CHAPTER 04

13.6K 2K 237
                                    

"Izinkan saya mengkhitbahmu maisa."

🍁🍁🍁

Sudah sebulan maisa menjauhi gus Arsyaq,ia masih malu saat bertemu nya,bahkan hafalan ia setorkan pada gus haqqan.

"Mai,kemarin gus Arsyaq cari kamu,katanya hafalan kamu belum selesai." Ucap clara sembari membereskan barang barangnya,karena ia besok akan pulang dari pondok.

"Hmmm,aku mau berubah raa." Jawab maisa menunduk.

Vina dan clara menatap maisa yang agak berbeda sebulan ini "maksud kamu?." Tanya vina.

"Ia vin,aku mau berubah jadi wanita yang baik,contohnya clara dengan akhlak baik nya dia sudah di khitbah."

Clara emang bukan wanita pendiam namun dia tau batasan dalam berbicara atau pun melakukan sesuatu,sangat berbeda dengan maisa yang bar bar.

Setelah kejadian bulan lalu kini maisa lebih menjaga akhlaknya,bahkan ia memutuskan untuk bercadar jika orang tuanya mengizinkan.

"Kamu yakin mau pakai cadar?." Tanya clara.

Maisa menghapus air matanya lalu menatap kedua temannya "aku belum yakin raa."

Vina bangun dari tempat duduk nya,lalu mengusap punggung maisa "memakai cadar itu hukumnya bukan wajib, misalkan maisa ingin benar benar berhijrah,jika belum siap memakai cadar tidak usah di pakai juga boleh kok,asalkan niat maisa berhijrah itu benar benar karna allah,intinya apapun keputusan kamu kami selalu dukung."

Maisa menatap dua sahabat nya,lalu memeluk erat mereka seakan akan tidak ingin melepaakan mereka berdua.

....

Disisi lain gus Arsyaq selalu merasa bersalah pada maisa,bahkan ketika gus Arsyaq bertemu maisa,maisa selalu menghindar.

Gus Arsyaq berjalan menuju masjid yang ada di pesantren,ia melihat wanita yang sangat ia kenal baru keluar dari pintu masjid.

"Maisa." Panggil gus Arsyaq membuat langkah maisa terhenti namun tidak membalikkan tubuhnya.

"Maaf,apa saya melakukan kesalahan lagi?." Tanya maisa tanpa berbalik.

"Saya mau minta maaf tentang kejadian waktu itu." Jawab gus Arsyaq.

"Saya sudah melupakan itu semua,terimakasih sudah menegur saya,assalamu'alaikum." Ucap maisa langsung pergi.

"Waalaikumussalam." Gus Arsyaq tersenyum,ternyata maisa sudah berubah menjadi lebih baik,namun ia juga sedih maisa terus saya menghindar.

"Mungkin saya belum mencintaimu, namun saya berharap agar bisa membimbing mu." Gumam gus Arsyaq lalu menginjakkan kakinya ke masjid.

Setelah melaksanakan shalat zuhur gus Arsyaq duduk di dalam masjid seraya berzikir,hanya itu yang bisa membuat hati nya tenang.

"Ya allah maafkan hamba terlalu mencintai manusia,dari pada mencintaimu." Ucap gus Arsyaq lalu berdiri ingin Keluar dari masjid.

"Tadz." Panggil maisa.

Gus Arsyaq tersenyum lalu membalikkan tubuhnya menatap maisa yang sedang menunduk.

"Iya maisa?."

"Maisa mau setor hafalan,boleh?."

Gus Arsyaq tersenyum tipis dan mengangguk. "sangat boleh,saya akan ajarkan kamu."

"Kalo salah di tegur ya tadz?."

"Iya maisa." Jawab gus Arsyaq lembut.

Maisa mulai membacakan ayat 10-20,bacaan nya benar benar sempurna,bahkan suara nya sangat merdu.

YA HABIBATI [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang