Menunggu, sebenarnya jadi bagian paling membosankan dalam setiap perjalanan. Apalagi kalau yang ditunggu bukan orang yang pasti datang. Terutama kamu..
Waktuku hilang, ketika kamu yang jadi salah satu ceritaku nggak ada, menjauh. Aku sebenarnya mau berhenti, aku sudah bilang sama diriku sendiri, kalau.. Kamu nggak akan datang, kamu nggak mungkin kembali lagi, karena kamu sudah punya dia. Kamu menjadikan dia milikmu, sedangkan aku tidak pernah lebih dari sekadar teman yang pernah untukmu. Lalu, saat aku sudah mulai lupa, saat aku sudah mulai terbiasa, saat aku sudah mulai bisa, tanpa adanya bayang-bayang kamu.. Kamu kembali, kamu tidak mengucapkan apapun, kamu hanya kembali, memulai percakapan lagi, nggak pernah menjelaskan apa-apa, dan aku tak bisa menuntut apa-apa, aku yang saat itu mulai kembali percaya padamu terpaksa harus hancur lagi pada akhirnya, karena ternyata, kamu kembali untuk mengatakan.. Kalau kamu sudah punya dia, kalau kamu.. Sudah menemukan apa yang hilang dari bagianmu.
Lalu aku dengan bahagianya berkata, selamat ya, akhirnya puzzlemu sudah selesai, akhirnya ada orang yang bisa sama-sama kamu ajak pulang. Aku ikut bahagia, walau ternyata aku tidak bisa sebaik-baik saja semudah yang terlihat, aku remuk redam, aku hancur, aku patah, tapi kamu tidak tahu, yang kamu tahu, aku mendukungmu, untuk semuanya, dengan sukarelanya.
Tapi, nggak apa-apa. Bukan karena mudah cari yang baru, tapi, kalau kamu memang bukan buat aku, kalau aku memang bukan jawaban dari pertanyaanmu, baiklah..
Semua nggak berakhir gitu aja kan dalam hidupku, aku masih punya sisa perjalanan dengan waktu yang panjang. Pada kenyataannya memang nggak semua nyaman harus berakhir dengan ikatan. Beberapa hubungan diciptakan untuk kemudian diakhiri, beberapa orang ditemui untuk menjadi bekal pelajaran kita dalam perjalanan selanjutnya.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Bisa Kau Miliki
Short StoryHanya ungkapan tentang seorang yang menyukai sesuatu yang begitu jauh, hingga ia tak dapat meraihnya.