Prolog

153 52 112
                                    

Di sebuah hutan. Nampak seorang gadis berambut pirang tengah berlari dengan kecepatan penuh, menembusi setiap semak-semak belukar yang berada di depannya dengan nafas yang terengah-engah.

Raut gadis itu terlihat begitu ketakutan ketika setiap kali menoleh ke arah belakang.

Seakan-akan ia tengah di ikuti oleh sesuatu yang membuatnya harus melarikan diri sejauh mungkin.

Ia tidak perduli jika harus menginjak sesuatu yang akan melukai kakinya di bawah sana. Yang ia pikirkan sekarang adalah ia ingin lolos dari kejaran mahluk yang sedang mengikutinya sekarang.

Dengan keringat yang sudah membanjiri, dan dada yang terasa sesak saat berlari. Ia berharap bahwa sosok yang menakutkan tersebut berhenti mengikutinya.

Kini ia merasa sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk terus berlari, sebab semua tenaga yang dia miliki sudah ia kerahkan sedari tadi agar bisa berhasil lolos dari kejaran sosok tersebut.

Otot-otot kakinya terasa menegang. Keadaan tersebutlah yang membuatnya benar-benar tidak sanggup untuk berlari terlalu jauh lagi di hutan yang sangat luas itu.

Tentu dia bukan seorang pelari atau atlet luar biasa lainya. Dia hanyalah seorang gadis lemah yang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.

Sungguh ia tidak sanggup.

Namun, jika ia berhenti. Sosok mengerikan tersebut akan segera mendapatinya, dan jika itu terjadi, mahluk mengerikan tersebut mungkin tidak akan segan-segan langsung membunuhnya.

Tentu, siapa pun yang akan berada di posisinya, pasti akan memilih untuk melarikan diri seperti dirinya, meskipun mereka harus menyeret kaki mereka sekali pun.

Tepat, ketika ia merasa bahwa mahluk tersebut telah jauh tertinggal di belakangnya, ia bergegas masuk ke dalam lubang sebuah batang pohon besar yang telah roboh ke tanah dan menyisakan lubang yang menganga untuk ukuran tubuhnya.

Kebetulan ia menemukan keberadaan pohon tersebut sedang tertutup oleh rerumputan dan ribuan dedaunan yang jatuh di sana, sehingga jika tidak di lihat dengan seksama maka keberadaan batang pohon tua itu tidak akan terlihat dengan jelas.

Di dalam sana, gadis itu berusaha mengatur nafasnya dan meredamkan detak jantungnya yang menggila karena ketakutan yang begitu menguasainya.

Ia benar-benar sangat ketakutan sehingga tubuhnya tak bisa lagi mengontrol gemetar di tubuhnya.

Tetapi, belum juga ia mengatur nafasnya dengan baik, telinganya sudah menangkap langkah kaki berat yang tengah mendekati tempat tersebut.

Ketakutan kembali menyergapnya, sehingga dengan cepat ia membekap mulutnya sendiri untuk bisa membungkam gumaman-gumaman kecil yang lolos dari mulutnya.

Ia bahkan menahan nafas ketika langkah kaki tersebut berhenti di dekat tempat persembunyiannya.

Sekarang ia akan benar-benar berakhir bila makhluk tersebut mendapati tempat dimana ia sedang bersembunyi.

Di saat seperti itu, gadis itu meruntuki dirinya sendiri karena merasa sangat bodoh sudah meninggalkan pria yang mau menampung dirinya di hutan yang tak berujung tersebut.

Entahlah. Bahkan ia sendiri tidak tau nama pria tersebut. Yang ia ketahui pria tersebut terlihat aneh dan hanya berekspresi datar jika ditanya, ia juga memiliki sifat yang tidak ramah.

Tapi, jika saja lelaki itu mau jujur mengenai tempat tersebut dan tidak mengacuhkan setiap perkataanya, mungkin ia mau mengikuti perkataan yang terkesan semena-mena dari pria itu.

Dan sekarang ia benar-benar terjebak di hutan yang tak berarah ini bersama sebuah makhluk mengerikan yang tengah mencarinya sekarang.

Namun, setelah ia menunggu beberapa saat, langkah kaki tersebut akhirnya beralih menjauh dari tempat persembunyiannya.

Sehingga hal tersebut membuatnya benar-benar bisa bernafas dengan sangat legah.

Merasa keadaan sudah lebih baik, gadis itu perlahan-lahan merangkak keluar dari sana sembari matanya mengawasi sekeliling.

Melihat tidak ada lagi keberadaan sosok tersebut, ia langsung mengambil langkah lebar meninggalkan tempat persembunyiannya itu sebelum sosok tersebut kembali menemukanya.

Ia tidak punya pilihan lain selain kembali ke kediaman pria nan dingin itu, untuk memintanya menunjukan padanya bagaimana caranya ia bisa kembali pulang ke rumahnya.

Mungkin pria itu masih belum merubah pikirannya setelah ia mencoba melarikan diri untuk menemukan jalan pulang sendiri seperti ini.

Ya. Hutan ini ternyata sangat mengerikan dari pada yang ia duga sebelumnya.

Gadis itu berjalan sembari sesekali menoleh kearah belakang, takut bila sosok tersebut akan muncul lagi.

Namun, ia tidak sadar bahwa ketika pandanganya terus mengalihkan ke arah belakangnya, justru membuatnya tidak menyadari bahwa ada sebuah sesesok yang tengah menunggunya di depan.

Hal tersebut sontak membuatnya terkejut hingga secara refleks ia bergerak mundur dengan ekspresi yang di penuhi ketakutan.

Kali ini sosok tersebut lebih mengerikan dari pada sosok yang ia temui sebelumnya.

Jika sosok sebelumnya memiliki badan kekar dan berwajah melepuh serta tangan yang terpahat seperti benda tajam, sosok kali ini lebih menyerupai iblis dengan dua tanduk merah di kepalanya serta dua bola mata tajamnya yang hampir mirip seperti tanduknya.

Gadis itu segera berbalik dan hendak ingin melarikan diri lagi. Namun, dalam sedetik itu juga sosok tersebut sudah berada di depannya, menghadangnya sembari menyeringai menunjukan gigi runcingnya. Mahluk tersebut nampak terlihat begitu senang mendapati sosok mangsa seperti dirinya.

Gadis itu semakin membelak ketika lehernya mendadak di cekik dengan kuat oleh mahluk tersebut sehingga terlihat tulang lehernya akan segera patah detik itu juga.

Namun, mahluk tersebut langsung melempar gadis itu hingga ia menubruki batang pohon di belakangnya.

Kini gadis tersebut terlihat sedang berusaha bangkit sembari terbatuk-batuk di tanah, lalu dengan cepat menggunakan kedua pergelengan tangannya untuk menyeret tubuh lemahnya saat ia menyadari sosok tersebut sudah bergerak mendekatinya.

Teriakannya hanya bisa tenggelam di tenggorokanya bersama air matanya ketika rambutnya ditarik dengan kasar oleh sosok tersebut, hingga membuatnya kembali berhadapan dengan tubuh tegap yang tengah di baluti mantel panjangnya itu.

Lehernya kembali di cekik seperti sebelumnya, dan meskipun ia berusaha untuk memberontak, ia sama sekali tidak memiliki kekuatan yang sebanding dengan mahluk mengerikan tersebut.

Ia tidak bisa membela dirinya atau pun berteriak ketika kuku-kuku dari sosok itu menancap ke dalam dadanya dan meraih sesuatu di dalam sana. Yang mampu ia tunjukan hanyalah ekspresi melonggo terkejutnya.

Darah mulai merembes keluar hingga mengotori kaos putih yang tengah di pakai gadis itu. Mahluk tersebut terkekeh senang sembari menarik keluar jantung yang di miliki gadis itu.

Ia berguman senang menatap jantung yang terlihat masih berdetak di tangannya itu, kemudian melepaskan tubuh tak berdaya tersebut hingga jatuh ke tanah.

Setelah melirik tubuh tak bernyawa itu, sosok tersebut langsung bergerak menjauh hingga ia menghilang di balik semak-semak.

Setelah kepergian sosok iblis itu, munculah sosok seorang pria, sosok pria tersebut terlihat normal dengan balutan kameja lusuh dan juga celana jens panjangnya.

Ia menatap tubuh gadis itu dengan tatapan dingin, namun ada sedikit guratan kesedihan yang terlihat sedang berseteru di wajah dinginnya itu.

Ia menghela nafas berat, kemudian berjongkok di samping tubuh tak bernyawa tersebut, lalu sebelah tangannya terangkat menyentuh salah satu tangan gadis itu. Tak lama kemudian tubuh gadis itu berubah menjadi kepingan-kepingan cahaya yang berterbangan dan menghilang di udara.

¤¤¤¤¤¤¤¤

Hai👋

Gmna kesan klian mengenai cerita ini?

Next or not?

Shadow Island (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang