bagian 36

3.4K 191 6
                                    

.
.
.

Pagi ini jungkook sudah bersiap dengan rapi karena hari ini ia akan pergi ke kantor. Dan kini dirinya tengah sarapan bersama istri tercintanya karena ibu hamil itu tidak mau sarapan jika tidak dengan suaminya.

"Jung"

"Iya ada apa sayang? ingin nambah lagi?" tanya jungkook begitu lembut sambil mengelap sudut bibir seora yang terkena makanan.

"Tidak, aku sudah kenyang"

"Lalu?"

"Boleh aku ikut denganmu?" tanya seora begitu hati hati dan kini dirinya dan jungkook sudah selesai sarapan.

"Tidak"

"Tapi aku ingin ikut"

"Kau ingin di hukum lagi?" tanya jungkook sambil menaikkan alisnya dan melihat itu membuat seora langsung menunduk.

"Jung" rengek seora sambil memainkan jarinya.

"Tetap di mansion karena aku hanya pergi sebentar"

"Jika hanya sebentar berarti aku boleh ikut?"

"Tidak sayang. Kau tidak boleh ikut dan tidak boleh keluar dari mansion"

"Aku merasa bosan Jung. Aku ingin ikut denganmu" ucap seora sambil mengangkat kepalanya dan menatap jungkook dengan begitu memohon.

"Kemari"

Jungkook tidak menggubris ucapan istrinya dan kini menyuruh seora untuk berpindah pada pangkuannya hingga membuat wanita itu tidak bisa menolak.

"Jangan nakal ini masih pagi" ucap jungkook sambil mengelus lembut surai seora.

"Aku hanya ingin ikut denganmu, itu saja Jung"

"Seora"

"Kau jahat!" ucap seora kesal dan ia langsung mengigit bahu jungkook hingga membuat pria itu hanya bergedik sambil tertawa karena merasakan gigitan istrinya yang tidak terasa sakit justru terasa geli.

"JEON"

"Seora jangan berteriak"

"Kau jahat hisk padahal aku hanya ingin ikut denganmu" ucap seora dan wanita itu mulai menangis.

"Sayang, aku hanya pergi sebentar dan setelah itu langsung kembali. Kau ingin sesuatu nanti aku belikan"

"Permen kapas. Aku mau itu"

"Baiklah nanti aku belikan"

"Kau harus janji" ucap seora sambil menatap ke arah jungkook.

"Iya aku janji" ucap jungkook sambil merapikan rambut Istrinya dan setelah itu melumat sebentar bibir seora.

"Jangan lama lama dan bawakan aku permen kapas"

...

Jungkook buru buru keluar dari ruangan meeting karena ia mendapatkan kabar jika seora berada di lobi kantornya. Tapi itu untung saja meeting jungkook sudah selesai jadi pria itu langsung segera pergi dari sana untuk menyusul seora. Pria itu sudah menggeram kesal ketika Mark datang memberi tau.

Hah! Tidak bisakah wanita itu menurut? Jungkook merasa semakin pusing menghadapi sikap seora yang satu ini. Ibu hamil itu semakin kesini semakin keras kepala dan sulit sekali untuk di bilang. Jungkook merasa jadi serba salah. Ingin marah seora tetap kekeh dan ingin membentak tapi wanita itu akan menangis dan jungkook paling tidak suka melihat istrinya menangis.

Jadi bagaimana jungkook harus bersikap untuk menghadapi sikap seora?

"Tuan nyonya sedang berkelahi dengan seorang wanita" ucap mark pada jungkook saat kini keduanya tengah berada di dalam lift.

"Apa?"

Ting

Pintu lift terbuka dan jungkook langsung saja keluar tanpa menunggu Mark memberi tau. Jungkook langsung berlari dengan cepat menuju lobi dan di balakang sana jauh Mark ikut menyusul. Dan dari jauh jungkook sudah dapat melihat ramai para karyawannya berkumpul.

Membuat emosi jungkook naik melihat hal tersebut.

"Siallan!" desih jungkook saat melihat wanita yang berdiri di hadapan istrinya.

"Kau bohong!"

"Aku berbohong? Itu kenyataannya coba saja kau tanyakan pada suami mu itu"

"Jungkook tidak seperti itu! Mungkin saja itu dirimu!" Teriak seora dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Apa katamu?"

"Jungkook pernah bercerita jika dirimu itu wanita murahan yang mau menjual tubuhnya pada pria--

Plak

Bruk

"nyon--

"KANG WORI!"

Teriakan begitu keras menggema di ruangan lobi hingga membuat mereka semua mematung dan menoleh.

"arrkkh Jung perutku sakit"

...

Kini Jungkook tengah duduk sendirian di ruang tunggu ruangan rawat seora. Wanita itu tadi begitu sangat mengeluh kesakitan hingga membuatnya sampai tidak sadarkan diri. Membuat jungkook benar benar marah dan meminta pada Mark untuk mengurus wori lalu jungkook langsung cepat membawa seora menuju rumah sakit karena begitu khawatir dengan kondisi istrinya.

Ceklek

Pintu ruangan rawat seora terbuka menampilkan dokter jiwon yang baru saja keluar bersama 1 suster.

"Tuan jungkook"

"Bagaimana?"

"Tuan tenang saja. Kondisi nyonya seora kini baik baik saja, karena tuan langsung cepat membawa nyonya. Benturan bekas nyonya jatuh juga tidak berefek fatal untuk bayi yang kini berada di kandungan nyonya. Hanya kini kondisi nyonya seora terbilang masih lemah dan harus banyak istirahat"

"Aku ingin melakukan pengecekan kandungan" ucap jungkook setelah selesai mendengar penjelasan dokter jiwon.

"Kami akan lakukan"

Jungkook mengangguk dan setelah itu dokter jiwon permisi untuk pergi dan mempersilahkan jungkook untuk masuk.

Seora kini masih belum siuman karena kata dokter jiwon tadi, kondisinya lemah tapi untung saja bayi dalam kandungannya baik baik saja, hanya ibunya. Itu mungkin karena seora merasa begitu shock.

Kini jungkook duduk di kursi samping tempat tidur istrinya sambil menggenggam lembut tangan seora dan sesekali mengecupnya. Tangan jungkook satunya juga ikut turut mengelus perut seora yang sudah terlihat membesar.

"Seharusnya kau menurut apa kata suami mu ini" ucap jungkook sambil mengelus lembut pipi seora.

Tiba tiba ponsel milik jungkook berdering dan membuat pria itu langsung mengambilnya untuk melihat siapa yang menelpon.

Tertera nama Mark disana dan jungkook langsung menggeser tombol hijau.

"Langsung saja" ucap jungkook saat panggilan itu terhubung.

"Kami membawa nona wori ke ruangan bawah tanah tuan"

"Bunuh wanita itu dan jangan lupa direkam lalu kirim padaku"

"Baik tuan"

"Bunuh dengan cara perlahan yang menarik dan biarkan juga mereka menggilir wanita itu sesuka hati"

"Baik tuan"

Setelah itu jungkook langsung mematikan sambungan telponnya.

"Jung"

...

Jangan lupa vote coment dan follow 🦋

VOTE COMENT !

•Husband JJK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang