Mungkin jika tarik-ulur adalah olahraga, Sakura sudah mendapatkan segala bentuk piagam penghargaan. Karena itulah yang sedang ia lakukan.
Seharusnya tadi Sakura sudah melemparkan tamparan maut yang sering ia lakukan pada Naruto ataupun Lee yang selalu berbuat jahil kepadanya, tetapi ini berbeda.
Ciuman lembut tanpa memaksa itu membuatnya terlena. Seperti disiram air es tubuhnya terasa dingin dan membeku, seperti orang bodoh ia tidak dapat melakukan apapun.
Hingga pria itu tertidur dibahunya, lebih tepatnya Kakashi pingsan saat akan memeluknya.
Sudah gila bukan? Setelah menciumnya dan memeluknya Kakashi pingsan begitu saja, dan berujung menginap diapartemennya.
Pria itu benar-benar sesuatu.
Sakura menatap wajah terlanjang tanpa masker yang menutupi ia sedang bertanya-tanya mengapa pria ini sama sekali tidak tampak tua, tidak ada keriput, wajahnya berseri meskipun wajah rupawan itu sedang tercemar karena kondisi mengenaskan Kakashi. Pria itu tidak tidur selama lima hari, pantas saja kantung matanya menebal.
Sakura mengulurkan tangannya, mengelus kening yang tampak berkeringat kemudian menyekanya. Suhu Kakashi sudah stabil, tidak seperti sebelumnya saat Kakashi menciumnya tubuh pria itu terasa panas, demam yang dia rasakan membuat otaknya semakin miring.
Itu tidak dapat dipungkiri setelah ia mengetahui penyebab Kakashi menjadi gila karena besok Sasuke sudah kembali ke desa. Pria itu jelas menampakan rasa cemburunya, dengan bertindak seenaknya.
Pantas saja Kakashi selalu menyinggung Sasuke dan Sasuke, berawal dari makan malam setelah peresmiannya menjadi Hokage kemudian malam ini diapartemennya. Seperti yang sedang obsesi dengan Sasuke disini adalah Kakashi.
Lalu gadis itu menghela nafasnya. Dua pria yang sudah menemani dikehidupannya membuat Sakura delima harus berbuat apa.
Ia tau jika dirinya sudah jatuh cinta pada Kakashi, tetapi disisi lain Sakura tidak ingin terlena dan melukai hatinya lagi.
Sasuke sudah memberikannya luka dan trauma padanya, trauma seperti ia takut akan ketidak siapan dirinya menerima kisah baru. Sakura tidak tau sampai kapan Kakashi akan tetap seperti ini, yang ia tau semuanya hanya bersifat sementara.
Bahkan berapa kali ia melihat orangtuanya nyaris berpisah, Sakura saat ini sudah memahami jika berkomitmen tidak hanya sekedar rasa saling suka. Diusianya sekarang pula ia tidak ingin didalam hubungan yang hanya ingin bermain. Jika benar yang diinginkan Kakashi hanya itu, lebih baik Sakura melajang dengan berjuang membangun relasi yang baru untuk rumah sakit Konoha.
Ia sudah tidak ingin bermain-main, hatinya sudah lelah.
Lalu apakah dirinya juga sudah siap dengan pernikahan? Jika itu memang saatnya, dan akan ada pria yang berhasil dicintainya, maka jawabannya tidak, tidak akan ragu untuk menerima.
Tangan ramping nan putih itu sekali lagi mengusap pipi milik pria yang pertama kali menginap diapartemennya, mengusapnya dengan pelan memastikan lagi jika dirinya sudah berhasil jatuh cinta kepadanya.
Respon jantung yang berdetak lebih dari seharunya, itu adalah jawabannya.
"Andai semuanya semudah membuat kapal kertas, Kakashi." Sakura termanggu beberapa menit lamanya
Hanya untuk menatap wajah tenang saat tertidur, kulit putih pucat itu serta tanda lahir yang berada disudut bibir begitu identik pada wajah manisnya, Sakura yakin hanya dirinya lah yang bisa melakukan hal ini.
Lantas gadis itu tersenyum simpul. Benar hanya dirinya yang bisa melakukan hal itu.
Kakashi merasakan kehangatan nyata yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, selimut yang tebal dengan aroma bunga rasanya ia ingin terus tertidur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unthinkable
FanfictionKakashi sejak kecil sudah menelan kenyataan pahit dan hidup penuh dengan kegelapan semenjak ayahnya pergi, semenjak Hatake menjadi bahan cemohan penduduk desa karena insiden yang membuat ayahnya tewas, semua hidupnya yang berwarna kini hanya ada keg...