Kaki Cherly berpacu cepat menembus udara. Tubuh langsing berkulit putih polos yang hanya berbalut pakaian dalam itu, kini menerobos cepat apapun yang menghalanginya di depan. Bahkan jika pun ia sempat menabrak batu atau kayu, ia akan berusaha menyeimbangi dirinya, maupun cepat-cepat bangkit untuk kembali berlari lagi.
Otaknya bagaikan terkontaminasi. Tak ada yang di pikirkan nya lagi selain menyelamatkan diri dari jangkauan mahluk mengerikan itu. Ia bahkan tak tahu arah mana yang tengah menjadi pelariannya sekarang.
Sebelumnya, dirinya berpikir dengan berlari ia masih memiliki kemungkinan untuk bisa selamat. Nyatanya langkah berat dan besar itulah memudahkannya menyusul keberadaan Cherly saat ini. Cherly bahkan tidak bisa menemukan tempat persembunyian lain selain terus melarikan diri.
Nafasnya memburu di udara, dadanya sesak, rongga dadanya serasa ingin meledak karena menahan segala tekanan. Sesekali gadis itu menyempatkan diri menoleh ke belakang. Kengerian juga ketakutan semakin terpatri di wajahnya. Bagaimana tidak, jarak monster tersebut dengan dirinya tidak bisa di bilang begitu jauh. Ia bisa tertangkap dalam sewaktu-waktu oleh tangan besar yang kini tengah berada di belakangnya itu.
Gadis itu juga tidak bisa menahannya lagi dan menjerit panik tak terkontrol melihat tangan besar itu berusaha menggapainya meski ia sudah menambah kecepatan larinya.
Namun, itu ternyata tidak membantu. Si giant itu berhasil menggapai rambut Cherly dan menariknya kuat, hingga sontak membuat Cherly terhempas kebelakang menahan kesakitan dengan posisi yang hampir terjatuh ke tanah.
Gadis itu berteriak kesakitan, mencoba menetralisir rasa sakit di kepalanya dengan berusaha berdiri semampunya seraya menarik kembali rambutnya yang tertarik ke atas. Bahkan ia harus menjinjit mengikuti tinggi monster itu demi mengurangi rasa sakit yang di alaminya.
Dada Cherly naik turun dengan cepat. Tubuhnya bergetar karena ketakutan. Jantungnya berdentum tak karuan menyadari monster itu malah menatapnya dengan seksama, seolah sedang menelisik asal usulnya. Hingga tatapannya jatuh pada kalung yang terlilit di leher Cherly.
Menyadari benda tajam panjang yang melekat di tangan monster itu tengah terangkat naik kearahnya, Cherly reflek memberontak dengan brutal. Ia berusaha menendang dan memukul secara tak terkendali, hingga membuat monster itu kewalahan. Menarik diri meski harus membiarkan rambut lainnya yang masih tergenggam oleh si giant itu terlepas begitu saja dari kulit kepalanya. Saat ia pikir ia memiliki kesempatannya untuk meloloskan diri, monster tersebut dengan cepat beralih menghantam kepalanya hingga Cherly kembali jatuh menabrak tanah.
Kepala Cherly berdenyut nyeri, diikuti pening yang semakin membuat penglihatannya menjadi tidak jelas. Meski begitu ia masih ingin berusaha menyeret tubuhnya menjauh.
Sayangnya, si giant itu tidak memberikan kesempatan untuk Cherly begitu saja. Ia langsung menarik bahu gadis itu dengan kasar, membuatnya berbalik hingga terlentang di atas tanah, kemudian menduduki perut gadis itu. Hal tersebut membuat Cherly tidak bisa bergerak maupun menyeret tubuhnya pergi. Ia terbatuk-batuk lemah kala tenggorokannya di cekik kuat. Kesadarannya kembali, namun, nafasnya hampir berakhir. Tangannya berusaha melawan dan mencari-cari panik apapun yang bisa membantunya.
Saat ia tengah berusaha menggapai salah satu kayu yang akan ia gunakan untuk menusuk mata monster itu, ia di buat terkejut mendapati sebuah tombak entah berasal dari mana telah tertancap kuat di tengah-tengah leher monster itu hingga darah hitam kental milik monster itu menetes jatuh mengenainya.
Beberapa detik kemudian, monster itu berbalik kebelakang seraya menggenggam tombak yang tertancap di lehernya itu, otomatis cengkeramannya pada leher Cherly terlepas. Cepat-cepat ia raup udara ke dalam paru-parunya. Ia masih tidak bergerak. Karena jika ia bergerak sedikit saja, dirinya yakin monster itu akan beralih kearahnya dan tak segan-segan menghujaminya dengan salah satu tangan berbenda tajam pajang miliknya yang berada tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Island (Hiatus)
FantasyCherly Agleria tak pernah menyangka bahwa sebuah kalung berbentuk unik yang tidak sengaja ia temukan di toilet sekolah, akan mengantarkannya pada situasi yang amat sulit. Secara tak terduga ia terjebak dalam sebuah pulau misterius yang membuatnya ma...