CHAPTER 13

11.8K 1.8K 442
                                    

" Pada dasarnya, manusia jika terlalu diberi hati, pasti meminta jantung!!."

🍁🍁🍁

Gus Arsyaq dan maisa tidak ke pondok melainkan menuju ke rumah sakit, karna zahra mengalami kontraksi, meskipun keadaan maisa sangat lemah demi zahra ia tetap bertahan.

Sesampainya dirumah sakit, gus Arsyaq berlari bahkan ridak mengingat ia membawa istrinya atau tidak, lalu ia membalikan badannya menatap maisa.

"Gak perlu mas gendong?." Tanya gus Arsyaq.

Maisa menggeleng lemah. "Engga usah gus." Jawab maisa tersenyum.

Handphone gus Arsyaq berdering, umi fara terus saja menelfon gus Arsyaq agar segera ke ruangan persalinan karna kondisi zahra semakin buruk.

"Yasudah, saya pergi dulu, kalau tidak kuat tidur di mobil saja." Ucap gus Arsyaq lalu berlari meninggalkan maisa.

"M-mas tunggu." Ucap maisa mengejar langkah gus Arsyaq, namun ia tidak sanggup, terpaksa maisa berjalan.

"Ayo mai!! Kasian mba zahra nya." Ucap maisa menyemangati dirinya sendiri.

Gus Arsyaq berlari ke ruangan dokter kandungan, karna gus Arsyaq yang akan mengurus persalinan zahra.

"Gimana dok?." Tanya gus Arsyaq panik.

"Istri anda belum melahirkan, dia hanya kontraksi namun sangat berbahaya jika kontraksi seperti ini terjadi lagi, tolong dijaga ya kandungan istri bapak." Setelah mengatakan itu dokter keluar dari ruangan.

Ceklek...

Gus Arsyaq memasuki ruang persalinan Azzahra, disana sudah ada ning fara maisa dan zahra yang terbaring lemah.

"Mass,hiksss." Ucap zahra memegang tangan gus Arsyaq, dengan cepat gus Arsyaq menepis tangan zahra.

"M-maaf gus." Ucap zahra.

Maisa mendekati suaminya, menatap zahra tajam. "Tangannya di jaga." Ucap maisa lalu menarik tangan gus Arsyaq agar menjauh.

"Dia kira suami nya." Jawab umi fara.

"Ohhh." Ucap maisa.

"Bilang aja mau rebut suami orang." Gumam maisa yang di dengar oleh gus Arsyaq.

Gus Arsyaq terkekeh, lalu menarik hidung maisa. "Jangan suuzon sayang."

...

Kondisi zahra tidak terlalu memburuk, jadi dokter menyarankan zahra untuk pulang dulu karna HPL nya masih sekitar 2 bulan lagi.

Zahra tidak mau pulang ke ndalem, melainkan ia ingin menginap dirumah gus Arsyaq dengan alasan, ia takut mengalami kontraksi lagi.

"Mau di kamar atas atau bawah?." Tanya maisa.

Zahra tersenyum. "Kamar bawah saja." Jawabnya lembut.

"Bentar, saya beresin dulu." Saat maisa hendak masuk kamar, gus Arsyaq menahan tangan maisa.

"Mas saja yang bersihkan, kasian nanti dede nya." Ucap gus Arsyaq lalu mengecup kening istrinya.

"Maisa hamil?." Tanya zahra di angguki oleh maisa.

"Hehe, nanti anak saya punya teman dong."

Setelah membereskan tempat tidur, zahra meminta agar gus Arsyaq menghidupkan AC karna ia tak terbiasa tanpa AC.

Karna kamar bawah tidak ada AC gus Arsyaq meminta izin pada maisa agar mengizinkan zahra tidur di atas.

....

YA HABIBATI [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang