Part-3

95 49 80
                                        

Cherly berjalan di koridor dengan membawa tas kecil berisi bekal juga beberapa buku di kedua tangannya. Ia baru saja dari kelas dan ingin mengembalikan buku-buku tersebut ke perpustakaan, sekaligus ia akan makan siang di sana.

Sekarang ia bisa bernafas lengah. Karena tugas-tugasnya sudah ia serahkan tepat waktu. Ia merasa sangat bersyukur karena guru-gurunya mau memberi sedikit waktu untuk mengerjakan kembali tugasnya. Mereka sangat memercayainya. Dan dia tentu tidak akan mengecewakan mereka.

Kini ia akan makan siang di perpustakaan. Ia memang sering makan siang di sana. Dia akan membawa bekal dari rumah dan menikmatinya di pojok paling belakang dari barisan-barisan rak buku di perpustakaan tersebut. Menurutnya tempat tersebut adalah tempat ternyaman karena ia bisa menikmati makanannya dengan tenang.

Meskipun di perpustakan tersebut melarang siapapun membawa makanan kesana, Cherly tetap diperbolehkan untuk menggunakan tempat tersebut. Karena ia sudah berjanji kepada pengurus bahwa ia tidak akan membiarkan remah sekecil apapun bercecer di sana.

Cherly tidak akan pergi ke kantin. Terakhir ia pergi ke sana satu tahun yang lalu. Saat itu ia di lempari sup basi yang di isi ke dalam pelastik. Sup tersebut langsung mengenai wajah dan membasahi pakaian yang ia kenakan dan juga tidak lupa pada napan berisi makanan yang ia genggam waktu itu.

Tentu semua orang yang melihatnya dalam keadaan seperti itu tidak sedikit yang menertawainya. Sejak saat itu ia tidak ingin menginjakan kakinya lagi di sana. Karena ia tidak ingin moment tersebut terulang dan kembali di lihat oleh Lucas.

Itu adalah moment pertama kali ia dibuli oleh Grace dan yang lainya, dan itu jugalah moment paling memalukan yang ia terima untuk pertama kalinya di sekolah itu.

Cherly tidak tau bagaimana ia bisa bertahan di sekolah tersebut. Namun, yang pastinya ia memiliki sesuatu di dalam dirinya yang sering tidak di saudarinya. Seperti, sebuah intuisi atau firasat yang kuat bila sewaktu-waktu mereka ingin mencelakainya, atau berbuat sesuatu yang diluar batas.

Ya. Dia memiliki keistimewaan tersebut. Ia bisa merasakan apa yang akan terjadi padanya kedepannya melewati intuisi tersebut. Jika sewaktu-waktu itu terjadi, entah kenapa tubuhnya lah yang bereaksi lebih dulu menyelamatkan dirinya dari pada logikanya. Cherly tidak tau persis apa yang membuatnya seperti itu. Tetapi dirinya bersyukur bahwa ia bisa menghindari setiap rencana jahat yang ingin mereka lancarkan kepadanya.

Seperti bagaimana sewaktu dirinya di beri tahu oleh salah satu siswa kelas lain, bahwa ia di suruh ke gudang untuk mengambil cadangan buret yang di simpan oleh Mr. Albert di sana. Firasatnya menjadi tidak enak. Ia tidak langsung buru-buru ke sana, tetapi ia beralih mendatangi guru kimianya itu dan menanyakan apa benar beliau menyuruhnya mengambil benda tersebut. Namun firasat tidak enaknya tersebut, benar. Beliau sama sekali tidak menyuruh siapa pun untuk mengambil benda tersebut di gudang.

Sebuah peringatan akan muncul di benaknya bila ia merasa ada yang tidak beres, hingga tidak jarang juga ia bisa lolos dari cekraman rencana-rencana mereka. Namun, tidak sepenuhnya juga ia bisa lolos dari perlakuan semena-mena yang dilakukan oleh mereka padanya di tempat umum.

Bruuk!

Ia memekik terkejut ketika dirinya tidak sengaja menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul di depannya, sehingga membuatnya refleks terjatuh kelantai bersama barang-barang yang berada di dalam genggamannya itu.

Entah Cherly yang tidak sadar sudah menabraknya lebih dulu atau dia yang sengaja memunculkan dirinya di depan Cherly secara tiba-tiba. Sebab saat itu ia tidak sempat memfokuskan pandanganya ke depan karena matanya sudah lebih dulu berotasi kearah tempat lain.

Meskipun sosok itu masih berada di sampingnya, Cherly sama sekali tidak berminat untuk sekedar menoleh ke arah sosok yang menabraknya itu. Karena ia tahu, itu sudah pasti Alex atau salah satu temanya yang sedang berencana ingin mengganggunya dengan mengambil barang-barang yang sedang di bawanya itu.

Shadow Island (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang