Chapter 6 : Permulaan Yang Sebenarnya

1.5K 167 8
                                    

"Aku hanya menganggap mu gadis kecil, sampai kapanpun kau adalah gadis kecil yang rapuh seperti kaca, sedikit saja pandangan ini tidak berada pada mu, kau akan pergi jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya menganggap mu gadis kecil, sampai kapanpun kau adalah gadis kecil yang rapuh seperti kaca, sedikit saja pandangan ini tidak berada pada mu, kau akan pergi jauh."

Aku membocorkan sesuatu yang tak kau lihat, mendengar sesuatu yang tak kau dengar, dan merasakan sesuatu yang tak kau rasakan

Kakashi membaca beberapa kalimat dari buku sastra yang ia temukan dipinggir jalan buku itu tergeletak begitu saja, saat mereka melakukan perjalanan misi pertama sebagai tim lengkap.

"Kakashi Sensei! Apa yang sedang kau baca apakah ada petunjuk?" Naruto menemui Kakashi kemudian mengikuti arah pandangan senseinya

Kemudian pria Hatake itu menutup buku bersampul merah itu lalu memasukkannya kedalam saku celananya.

"Tidak ada ini hanya buku sastra biasa. Kumpulan puisi yang sama sekali tidak menarik."

Tidak menarik tetapi Hatake Kakashi memutuskan untuk menyimpannya.

Naruto yang memang tidak suka dengan belajar, membaca buku dan sesuatu hal yang seperti itu hanya ber-oh ria kemudian menghampiri teman-temannya yang kini sedang mengungkap jejak kaki yang menghilang, sedang mereka sekarang telah ditugaskan untuk membawa gulungan yang menghilang telah diyakini pula jika gulungan milik Konohagakure itu telah dicuri. Mereka berada dipergunungan menuju desa terpencil dimana Sandaime Hokage memberikan petunjuk jika komplotan pencuri itu menghilang dibagian selatan. Tim Kakashi sudah menjauh dari desa mereka melakukan perjalanan yang akan memakan beberapa waktu.

"Ada yang mencurigakan?" Kakashi menghampiri muridnya

Sasuke memasang wajah serius dengan menganalisa kejanggalan disekitar jejak kaki itu sementara Naruto mengendus-endus disekitar mereka, layaknya kucing yang berusaha menemukan makananya, Naruto tidak menemukan apapun selain bau tanah dan semilir angin yang menyejukan. Sementara Sakura dia hanya terdiam meletakan jemarinya didagu mulus itu wajahnya tampak berpikir keras dengan keningnya berkerut.

"Tampaknya mereka berkomplotan seperti tau kita akan mengejar dengan cepat mereka sengaja menghapus jejak." Dengan kecerdasannya Sasuke mengeluarkan apa yang sedang pria itu pikirkan

Kakashi menggangguk menyetujui ucapan Sasuke sementara Sakura menoleh menatap pria Uchiha itu penuh cinta. Sasuke selalu bisa mencuri hatinya dengan sempurna.

Melihat itu pria Hatake itu hanya memutar bola matanya malas. Kenapa dengan hal sepele seperti itu saja Sakura menjadi sangat kagum seolah-olah Sasuke lah yang menjadi sorot utama disini, melupakan eksetensinya sebagai ketua tim tidak lah bisa termaafkan.

"Ehem, kita harus segera menemukan arah jejak kaki ini. Aku yakin mereka tidak jauh dari sini."

Kakashi merapikan rompi jouninnya kemudian memberikan isyarat kepada timnya untuk segera bergerak. Tim itu pun segera meninggalkan hutan yang menjadi petunjuk untuk mengejar target mereka yang mungkin tidak akan jauh dari sana.

UnthinkableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang