Hah... Akhirnya aku sampai di sini juga, setelah terus berlari entah dari kamu ataupun perasaanku sendiri. Kemarin, aku sempat bilang akan istirahat dahulu, karena ternyata, terus berlari membuatku kelelahan. Sekarang, aku ingin melanjutkan perjalananku, tapi kali ini tidak pakai lari. Aku ingin menikmati sisa perjalananku yang masih panjang, aku tidak ingin terburu-buru. Ga apa-apa jika bayangan tentangmu terus mengikutiku, aku nggak akan menghindar lagi. Karena percuma juga menghindar kalau ternyata, kamu masih diam di sudut yang tidak tersentuh dalam pikiranku.
Nggak terasa ya, sudah jauh. Sudah lama sekali juga. Nggak terasa ya, kata kita sudah seenggak mungkin itu. Nggak nyangka juga aku bisa sampai di sini. Ternyata benar, kalau emang bukan buat aku, aku pasti bisa buat melepasnya cepat atau lambat, semua memang tentang waktu ya.. Walau kadang, aku masih suka berpikir, kalau andai saja dulu aku bisa kamu terima apa adanya, mungkinkah kamu masih tetap akan pergi? Kalau dulu kamu nggak tiba tiba menghilang, apa aku bisa jadi sekuat ini nggak ya? Perasaan ini masih mungkin nggak ya di masa depan? Apakah beneran akan hilang? Aku sering bertanya begitu dalam pelarianku, kemudian aku sadar, loh.. Kenapa harus banyak kata kalau? Semua ini kan memang sudah menjadi jalannya semesta, aku nggak bisa nolak kejadian apapun, sekalipun menghindar, semua akan tetap berakhir sama. Aku nggak butuh kata kalau, karena.. Aku bersyukur semesta membuat jalanku seperti ini, sebab dengan ini.. Aku jadi belajar banyak hal, dari luka dan kehilangan.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Bisa Kau Miliki
Short StoryHanya ungkapan tentang seorang yang menyukai sesuatu yang begitu jauh, hingga ia tak dapat meraihnya.