Nggak semua hal bisa berakhir baik, nggak semua hal mampu menjadi milik. Sebagian besar yang dikuasai harapan, remuk redam dihancurkan kenyataan.
Aku, menyimpan diam-diam, jatuh sendirian. Padahal aku tahu, terlalu dalam perasaan, terlalu banyak harapan, menimbulkan luka paling menyakitkan.
Setiap cerita butuh telinga, setiap rumah butuh penghuni, setiap manusia butuh nutrisi, setiap langkah butuh tujuan, tapi aku yakin, jawaban dari setiap butuhku belum tentu kamu. Karena, aku tahu yang semesta beri adalah apa yang aku butuh, kalau semesta nggak beri kamu, berarti sebenarnya aku nggak butuh kamu. Tapi kenapa ya, aku selalu mencari-cari kamu dalam setiap sudut ceritaku? Kenapa ya, kamu selalu jadi orang penting yang mau aku beri tahu banyak hal? Padahal kan jawaban diriku bukan kamu.
Aku sudah terlanjur mendekap apa-apa yang seharusnya bukan untukku. Aku sudah terlanjur memimpikan apa-apa yang seharusnya tidak pernah aku genggam. Akhirnya ya cuma kecewa, kecewa sama harapan sendiri, kecewa sama perasaan sendiri, padahal kan bukan salah kamu atau semesta, waktu juga nggak salah, yang salah, aku yang terlalu cepat memilih kamu untuk melengkapi puisiku yang belum selesai.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Bisa Kau Miliki
Short StoryHanya ungkapan tentang seorang yang menyukai sesuatu yang begitu jauh, hingga ia tak dapat meraihnya.