CHAPTER 21

11.9K 1.4K 141
                                    

" Saya izin pergi."

🍁🍁🍁

" Humairah, bangun yuk shalat subuh!!." Bisik arsyaq membangunkan maisa.

"Humairahh." Bisiknya lagi mencubit pipi maisa.

"Eughh, ngantukkk mass." Jawab maisa tanpa membuka matanya.

Karna tidak mau bangun, arsyaq menggendong maisa dengan mata tertutup sampai ke kamar mandi.

Byur...

"Allahuakbar dingin astagfirullah!!!!." Teriak maisa.

"Kamar mandi, gak boleh bilang itu." Jawab Arsyaq.

"K-ken-a p-a g-ak bol-ehhhh g-usss?." Tanya maisa dengan suara bergetar karna kedinginan.

"Nanti mas jelasin, sehabis shalat, sekarang wudhu mas mau siapin mukena kamu dulu ya?."

....

Selesai melaksanakan kewajibannya, arsyaq menyuruh maisa menghafal kembali surah al-mulk agar istrinya tidak lupa.

"Besok aja murojaah nya gus."

Arsyaq menggeleng. " 20 ayat aja, cepat humairah."

"Mas ka_"

"Allah SWT berfirman: "... Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,". (QS An-Nisaa: 34)." Ucap arsyaq penjang lebar seraya menatap istrinya.

Maisa tersenyum, lalu mengulang hafalannya.

"Ginih nikah sama gus gus pasti ada aja jurus nya." Gumam maisa.

Selesai menyetor hafalannya, maisa bertanya soal di kamar mandi, kenapa tidak boleh mengucapkan istighfar di sana.

Arsyaq tersenyum, lalu memegang kepala maisa.

"Gini loh sayang, pertama kita perlu mengetahui bahwa zikir itu ada dua macam, nah yang pertama di hati dan yang kedua lisan."

"Para ulama berpendapat, mengucapkan zikir di tempat kotor hukumnya makruh, tau makhruh?."

Maisa mengangguk.

" Kecuali tidak sengaja mengucapkan nya, tapi jangan di biasakan dan harus biasa di kendalikan, seandainya mendengar azan berkumandang ketika di kamar mandi, cukup jawab gimana ngejawabnya?." Tanya arsyaq.

Maisa menggeleng.

"Cukup humairah jawab di hati saja ya?." Tanya arsyaq, di Angguki maisa.

"Wallahu a'lam."

Maisa tersenyum lalu memeluk suaminya. "Bersyukur banget punya suami kayak mas, yaa walaupun sekarang gak jadi pengurus pondok, tapi ilmu mas cukup buat didik maisa dan anak anak kita."

Arsyaq mencium ubun ubun maisa seraya membacakan do'a.

"Alloohumma Bariklana Fii Asmaa'inaa wa abshoorinaa Wa quluubinaa wa azwaajina wa dzurriyyatinaa wa tub'alainaa innaka antattawwabur rohim."

Artinya: Ya Allah, berkahilah kami dalam pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, istri-istri kami, dan anak keturunan kami, dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.

.....

Sebelum memasak maisa mengecek ke kamar anaknya dulu, ia takut jika mereka turun dari tempat tidur.

YA HABIBATI [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang