Bagian 18 - Menyerah

3 2 0
                                    

Pada akhirnya, kita menyerah dengan keadaan. Sekeras apapun dipaksakan, tetap semesta yang punya kekuatan terbesar. Lagipula, semua yang dipaksakan memang tak akan pernah baik-baik saja kok. Jangan dipaksa, minta sama semesta, minta baik-baik, kalau semesta mengizinkan, semuanya akan berjalan sesuai yang kita harapkan. Tapi, kalau semesta tetap tak memberi juga, dan semesta justru memberi kita jalan lain. Berarti, tak ada yang baik-baik saja kalau kita disatukan, berarti.. keinginan kita tak semampu itu buat ia bahagia. Ya, pada akhirnya kita kalah oleh semesta, tapi tak apa-apa.. Semesta tak akan biarkan kita terluka dengan keputusannya.

Terkadang, tak berekspetasi apa-apa sama seseorang akan menyelamatkan kita dari luka yang dalam. Cuma, kita sebagai manusia, kerjaannya ya suka berharap sama manusia lain, padahal kita tahu dia ta bisa memberi yang kita harapkan.

Sebenarnya, aku sedang membicarakan diriku sendiri. Aku, sudah menyerah. Kalau semesta tak pernah biarin aku sama kamu untuk bersinggungan, berarti aku memang harus berhenti, aku tahu aku memang akan kalah oleh semesta. Aku juga menyesal.. Menyesal karena berharap kepadamu, menyesal karena harus jatuh ke kamu. Tapi, aku tak pernah menyesal lagi karena kamu orangnya, aku.. berterima kasih pada semesta pernah dipertemukan dengan kamu. Karena... Dari kamu, aku belajar, kalau.. Setiap orang punya perasaan, termasuk kamu, tapi, perasaan setiap orang belum tentu sama. Dan kamu, tak pernah punya perasaan yang sama seperti aku, jadi.. untuk menghargai dan menjaga perasaan kamu dan aku, melepaskan jadi jalan paling baik untuk semuanya.

Aku tidak perlu mengucapkan selamat tinggal karena... dari awal kamu memang tak pernah menyambutku.

..

Yang Tak Bisa Kau MilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang