01

220 50 87
                                    


Dia Alaska, sosok lelaki keren yang mempunyai banyak prestasi di sekolah nya, lelaki dengan rangking tertinggi ini tengah duduk didalam kelas tempat ia menimba ilmu, dengan kepala yang di tenggelamkan ke atas kedua lengan nya, dan mata yang terpejam dengan teduh, Ia bangun lebih pagi, karna ayah nya ingin Alaska menjadi anak yang disiplin dan rajin, banyak murid menyapa nya pagi ini, seperti biasa Alaska hanya menjawab dengan senyuman singkatnya.

Lelaki ini tak seperti pagi biasa nya, biasa nya, ia selalu berkeliling sekolah, untuk memastikan agar tidak ada murid yang bolos, ini mengapa Alaska selalu menjadi idaman di sekolah nya, hanya hari ini dan pagi ini, ia seperti ini, mungkin ada yang terjadi sebelum nya.

Jam menunjukan pukul 06:56, dan sebentar lagi upacara akan segera di mulai, Alaska mulai melepas jaket hitam nya, dan menyimpan kaca mata hitam, yang setiap hari di bawa. ia mulai keluar dari kelas, wajah tampan nya terpancar membuat semua orang memandangnya dengan penuh pesona, rambut agak coklat, serta mata hitam, dan hidung yang tak begitu mancung, Jalannya terhenti, kala seseorang menghampirinya.

"Aska, lo di panggil pak Tono noh," ucap Rizki selaku ketua kelas IPA 2, ia menoleh ke arah Rizki, lalu mengangguk singkat, dan mulai berjalan kearah ruang guru, ia berjalan dengan santai, dan menyapa banyak guru yang melewati nya.

Alaska mulai mengetuk pintu ruangan pak Tono selaku kepala sekolah di SMA Jupiter, dengan sopan, Alaska masuk, dan duduk di hadapan pak Tono, yang nanti akan segera kelapangan.

*****

Seorang lelaki paruh baya tengah asik mengobrol bersama teman kantor nya, lelaki yang sedang sangat terkenal, karna bakat kedokteran yang dimiliki nya, mereka asik menikmati waktu istirahat mereka.

"Iz, anak kamu jadi kamu jodohin sama anak pak Lukman?" Ucap seorang lelaki paruh baya, yang tengah duduk di samping lelaki dengan tuksedo yang di tutupi dengan lapisan jas putih milik nya.

"Itu biar Alaska aja yang jawab, saya cuma terima tawaran dari Lukman, kalo setuju atau ngga, yah urusan nya Aska," jawab lelaki itu, membuat teman-teman yang lain nya mengangguk faham.

Faiz Rivandra, seorang ayah dari Alaska Aldebaran Rivandra, mempunyai sifat dan sikap yang sama, juga sangat kompak.

Ayah nya seorang dokter bedah terkenal, ia sekarang bekerja di sebuah rumah sakit ternama, sesibuk nya Faiz sebagai dokter, ia bisa menyempati waktu untuk kedua anak nya.

Pip...pip...pip...

Seseorang menelfon Faiz, ketika sedang berjalan ke ruangan nya, Faiz berhenti, lalu masuk kedalam ruangan khusus milik nya, seseorang yang paling penting dalam hidup nya ini sedang menelfon nya.

"Asalamualaikum Ayah," ucap Faiz memberikan salam lebih dulu, sambil duduk di kursi khusus nya.

"Waalaikum'salam Iz," jawab seseorang dengan suara berat dari sebrang telfon.

"Kapan kamu ke Bogor?" Tanya lelaki di sebrang sana sekali lagi.

Mendengar ucapan sang Ayah, Faiz hanya bisa diam, ia sangat ingin mengunjungi sang Ayah, tapi kerjaan nya masih sangat banyak di rumah sakit ini.

"Insya Allah akhir bulan Ayah," jawab Faiz singkat, tak ada jawaban dari sang Ayah, Ia takut jika Ayah nya akan marah jika Faiz menjawab itu.

"Yasudah, Ayah tunggu," ucap sang Ayah, lalu mematikan telfon dengan cepat, tanpa mengucapkan salam, yah mungkin sang Ayah sangat kesal.

Sudah tiga bulan ini, Faiz dan kedua anak nya, tidak pernah mengunjungi orang tua nya, yang sudah lanjut umur, kita tidak tau berapa lama manusia akan hidup.

Faiz mulai menyimpan ponsel nya, lalu mulai membereskan banyak data yang di butuhkan untuk meeting besok.

*****

"Pak Tono manggil saya?" Ucap Alaska ketika sudah ada di hadapan pak Tono.

"Apa bener, kamu sedang sibuk mengurus perusahaan ayah kamu?" Tanya pak Tono memastikan.

Alaska yang mendengar itu hanya bisa diam, jika iya, apa Alaska akan di keluarkan dari sekolah? Karna banyak pelajaran yang tertinggal, sedangkan ia juga harus sibuk sibuk nya mengurus Rivandra group, sebuah perusahaan milik sang ayah.

Ayah nya sekarang sedang fokus di rumah sakit milik istri nya dulu, dan sekarang, ayahnya mengantikan posisi istri nya, dan kebetulan, selain bakat nya di bidang bisnis, ayah Alaska juga seorang dokter bedah di jerman dulu.

"Iya pak, apa bapak ingin nge skors saya? Karna banyak pelajaran yang saya tinggali?" ucap Alaska, membuat pak Tono tertawa, Alaska yang melihat itu menaikan sebelah alis nya.

"Tidak mungkin anak berbakat seperti kamu saya skors, saya gak masalah kalo kamu meneruskan perusahaan milik ayah kamu, itu bererti kamu adalah anak kepercayaan nya, saya hanya ingin, kamu membagi waktu kamu menjadi seorang pelajar juga," jelas pak Tono, mulai serius, Alaska mengangguk paham, lalu izin berpamitan, untuk memulai upacara, ia keluar bersama pak Tono.

Beberapa jam terlewati, upacara akhir nya selesai, semua murid mulai masuk kelas, dan memulai nya dengan mapel pertama, Alaska mulai berjalan ke arah kelas nya, ketika hendak masuk, mata nya menangkap sosok gadis dengan rambut panjang, serta sebuah kain panjang yang menempel di kepala nya, dengan tidak peduli nya, Alaska mulai memasuki kelas nya.

Teman teman nya menyapa nya dengan hormat, "hai Aska" sapa seorang gadis di belakang nya, Alaska menoleh ke arah gadis yang menyapa nya, "hmm." Hanya deheman sebagai jawaban, Alaska lalu mengalihkan pandangannya.

"Heh cewe aneh, lo ko bisa tau sahabat gue?" Ucap Givar, salah satu sahabat Alaska dari SMP.

Gadis yang baru saja dikatain cewe aneh itu, mulai masuk kedalam kelas, dan mulai menghampiri Givar, yang duduk paling depan.

"Bilang apa lo? Cewe aneh? Ngajak berantem apa gimana sih lo?" Ucap gadis itu menggubrak meja milik Givar, semua mulai menatap gadis di hadapan Givar, cewe baru, yang berani berani nya masuk, udah bikin masalah.

"Udah udah, pagi pagi udah ribut aja, kaya nya lo harus bisa lebih sopan lagi kalo masuk," ucap Alaska tegas, ini yang membuat Alaska menjadi para idaman di kelas nya, baik hati, sopan dan pintar, walau ada sikap dingin dan cuek.

Gadis itu mulai membenarkan kain yang ada di kepala nya.

Deyra Arsyila Syaqela, atau yang sering di sapa Deyra, anak dari seorang Ustadz, Deyra di kenal sebagai murid baru yang sering sekali buat masalah, dengan keanehanya yang membuat nya sering menjadi bahan pembicaraan orang orang.

"Aska, boleh liat buku paket nya gak?" Ucap Deyra di samping Aska, Aska yang mendengar itu mulai memberikan buku paket nya,
Lengan Deyra sengaja memegang lengan milik Alaska.

Deyra mulai teringat kata abi nya, jika wanita yang bukan mahramnya, tidak boleh menyentuh pria yang juga bukan mahram, Dengan cepat Deyra mulai melepaskan lengan nya dari lengan Alaska, "sory," cicit Deyra, lalu mulai membuka buku paket yang di beri oleh Alaska.

2 jam terlewati, murid kelas IPA 1 mulai berhamburan untuk mengisi perut nya yang sudah keroncongan, Deyra melihat Alaska ketika ia baru saja ingin kekantin, Alaska yang tengah duduk di dalam musola sekolah nya, dengan berhati-hati, Deyra mulai duduk di koridor misola, sambil merekam suara Alaska diam-diam.

"Calon imam gue bener-bener, masya Allah...!" Ucap Deyra yang sedari tadi hanya senyum senyum sendiri, mata nya terpejam, sambil memegang ponsel yang masih merekam suara Alaska.

"Khem, lagi apa?" Ucap seorang lelaki dari arah belakang, membuat Deyra mulai terbangun dari lamunan nya, dan mulai menoleh ke arah Alaska yang tadi berdehem.

🗼

🗼

🗼

Asalamualaikum gais,
Cerita kedua ku, yang mungkin alur nya lebih nyambung dari pada cerita pertama..

Kalo suka vote...
Kalo ada yang gak nyambung komen..
Jangan berhenti berkomen dan vote yah...

See you..😙

13 Desember/2021

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang