Change '32'

402 15 0
                                    


Happy reading!

Part ini dipersembahkan untuk shipper Angkasa-Renata dan Renata-Aiden wkwk

Btw, masih ingat Angkasa kan?

..........

DAY-15

Renata membalikkan halaman sebuah buku tebal di atas meja, gadis itu sedang berada di perpustakaan kota bersama Aiden disebelahnya. Tidak, ini bukan alur mundur atau ulang. Renata sedang membayar rasa bersalahnya pada Aiden karena meninggalkan kesan tidak baik tempo hari dengan Aaron di perpustakaan sekolah.

"Ren maaf gue ada urusan, kita pulang aja ya, gapapa kan?" Ujar Aiden membuat gadis itu menoleh.

Renata mengangguk, "Gapapa, ayo."

"Lo udah selesai nyari bahan tugasnya kan?"

"Udah." Ia menunjuk dua buku disebelahnya, "Ini, gue pinjem."

Aiden mengangguk, "Gue tunggu didepan kalo gitu."

Selang beberapa menit gadis itu menyusul Aiden yang sudah berdiri di tempat parkir disebelah motor miliknya.

"Udah selesai?"
Renata mengangguk, "Udah."

Aiden menyerahkan sebuah helm pada gadis dengan jaket levis denim itu, "Ayo."

Renata menyambut uluran benda yang diberikan lelaki di depannya itu dan segera naik.

Sebelum Aiden menjalankan motornya, lelaki itu mendapati benda pipih di saku jaketnya berdering tanda panggilan masuk. Ia merogoh sakunya dan melihat nama si penelpon, posisi duduk Renata yang lebih tinggi dari lelaki itu membuat ia bisa sedikit melihat nama yang tertera pada ponsel Aiden.

Lelaki dengan helm full face itu menekan tombol merah diponselnya. Renata mengerutkan dahinya, kenapa Aiden menolak panggilan itu?

"Siapa?" Tanya Renata berdeham.

Aiden sedikit menoleh, "Cuma nomor iseng kayaknya, gue nggak kenal."

Renata hanya mengangguk paham sebagai jawaban.

"Renata?"

Panggilan dari sosok disebelah kanan membuat keduanya menoleh ke asal suara. Aiden mengerutkan dahinya, sedangkan Renata memunculkan sebuah senyum yang cukup lebar.

"Angkasa!" Ujar gadis itu antusias seraya kembali turun dari motor.

Lelaki bernama Angkasa itu mendekat, menyapa Renata dan menatap Aiden cukup lama. Aiden yang sadar mungkin ia harus mengenalkan diri akhirnya ikut turun dari motor.

Lelaki itu mengulurkan tangannya ke arah Angkasa, "Gue Aiden."

Angkasa menyambut uluran tangan Aiden dan menatap lelaki itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, "Angkasa."

"Angkasa ini temen gue dari SMA sebelumnya Den." Renata ikut menimpali.

Aiden mengangguk paham dan tersenyum tipis kearah lelaki itu.

Canggung, tidak ada percakapan diantara keduanya setelah perkenalan singkat itu. Angkasa hanya terus menatap Aiden begitu juga sebaliknya, tatapan yang bahkan tidak sopan untuk dilontarkan jika mereka orang asing yang baru berkenalan sekitar dua menit sebelumnya.

Renata juga tidak mengerti situasi, jadi ia terkadang mencoba untuk basa-basi.

"Oh ya, Aiden punya urusan kan tadi? Kita pulang aja kalo gitu." Ujarnya, sepertinya Renata benar-benar sudah tidak tahan dengan suasana canggung ini.

[RGL#2] Change ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang