CHAPTER 15

12.3K 1.7K 334
                                    

" Saya mencintai mu, namun saya tidak bisa selalu bersamamu."

🍁🍁🍁

Gus Arsyaq dan maisa memutuskan untuk kembali ke ndalem karna beberapa hariini maisa sudah merasa aneh jika membiarkan gus Arsyaq ke ndalem, entah perasaan nya entah kenyataan.

"Aaa gus jangan liat maisa kaya gitu napa si."

Tidak mendengar kan maisa, gus Arsyaq mencium seluruh wajah maisa, dan perut maisa yang begitu lucu.

"Kapan nongol sih?." Tanya gus Arsyaq pada maisa.

Maisa tersenyum. "Bentar lagi udah enam bulan, artinya maisa gak tau kapan keluarnya. " Jawab maisa seraya memainkan rambut Gus Arsyaq yang tidur di pangkuannya.

" Mau makan??" Tanya maisa, si angguki gus Arsyaq.

"Makan di luar, siap siap sono."

......

Maisa menatap suami nya dari samping, entah mengapa ia sangat nyaman melihat wajah tampan suaminya, hidung mancung bulu mata lentik, lalu maisa tersenyum dan mendekati gus Arsyaq.

"Ayang." Bisik maisa.

"Apa hmmm?."

"Ayang gantengg." Bisik maisa mencium sekilas pipi gus Arsyaq.

"Jangan bandel sayang, mas lagi nyetir nih."

Maisa menundukk menatap perut nya, entah mengapa ia sangat kesal mendengar kata jangan bandel, ingin sekali ia memakan suaminya saat ini juga.

Maisa menundukk menatap perut nya, entah mengapa ia sangat kesal mendengar kata jangan bandel, ingin sekali ia memakan suaminya saat ini juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaa cepet keluar yaa, tuyul tuyul bundaa." Ucap maisa mengelus perutnya.

Gus Arsyaq menoleh ke arah maisa, lalu ikut mengelus perut maisa, sembari melantunkan shalawat.

"Mas suara nya baguss." Ucap maisa.

"Kamu suka kan?." Tanya gus Arsyaq.

Maisa mengangguk. "Iya, kenapa gak ikut master cheff aja gus? Kan bagus tuh suara gus." Jawab maisa lalu tertawa.

"Ya Allah, istri saya kena sindrom apa sih." Gumam gus Arsyaq menatap ngeri istrinya.

...

Sesampainya di tempat makan, maisa merebahkan kepalanya di meja, entah mengapa ia benar benar ngantuk sekali, melihat istrinya seperti itu, gus Arsyaq juga ikut ikutan merebahkan kepalanya di punggung maisa.

Sesampainya di tempat makan, maisa merebahkan kepalanya di meja, entah mengapa ia benar benar ngantuk sekali, melihat istrinya seperti itu, gus Arsyaq juga ikut ikutan merebahkan kepalanya di punggung maisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YA HABIBATI [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang