Chapter 9

14 0 0
                                    

Anna telah sampai kebetulan saat sampai ia bertemu dengan dokter.

"Bagaimana dengan Bryan dok?" Tanya Anna dengan khawatir.

"Sepertinya beliau sedang ada banyak pikiran jadi itu membuat ia pingsan dan juga sepertinya dia kurang banyak istirahat," jawab dokter.

"Saya boleh masuk dok ngeliat dia?"

"Boleh silahkan," dokter mempersilahkan Anna untuk masuk ke dalam kamar rawat Bryan. Anna melihat Bryan yang tengah berbaring ia sudah sadar dari pingsan nya melihat Anna datang ia langsung bangun.

"Anna akhirnya kamu datang maafin aku udah bikin kamu khawatir," ucap Bryan didalam pelukan Anna.

"Gapapa,kamu kenapa bisa kaya gini," jawab Anna Bryan melepaskan pelukannya.

"Aku kepikiran kamu," ucap Bryan.

"Kepikiran aku kenapa,kenapa kamu mikirin aku?" Tanya Anna.

"Tadi Resta kesini dia bilang kamu bakalan nikah 2 hari lagi,itu beneran Anna?kamu mau ninggalin aku?aku mohon jujur sama aku Anna siapa orang yang berani nikahin kamu atau jangan-jangan kamu di jodohin sama papa kamu iya kan," ucap Bryan mata nya sudah berkaca-kaca.

"Engga itu gak bener kamu jangan percaya ya," Anna masih tidak ingin Bryan tahu.

"Kamu bohong Anna bahkan dari mata kamu sendiri aku bisa tebak kalo kamu lagi bohong sama aku iya kan," ucap Bryan.

"Anna pliss..jangan...jangan....JANGGGGANNNN!!! JANGAN ANNA!!!" Bryan berteriak dengan sangat kencang histeris hingga Anna segera memanggil dokter lalu dengan segera dokter mengangani Bryan.

Dokter langsung menyuntikkan cairan obat penenang pada Bryan lalu Bryan pun tertidur. Dokter langsung menemui Anna dan menjelaskan kondisi Bryan.

"Kondisinya sebenarnya baik-baik saja tapi jangan bikin dia stress karena sangat bisa membuat kejiwaan nya terganggu,". Ucap dokter tersebut. Saat Anna tengah menemani Bryan yang tengah tertidur tiba-tiba ponselnya berdering ada panggilan masuk dari Nathan.

Anna keluar sebentar dari kamar rawat Bryan dan mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa?" Ucap Anna.

"Kamu ada dimana sekarang Anna? Hari ini kita mau ke butik," kata Nathan.

Anna menghela nafasnya mau tidak mau ia terpaksa bilang kalau dia sedang di kantor polisi.

"Di kantor polisi jangan bilang ke papa paham!! Atau gue gak mau nurut keinginan lo itu," ucap Anna dengan tegas. Nathan sudah tahu Anna di kantor polisi ingin menemui siapa.

"Oke aku janji gak bakal bilang ke papa kamu, kamu mau aku jemput apa jalan sendiri?"

"Jalan sendiri gue bawa mobil nanti gue ke butik langsung," Anna langsung mematikan sambungan telepon tersebut dan kembali ke kamar Bryan.

Melihat kondisi Bryan yang seperti ini membuat Anna tidak tega untuk meninggalkan nya, jika Anna tinggal pasti bila Bryan bangun ia akan mencari nya atau ia akan berteriak histeris lagi.

Anna menemui suster yang tiba-tiba datang untuk memberikan obat.

"Suster, saya minta tolong jaga Bryan ya saya mau ada urusan kalau dia bangun bilang aja di restoran saya lagi ada maling," ucap Anna yang terpaksa harus bohong.

"Baik nanti saya akan sampaikan," jawab suster itu. Anna segera pergi dari tempat itu dan keluar dari kantor polisi dan menuju butik yang telah diberi tahu oleh Nathan.

CATATAN TERAKHIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang