12. Persiapan

18 6 1
                                    

Konnichiwa

"Percuma pintar kalau jelek"

                            Arga.

"Lebih baik pintar daripada ganteng tapi bodoh"

                           Risky.

"Fisik sama otak itu saling melengkapi. Pintar butuh ganteng dan ganteng pun butuh pintar. Percuma ganteng kalau nol dan percuma seratus kalau jelek"

                           Dirgan.

Maaf kalau ada typo

Happy reading everybody.

"

"Pokoknya hari ini mama ngga mau dengar lagi alasan-alasan dari kamu ya. Mama udah mencoba untuk bersabar dan menunggu kamu tapi kamu malah nambah alasannya"marah Vina dengan tingkah Dirgan.

Pertemuan yang seharusnya diadakan tiga hari yang lalu terpaksa ditiadakan karena selalu saja ada alasan yang diberikan Dirgan.

"Ada apa ini?. Pagi-pagi kok udah ribut"tanya Zean yang baru keluar dari kamar.

"Ini pa. Soal pertemuan kita dengan keluarga dari calon istri Dirgan. Mama jadi malu karena kita udah tiga hari mengcancel pertemuannya"

"Ya maaf ma, pa . Dirgan sibuk mengerjakan tugas, belum lagi ada penelitian yang harus dilakukan"

"Tapi kan kamu bisa izin, Lagian ini juga cuman sehari. Pokoknya hari ini kamu cancel semua pertemuan kamu dan kita kerumah calon istri kamu ya"pinta Vina dengan penuh harap.

"Iya ma. Tapi balik dari kampus, soalnya hari ini ada kelas"

"Ngga bisa. Pokoknya hari ini kamu ngga perlu ke kampus nanti mama minta izin dan kamu hanya perlu untuk mempersiapkan diri dirumah"

"Udah ngga papa tapi pulangnya jangan sampai sore"kata Zean memihak Dirgan yang membuat Dirgan langsung mengajak tos dengan papanya. "Terimakasih pa" kata Dirgan yang kemudian mencium punggung tangan papanya kemudian pergi.

"Kok gitu sih pa"

"Udahlah. Jangan terlalu keras sama dia Sekali-sekali ikuti kemauan anaklah" kata Zean yang membuat Vina hanya bisa geleng-geleng kepala. "Ngga bapak , nggak anak. Sama aja"

"Namanya juga ayah sama anak yang pasti sama lah"balas Zean yang menaik-turunkan alisnya. Melihat hal itu Vina yang awalnya kesal langsung penuh dengan tawa.

Selepas dari tawa yang ada, nada bicara Zean menjadi serius yang menandakan ada hal penting yang harus dibahas.

"Kamu udah yakin sama calon istrinya Dirgan?"tanya Zean yang tengah mengunyah roti yang sudah diberi selai kacang.

"Belum juga sih pa. Tapi semoga aja ini yang paling terbaik"kata Vina yang membuat Zean menggangguk menyetujui.

***


Semenjak ada hubungan antara Arga dan Amanda, kedua kelompok ini sering berkumpul bersama walau hanya sekadar untuk bercerita atau makan bersama dikantin. Banyak mahasiswa yang merasa iri dengan Tara, Amanda dan Sella karena mereka dapat dengan mudah berteman dengan orang ganteng kampus Kencana.

"Selamat pagi tamvan nya kencana. Tumben datangnya berdua"sapa Arga yang melihat Dirgan dan Risky keluar dari mobil yang sama. Disampingnya ada Amanda, Sella dan Tara yang datangnya barengan dengan Arga dari parkiran.

T A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang