Akhirnya mereka menghentikan perjalanan mereka ketika menemukan sebuah sungai yang kebetulan terletak tak jauh dari tempat keberadaan mereka saat itu.
Cherly merasa seperti kembali hidup setelah ia meminum beberapa tegukan dan mencelupkan tubuhnya ke dalam air yang terasa dingin namun menyegarkan itu. Ia berdiam diri di sana, menikmati sensasi dingin yang melegakan serta melemaskan otot-otot tubuhnya yang semula di paksa untuk terus bergerak.
Matanya yang terpejam membuka dan menemukan keberadaan Peter juga Piper sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Jika Piper sedang memantau sekeliling meloncat dari bebatuan hingga ke bebatuan lain, Peter malah terlihat fokus ingin menangkap ikan dengan tombak di tangannya.
Sungai tersebut sangat jernih dengan arus yang mengalir cukup deras dari titik ujung teratas yang tak bisa di jangkau oleh penglihatan Cherly hingga ke tempat keberadaan mereka saat ini. Tentu ia tak bisa melihat keseluruhannya karena ujung dari sungai tersebut tertutup oleh rimbunan pepohonan dan bebatuan besar yang ada di sana. Sungai tersebut juga terlihat memiliki kolam-kolam yang cukup dalam sehingga kemungkinan mereka bisa menemukan ikan-ikan yang tengah bersembunyi di sana.
Cherly tengah terduduk di salah satu kolam yang agak dangkal seraya memerhatikan bagaimana lelaki itu mengunakan tombak di tangannya untuk menangkap ikan. Dan ya, tak lama dari pengamatan yang terkesan tenang dari lelaki itu membuatnya berhasil menombak salah satu jenis ikan nila tepat mengenai perutnya.
Terlepas dari memerhatikan Pria itu, ia jadi ingin mencoba menangkap ikan berukuran sedang yang tengah berenang tak jauh dari keberadaannya saat ini menggunakan kedua tangannya. Namun, ternyata itu tidak semudah yang di perkirakan Cherly. Ikan-ikan itu begitu gesit menghindarinya. Mereka terlihat seolah sedang berdiam di tempat seraya menatap Cherly, namun, ketika ia mencoba meraup mereka, ikan-ikan itu langsung menghindar dengan cepat.
Ia mendesah lelah dan menyerah, bangkit kemudian mendekati lelaki itu. Ada tiga ekor yang telah berhasil ditangkap oleh pria itu.
"Apa kau tak berencana untuk tinggal di sini lebih lama?" Tanya Cherly setelah mengalihkan pandangan dari ketiga ikan yang tengah sekarat di atas tanah itu.
"Kenapa? Apa kau sedang berencana ingin tinggal disini?" Tanyanya balik, setelah sejenak menoleh kearah Cherly.
Sejujurnya jika memilih untuk tinggal atau melanjutkan perjalanan lagi, ia tentu memilih opsi pertama, karena jika ia memilih untuk mengelak pertanyaan lelaki itu demi egonya, sama saja hal tersebut akan bertentangan dengan kondisi mereka saat ini. Mereka butuh beristirahat. Lagi pula sampai kapan mereka akan terus berjalan, hari sudah mulai beranjak sore.
"Tidak masalah jika kau ingin kita
bermalam di sini, karena aku juga sedang mempertimbangkan ide seperti itu."Lelaki itu kembali berbalik dan mulai fokus memerhatikan keberadaan ikan-ikan yang ada di sana lagi, hingga Cherly bergerak semakin mendekat dan berdiri di samping lelaki itu guna mengetahui bagaimana cara lelaki itu mendapati ikan-ikan tersebut.
"Pegang ini" Kata pria itu tiba-tiba seraya menyodorkan tombak itu kearah Cherly.
Meski agak bingung ia tetap mengambilnya.
"Sekarang aku ingin melihat sejauh mana kemampuanmu menangkap ikan di sana menggunakan tombak itu"
"A-aku?" Tunjuknya pada diri sendiri dengan ragu.
"Ya, kau harus mencobanya"
"Kau tau sendiri, aku mana mungkin bisa melakukannya dengan mudah sepertimu. Itu tidak akan berhasil"
"Bagaimanapun hasilnya, lakukan saja." Titahnya dengan wajah serius.
Cherly tidak dapat lagi mengelak, perkataan lelaki itu ada benarnya, ia hanya perlu mencobanya dan tau sampai dimana kemampuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Island (Hiatus)
FantasyCherly Agleria tak pernah menyangka bahwa sebuah kalung berbentuk unik yang tidak sengaja ia temukan di toilet sekolah, akan mengantarkannya pada situasi yang amat sulit. Secara tak terduga ia terjebak dalam sebuah pulau misterius yang membuatnya ma...