Change '28'

411 17 0
                                    

.
Happy reading
.
.
.........

Renata terbangun dari tidurnya, gadis itu menatap langit-langit kamar dengan nuansa berbeda kali ini. Gadis itu tidur di apartemen miliknya, sekali lagi miliknya bukan papanya. Jadi tidak akan jadi masalah saat Renata menginap disana kapanpun ia mau.

Mengenai masalahnya kemarin, Renata benar-benar pergi dari rumah. Ia tidak punya mobil, jadi kali ini ia harus naik taksi. Atau lebih baik dia naik gojek? Walaupun begitu dia harus hemat mulai sekarang.

Gadis yang masih duduk di tepi tempat tidur itu menatap ponsel di atas nakas saat benda pipih itu berdering tanda panggilan masuk. Ia melihat nama mamanya tercantum di layar, Renata menghela nafas sebentar lalu mengangkatnya.

"Halo ma?"

"Renata!! kamu pergi dari rumah?!"

Renata menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar suara yang cukup keras dari mamanya itu.

"Bukan pergi, Renata diusir."

Wanita itu menghela nafas, "Kamu kan tau papa kamu, dia memang begitu saat marah tapi semua itu tidak serius. Sekarang pulang ya?"

Renata tersenyum tipis, "Mama tau kan? Renata bukan butuh uang, Renata butuh kalian."

"Renata, Mama akan bicara sama papa, sekarang pulang ya?"

"Nanti aja, lagian disini juga nyaman." Balasnya menggeleng.

"Memangnya kamu dimana?"

"Di apart."

"Nyaman bagaimana Renata? Apartemen itu jauh lebih bahaya, memangnya kamu tau sifat tetangga-tetangga kamu?"

"Tau kok, Renata kan sering kesini."

Lagi-lagi terdengar helaan nafas dari mamanya, "Mama kesana sekarang."

"Nggak usah ma, Renata harus sekolah sekarang."

"Kalau begitu nanti siang saat kamu sudah pulang telpon mama, mama akan kesana nggak ada tapi-tapi."

"Iyaaa." Balasnya lalu menutup telepon dan bangkit menuju ke kamar mandi.

Setelah selesai berkemas, gadis itu mengotak-atik ponselnya untuk memesan ojek online. Renata berkali-kali menghela nafas, ia mana tau caranya. Haruskah ia bertanya pada Regita atau Bianca? Tapi nanti keduanya akan curiga kenapa Renata harus gojek ke sekolah. Lebih parahnya jika mereka memaksa untuk menjemput gadis itu.

💬Aaron Antariksa
Gue jemput.

Renata membelalakkan matanya melihat pesan yang muncul di notifikasi. Gadis itu segera membukanya dan mengetikkan balasan, Aaron tidak boleh menjemputnya ke sekolah.

💬To: Aaron Antariksa
Nggak usah, gue sendiri aja

Tak berselang lama balasan dari lelaki itu muncul di ponselnya.

💬Aaron Antariksa
Otw.

Renata kalang kabut melihat apa yang baru saja Aaron kirim, jadi yang bisa ia lakukan sekarang hanya memencet opsi panggilan pada kontak lelaki itu.

"Kenapa?" Suara milik Aaron menyapa pendengaran saat panggilan terhubung.

"Gue sendiri aja, kenapa sih! Nanti kalo ada urusan juga bisa ketemu di sekolah kan?"

"Tanggung, bentar lagi sampai"

Renata menghela nafas, "Oke putar balik sekarang."

"Kenapa?"

"Gue nggak disana, putar balik. Gue kirim alamatnya."

.........

Renata dan Aaron tidak membuka percakapan sama sekali setelah lelaki itu menjemputnya di apartemen. Aaron tidak menanyakan apapun, jadi itu sedikit melegakan bagi Renata.

"Kenapa lo nggak berangkat sama Natasha?" Tanya Renata, jujur saja ia heran karena biasanya Aaron selalu bersama tunangannya itu.

Aaron menoleh sedikit di balik helm full face-nya, "Dia dianter."

Setelahnya Renata hanya mengangguk paham, dan mereka kembali dihiasi keheningan.

Renata segera turun saat mereka sampai di tempat parkir, gadis itu menatap seseorang yang kini memperhatikan mereka dengan posisi yang tidak jauh darinya.

"Btw Ron, gimana keadaan mama lo?"

Aaron menoleh, "Dia udah pulang, ada Kak Andien yang jagain dirumah."

"Syukurlah." Renata tersenyum, "Itu Natasha." Ucapnya lagi lalu menunjuk gadis dengan badge nama Natasha Adriella itu

Lelaki itu mengangguk, "Duluan aja."

"Makasih tumpangannya." Ucap Renata sebelum berlalu lebih dulu dari sana.

"Renata."

Panggilan dari gadis yang tak jauh darinya itu membuat Renata segera menoleh dan menemukan Natasha yang sibuk menatap ke arahnya.

Renata berhenti, "Kenapa?"

"Boleh bicara sebentar?"

Gadis dengan rambut sepunggung itu menatap ke arah Aaron yang kini juga menatap mereka.

"Oke." Ujarnya setuju dan berbalik menghadap gadis itu, "Ada apa?"

Aaron berniat mendekat tapi gadis yang dikenal sebagai sahabat sekaligus tunangan Aaron Antariksa itu mengisyaratkan agar lelaki itu tetap di tempatnya.

"Gue harap lo tepatin janji lo." Gadis itu menatap Renata.

Renata mengangguk, "Tentu. Gue tau posisi gue, jangan khawatir."

"Waktunya tinggal 18 hari." Natasha tersenyum, "Setelahnya gue nggak mau liat lo disekitar Aaron lagi. Gue harap lo pegang apa yang pernah lo omongin."

Renata terdiam sebentar lalu balas tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Natasha, "Lo bisa pegang omongan gue.."

.......

Waktunya tinggal 18 hari? Jadi Change bakalan tamat dalam 18 part?
Hmm maybe, tapi nggak pasti jg sih

Intinya siap-siap menebak setelah part ini. Karena kita akan segera sampai pada tujuan wkwk..

So guyss

Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you next part!

[RGL#2] Change ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang