Chapter 14 : Malam itu

1.7K 154 16
                                    

Sakura berlari gelisah ditengah koridor, dengan memakai jas putih berkilau, dokter muda itu menembus kerumunan ketika mendengar ada orang asing dari luar desa yang sedang berkunjung dan menimbulkan masalah. Suara mereka mulai terdengar ketika gadis bersurai merah mudah itu telah sampai didepan rumah sakit.

"DIMANA DOKTER HEBAT KONOHA!" Seorang pria dengan tubuh besar dan kumis tebalnya menunjuk nunjuk petugas rumah sakit Konoha yang tengah berusaha meredakan emosi pria asing itu

"BAGAIMANA BISA ANAK KU TERLUKA DAN KALIAN DIAM SAJA?!"

Suaranya semakin meninggi ketika pria bertubuh besar itu memeluk gadis kecil yang tengah meraung kesakitan.

Sakura meringis tatkala melihat luka begitu dalam diperutnya.

"Tolong tuan, anda tidak perlu ramai. Saya akan segera menangani anak anda."

Sakura menggendong gadis kecil berambut coklat, gadis itu terus meraung dengan sesekali menyentuh perutnya. Darah sudah mulai berceceran ditanah serta dijas putih Sakura.

"Kau sebaikanya cepat sembuhkan anak ku! Atau aku akan menghabisi desa sampah ini!" Pria bertubuh besar itu menunjuk wajah Sakura dengan wajah yang merah padam

Sakura menatap sinis kearahnya kemudian tanpa suara ia bergegas masuk kedalam rumah sakit, dan memanggil petugas rumah sakit lainnya untuk segera membawa gadis kecil itu menuju ruang darutat.

"Sialan! Benar-benar desa sampah dan isinya sampah!"

"Tuan sebaiknya anda tutup mulut busuk anda. Kami tidak melakukan kesalahan apapun, dan anak mu akan segera disembuhkan."

Pria dengan kulit putih pucatnya menatap kearah ayah dari gadis yang terluka itu dengan tajam, mulutnya terkatup rapat setelah sedari tadi ia hanya menonton kejadian.

"Hah karena kau ninja aku takut begitu?! Ninja dari desa mu itu sudah melukai anak ku! Dia menusuk perut anak ku kemudian lari begitu saja sialan!"

Sai menarik sebelah sudut alisnya, "Ninja kami tidak mungkin melukai orang awam. Kami melindungi kalian. Jangan mengada-ngada!"

"Mengada-mengada kau bilang?" Pria bertubuh besar itu melangkahkan kakinya, berhadapan tepat didepan Sai

Kemudian pria itu menunjuk Hitai-ate yang terletak di

"Jelas-jelas dia memakai simbol ini."

Sai terdiam, matanya yang hitam dengan wajah padatnya menatap pria itu, mencoba mencari kebohongan tetapi Sai tidak menemukan itu, mata yang berapi-api wajah memerah karena menahan emosi. Ia tau pria itu sudah lama menahan diri untuk mengeluarkan seluruh emosinya.

"Jika begitu tolong tunggu anak mu diruang tunggu, saya harus pergi ke tempat Hokage." Sai berucap tegas, kemudian beranjak secepat kilat dari sana

Tanpa menunggu balasan pria bertubuh besar dengan kumis tebalnya, kini menatap kepergian Sai dengan kesal.

"Anak muda jaman sekarang benar-benar brengsek."

-




"Sai, ada apa? Wajahmu terlihat begitu tertekan."

Kakashi meletakan gulungan kertas hijau dimejanya, kemudian beralih fokus menatap pria yang menggelar sebagai kapten ANBU itu dengan kening yang berkerut, sejak kedatangannya tadi Sai tidak mengatakan apapun. Biasanya juga pria itu selalu cepat dalam bekerja.

"Saya ingin melapor atas kejadian hari ini." Barulah raut wajah itu berubah menjadi serius dan sedikit mendominasi

Kakashi terdiam, ia sudah tau jika kejadian ini akan terjadi.

UnthinkableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang