6. Keluarga Sella

77 75 22
                                    


안녕하세요

"Menangislah kalau itu membuatmu tenang"
DIRGAN CLARENZO

part ini mengandung bawangnya jadi siap-siap yah guysss.

Happy reading everybody

Frustasi terbesarnya seorang anak adalah ketika melihat hubungan kedua orang tuanya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu jalan lagi sama jalang itu mas?" Tanya yunet dengan air mata yang terus mengalir.

"Diam kamu."

" Mau Sampai kapan kamu terus seperti ini mas?,ingat Sella anak kita mas."

"Aku udah bilang diam tapi sepertinya kamu ngga mau nurut dan meminta hal ini.."

Plakkkk.....

Tamparan dari Alvin membuat Yunet terdorong dan terjatuh ke lantai.

Sella mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh kedua orang tua nya dari balik pintu kamar.

Tanpa meminta air mata itu jatuh dengan sendirinya, bagaikan melihat ketujuh pangeran Bantan bubar saat melihat Alvin menampar ibunya bahkan seperti belati yang menusuk-nusuk hatinya.

Sella ingin menopang ibunya dan mengobati lukanya bahkan dia juga ingin segera untuk membalas perbuatan ayahnya tetapi masih jelas di ingatannya kejadian waktu dia masih SMA dimana ibunya semakin dipukul dan ditampar bahkan rambutnya ditarik ketika Sella mencoba membantu ibunya untuk berdiri.

Menutup kembali pintu kamar dan menangis adalah cara terbaik Sella untuk menghilangkan rasa bersalahnya.

"Maafkan aku ibu".kata yang selalu Sella katakan di setiap tangisannya.

Jika ditanya sakit? Jawabannya adalah sangat.Sella tahu bahwa papanya sering menampar bahkan memukuli ibunya tapi apalah dayanya,ia berada di pilihan yang tidak mudah .

Memilih menolong dan papanya yang semakin murka atau tidak menolong dan membiarkan dirinya melihat ibunya yang dianiaya oleh laki-laki brengsek.

Bahkan dalam dirinya ada rasa benci yang sangat dalam terhadap papanya,satu harapannya semoga papanya sadar dan tidak menyakiti ibunya lagi.

***

"Lo udah di kampus?"Tanya Dirgan dari seberang telepon.

"Belum kak,ini juga baru mau pergi"

"Naik apa?"

"Kayaknya taksi online kak, soalnya mama aku udah pergi kebutik dari pagi " jelas Tara.

"Yaudah lo tunggu aja nanti gue jemput"

Tit tit.

Panggilan dimatikan sepihak oleh Dirgan.

Tara dibuat bengong dengan tingkah Dirgan yang menurut Tara aneh.tidak seperti biasanya.

Dengan cepat Tara membatalkan taksi online yang sudah ia pesan daripada harus berhadapan dengan amarahnya Dirgan.

Dirgan sampai dengan mobilnya setelah 10 menit mematikan telepon.

Melihat wajah Tara seperti orang kebingungan membuat Dirgan bertanya.

"Are you okay?"

T A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang