Sakura menatap databook dihadapannya dengan mata sayu. Data-data pasien itu ia dapatkan dari Shizune sebagai keperluannya ketika ia telah kembali bekerja, data-data itu didapatkan ketika Sakura mengambil cuti. Ada beberapa pasien yang harus mendapatkan terapi dan pemerikasaan lanjut darinya.
Untuk itu Sakura harus mendapatkan seluruh data pasien kemudian melakukan terapi khusus, tampaknya beberapa warga Konoha terserang virus langka yang menyerang cakra mereka beberapa pekan ini. Pantas saja semua penduduk menggunakan masker.
Jika terus dibiarkan tanpa pengobatan dan terapi medis, mereka akan mengalami cacat total.
"Sakura! Kau tau selama kau pergi rasanya aku semakin bekerja extra, sangat melelahkan. Belum lagi beberapa pasien yang tidak bisa ku tangani kali ini hanya kau yang bisa melakukan---"
Shizune menjeda ucapannya, ia menghentikan pekerjaanya dan terhenyak dengan apa yang sedang dilihatnya.
"Sakura? Kau baik-baik saja?"
Sakura menangis, tanpa suaranya.
Gadis itu menjawab dengan anggukan seraya menyeka tangisannya, tenggorokannya terasa sakit hanya untuk sekedar menjawab ucapan Shizune.
"Kau menangis. Tentu saja kau sama sekali tidak baik-baik saja. Katakan apa yang terjadi padamu." Shizune menghampiri juniornya itu, kemudian mengelus bahu Sakura
Tampaknya gadis itu tidak bisa konsentrasi pada pekerjaanya jika sesuatu yang terjadi itu tidak segera diselesaikan, Shizune menjadi sangat khawatir, karena saat ini konsentrasi serta kejeniusan Sakura sedang dipertaruhkan.
"Aku tidak tau rasanya, ini sakit. Aku seperti berbuat kesalahan yang besar."
"Kau sudah menyelesaikannya?"
"Tentu saja belum, jika sudah aku tidak akan seperti ini Shizune-san."
Pernyataan yang bagus dan begitu masuk akal, kenapa bisa-bisanya pertanyaan itu terlontarkan ketika jawabannya sudah begitu jelas.
"Sakura kondisi mentalmu akan berpangaruh pada pekerjaanmu, aku paham kau sedang tidak ingin membagi ceritamu. Tapi yang bisa ku katakan sekarang, selesaikan masalahnya dan fokuslah pada pekerjaanmu."
Sakura mengangguk, pagi yang buruk dihari yang buruk. Padahal pasiennya sudah menunggu, mereka sedang menahan sakit, stroke mendadak cakra yang terserang virus langka, ini bukan sekedar penyakit biasa didunia medis.
"Maafkan aku shizune-san. Yang penting sekarang adalah para pasien."
Shizune mengeluarkan senyumannya, akhirnya Sakura kembali seperti biasanya, gadis itu hanya perlu didengarkan dan mendapatkan beberapa kata-kata hangat yang menenangkan.
"Sampai jumpa nanti Shizune-san."
Sakura berlalu dari mejanya, menuju keruang inap para pasien yang sudah menunggunnya.
-
"Anda tau, tindakan anda kali ini membuatnya sakit hati?" Shikamaru bersedekap menatap Hokagenya yang kini sibuk berkutat dengan seluruh pekerjaannya
"Hmm."
"Sikap yang seperti ini sama sekali bukan seperti anda, Hokage-sama."
"Aku tau."
Kakashi tidak berkeinginan untuk membagi cerita pada tangan kanannya, perihal asmara atau kisah cintanya yang menyedihkan. Tidak, cukup Uchiha Sasuke yang mengetahui itu.
Nara Shikamaru hanya menghela nafasnya, menatap pria yang menyibukan diri dimejanya tanpa mau untuk sekedar menatap kearahnya, menjelaskan sedikit saja tentang sesuatu yang terjadi disini, mungkin ini terlalu pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unthinkable
FanficKakashi sejak kecil sudah menelan kenyataan pahit dan hidup penuh dengan kegelapan semenjak ayahnya pergi, semenjak Hatake menjadi bahan cemohan penduduk desa karena insiden yang membuat ayahnya tewas, semua hidupnya yang berwarna kini hanya ada keg...