17. Rapat

240 31 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana rapat direksi dan pemegang saham akan dilaksanakan. Clarissa sudah siap dengan setelan formal berwarna salem dan dipadukan dengan heels putih setinggi 7 cm. Dia sekarang berada di sebuah ruang menunggu perintah untuk masuk ke ruang rapat. Reynold Bathara memang sedang membuka dan menyampaikan beberapa pidato.

Nervous memang dirasakan oleh Clarissa. Tidak henti-hentinya dia meremas tangannya sendiri. Pintu ruangan terbuka menampilkan Gilang yang mengisyaratkan bahwa sudah waktunya Cla masuk ke dalam ruang rapat. Memasuki ruang rapat semua mata tertuju pada Clarissa, beberapa orang memberi hormat kepadannya.

Satu persatu pertanyaan diajukan pada Clarissa. Dia dengan tenang menjawab pertanyaan yang diajukan dilengkapi dengan bukti yang sudah disiapkan. Rangga memperlihatkan semua bukti yang sudah dikumpulkan, bukti tersebut membungkam orang-orang yang meragukan Clarissa.

"Apakah ada pertanyaan lagi?" tanya Clarissa, matanya mengamati satu persatu orang yang di sana.

"Kalau begitu saya akan bertanya" ucap Clarissa

"Bagaimana bisa laporan keuangan terdapat perbedaan yang diluar nalar?" Clarissa menampilkan laporan keuangan versi yang dia buat dan versi perusahaan.

"Ada yang bisa menjelaskan? Mungkin bagian keuangan"

"Memang seperti itu adanya Bu Clarissa, saya membuat laporan sesuai dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan" jawab Faisal

"Bagaimana bisa pengeluaran bisa membengkak? Bahan-bahan yang dibeli saja memiliki kualitas dibawah bahan yang sering kita pakai?"

"Aa ---" belum sempat menjawab Clarissa sudah memotong perkataan dari Faisal.

"Beberapa kolega mengeluhkan bahan-bahan yang dipakai kualitasnya jelek, apakah anda tahu itu? atau anda tidak ingin tahu?" tanya Clarissa lagi

"Aa bahan yang mungkin ada faktor lain yang menyebabkan bahan menjadi jelek Bu"

"Faktor lain ya? Nyatanya bahan itu memang jelek! Harganya saja jauh! Kenapa nota pembelian sama dengan bahan bagus?" perkataan Cla membuat Faisal terdiam seribu bahasa.

"Lari ke rekening kamu ya uangnya" ucap Reynold

"Saya heran perusahaan kurang memperhatikan pegawainya seperti apa? Gaji yang layak, asuransi, transportasi dan fasilitas yang lain tapi masih ada yang berani melakukan korupsi?" teriak Reynold di hadapan para direksi dan pemegang saham. Rapat ini memang dihadiri semua karyawan Gumilar Group.

"Maafkan saya Pak, saya khilaf" ucap Faisal yang bersimpuh di hadapan Reynold.

"Saya sangat kecewa dengan anda, prestasi anda yang sangat gemilang runtuh seketika"

"Kemasi barang-barang anda, anda saya pecat" ucap Clarissa

"Saya meminta maaf Bu. Tolong jangan pecat saya, tolong beri kesempatan saya sekali lagi" ucap Faisal

"Sudah untung kamu hanya dipecat, tidak dilaporkan ataupun mengembalikan uang. Jadi silakan kemasi barang-barang anda" ucap Reynold

Clarissa memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Berurusan dengan uang membuat rambutnya akan cepat memutih. Dia beruntung diberi warisan sebanyak ini, bukan untuk foya-foya tapi untuk hidup kedepannya. Bagaimana dia harus mempertahankan apa yang telah didirikan oleh keluarganya. Tidak menyia-nyiakan perjuangan mendiang orang tuannya.

"Saya harap kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi kedepannya"

"Kita akhiri rapat hari ini" ucap Clarissa

Selesai rapat Clarissa langsung ingin pulang ke rumahnya. Dia ingin balas dendam karena beberapa hari ini waktu tidurnya berkurang. Keluar gedung Gumilar Cla disambut Jeffrey yang tersenyum lebar. Pria itu memakai setelan jas kantornya, ya benar Jeff memang tadi ke kantor.

Love Each Other (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang