CHAPTER 18

11.1K 1.6K 185
                                    

" Menatap wajah mu membuat saya hidup lebih lama humairah."

🍁🍁🍁

"Mass kaki maisa sakit." Rengek maisa karna kakinya semakin bengkak.

Gus Arsyaq yang baru pulang kerja menatap istrinya yang terus saja merengek.

"Sakit banget ya sayang?." Tanya gus Arsyaq lalu memijit kaki maisa.

"Aaa gak mau pijit."

"Terus mau di apain? Aborsi?."

Plak...

Maisa memukul keras mulut gus Arsyaq, membuat sang empu meringis.

"Hiks,,, maisa udah kaya badut badannyaa huwaaaa, m-akanya g-us u-dah gak ci-ntaaaa." Tangis maisa pecah, membuat Gus Arsyaq gemas sendiri.

Gus Arsyaq membawa maisa kepelukannya untuk menenangkan istrinya.

"Mau tidur, tapi di peluk kaya dede beby." Rengek maisa.

Gus Arsyaq tersenyum, lalu membawa maisa ke pangkuan nya, sambil menepuk-nepuk punggung nya dan melantunkan shalawat agar istrinya tertidur.

Gus Arsyaq memejamkan matanya, seraya melantunkan shalawat yang arti begitu mendalam.

Ia menepuk-nepuk punggung istrinya, sampai tertidur.

"Halaalii anti laa akhsyaa 'azuulan himmuhuu maqti.
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti."

" Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi'li wassamti
yaghiibus sa'du in ghibti wa yashful 'aisyu in ji ."

" Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa 'udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa 'annii dhonaaya idzaa maa tabassamti."

"Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti.
Fa as'aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti."

Maisa terlelap di pangkuan suaminya, gus Arsyaq memindahkan kepala maisa ke bantal, lalu mencium ubun ubun maisa lembut dan membawa maisa ke pelukannya.

"Mau kamu seperti apapun, hati saya tetap mencintai kamu humairah."

"Mana mungkin saya tidak menyukaimu, mendengar namamu saja saya tersenyum, menatap wajahmu saja saya bahagia."

Gus Arsyaq mencium seluruh wajah maisa, hampir membuat maisa terbangun.

"Eughhh."

Gus Arsyaq segera menepuk-nepuk punggung maisa agar tenang kembali.

🍁🍁🍁

Gus Arsyaq membereskan barang barang penting mereka untuk di masukkan ke mobil, berbeda dengan istrinya, maisa terus saja berganri ganti pakaian, karna semua pakaian tidak muat sama sekali.

"Arsyaq!!!." Teriak maisa.

"Arsyaq?." Tanya gus Arsyaq pada diri sendiri.

Gus Arsyaq berlari ke kamar, menatap baju istrinya yang begitu berantakan sekali, bahkan seperti kandang ayam.

"Kamu panggil saya Arsyaq?."

Maisa menggeleng. "Kan emang Arsyaq nama nya."

Gus Arsyaq mendekati istrinya, memeluknya dari belakang. "Jangan panggil ituu." Rengek gus Arsyaq.

Maisa melepaskan pelukan gus Arsyaq lalu menatap nya. "Wee wee gombel wee?." Tanya maisa.

Gus Arsyaq menatap wajah cantik istrinya tanpa berkedip sama sekali membuat maisa salting sendiri.

"Kok natap maisa terus sih."

Gus Arsyaq tersenyum lalu mengecup dahi maisa. "Menatap wajah mu membuat saya hidup lebih lama humairah."

YA HABIBATI [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang