Bagian 22 - Terlalu dalam dan terlalu Jauh

4 2 0
                                    

Ada saat di mana, aku mulai merasa jenuh, entah tentang kamu atau diriku sendiri. Aku merasa, semuanya hanya kembali ke awal. Semua perjalananku, hanya berputar-putar, kemudian menemukan titik buntu. Aku lelah, lelah jika harus berjalan lagi, sedang tujuanku tidak pernah nyata.

Aku sering berpikir. Kenapa ya, semesta kasih aku perasaan ini kalau.. saat aku mulai menyerah, semesta tak memberiku cara untuk bangkit. Tapi ternyata, aku salah. Semesta bukan tak memberi aku cara, tapi aku menolak untuk menggunakan cara semesta. Aku memilih berlari menjauh tetapi tetap membawa ingatan-ingatan itu, sedang semesta menawarkan sesuatu yang lebih menjanjikan, yakni melepaskanmu dan berjalan sendiri menuju tujuanku yang baru.

Aku baru sadar, kalau aku yang masih egois. Alam bawah sadarku masih mengharapkanmu padahal.. Kamu saja sudah terlalu jauh untuk aku kejar. Aku mau pakai cara semesta. Aku mau ikuti aturannya. Tapi ternyata, nggak pernah semudah itu untuk melepaskan yang sudah terlalu tinggi aku harapkan.

Padahal, aku nggak akan pernah bisa sembuh kalau aku menolak membersihkan lukaku. Dan kamu luka itu, jadi, pilihannya memang selalu tentang melepaskanmu ya?

..

Yang Tak Bisa Kau MilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang