"Baju haram."
🍁🍁🍁
Saat maisa Keluar dari ndalem, ia tidak melihat bahwa kak elsa memperhatikannya dari belakang.
Saat menghadap ke kiri tiba tiba maisa terkejut bahkan ia tidak menyangka kak elsa akan terus mengikutinya.
"K-kak??."
....
Setelah melaksanakan shalat subuh maisa di seret ke tengah lapangan, karna akan diberikan hukuman cambuk dengan permasalahan berzina dengan ustadz nya.
"PERMALUKAN DIA!!!." teriak kak elsa, di angguki oleh semua santri dan santriwati.
"J-jangan!!!." Teriak vina, menghampiri sahabatnya yang akan di lempar telur dan tomat.
Kak elsa menarik kasar tangan vina agar menjauh dari maisa."menjauh lah vina!!!." Teriaknya.
Maisa mengangguk dan tersenyum. "Tidak apa apa vina."
Vina pergi dari hadapan mereka lalu berlari ke ndalem untuk memanggil gus haqqan dan gus Arsyaq, pasalnya kedua gus itu tidak ada di lapangan.
"Assalamualaikum g-gus!!!." Teriak vina.
"Waalaikumsalam." Sahut azzahra dari dalam.
"Ada apa?." Tanya nya lembut.
Vina membuang nafasnya kasar, lalu memegang bahu azzahra." M-maisa di cambuk!!."
Ucapan vina membuat azzahra kaget, lalu ia masuk ke ndalem untuk memanggil kedua gus itu.
....
"1"
"2"
"3""Lagi!!."
"Cambuk."
Gus Arsyaq berdiri tepat di tengah lapangan dan mengambil alat cambuk itu dari tangan elsa, ia melihat maisa yang sudah menangis ketakutan, dengan cepat gus Arsyaq memeluk erat istrinya. "APA KALIAN BERHAK MENCAMBUK ISTRI SAYA!!!!!, DIA MILIK SAYA, SAYA YANG BERHAK MEMBERINYA HUKUMAN, BUKAN KALIAN!!!!."
teriak gus Arsyaq dengan begitu marah, bahkan yang ada di sana menatap maisa tak percaya.
"Gus, jangan becanda deh gus!! Ini sesuai pera_"
"Kamu duduk, biar saya yang cambuk kamu elsa!!!." Teriak gus Arsyaq.
Semua terdiam melihat kemarahan gus Arsyaq, dan tidak sedikit yang syok mendengar kenyataan itu.
Gus Arsyaq mencium kening maisa, lalu menggendong nya untuk masuk ke ndalem, agar segera mengobati luka yang ada di punggung istrinya.
"Saya baik baik saja gus, terimakasih sudah datang tepat waktu." Ucap maisa tersenyum membuat air mata gus Arsyaq luruh.
....
Sesampainya di kamar, gus Arsyaq menidurkan maisa di ranjang lalu ia mengambil seember air untuk membersihkan luka cambuk.
"G-gus." Ucap maisa saat gus Arsyaq membuka kancing baju maisa.
"Saya tidak akan melihat apapun, hanya membersihkan luka saja."
"Awsss." Maisa meringis merasakan perih di punggung nya.
"Tahan sebentar khumairah."
Maisa menangis merasakan kesakitan yang luar biasa di punggung nya.
Gus Arsyaq menatap istrinya yang sudah menangis, lalu memeluknya erat. "Sakit sekali khumairah?."
Maisa menggeleng. "Sa-saya takut luka ini ada bekasnya, bahkan gus saja belum menyentuh saya, tapi mengapa cambuk itu terlebih dulu menyentuh saya gus?." Tanya maisa dengan suara bergetar merasakan kepedihan.
![](https://img.wattpad.com/cover/294393556-288-k976180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YA HABIBATI [ Selesai ]
General FictionMaaf jika penulisan nya banyak typo, jika ada waktu akan di revisi ulang!! Kemanapun kita mencari jika dia jodoh kita pasti akan kembali,meskipun suatu saat tidak akan bersatu lagi percayalah di syurga akan ku nanti. "Berapa mahar yang kamu inginkan...