang sengaja dibuat oleh Jeffrey. Di sini juga perjalanan mencari kebenaran, perjuangan cinta da...