chapter 22

11 0 0
                                    

Keesokan pagi hari Anna dan Nathan baru saja selesai sarapan.

"Nat,hari ini aku izin ketemu Bryan boleh?" Ucap Anna sambil menuangkan air kedalam gelas Nathan.

"Lama gak?" Jawab Nathan.

"Cuma sebentar,". Nathan menghela nafasnya,padahal Nathan masih ingin Anna tetap disini bersamanya, tetapi ia tidak boleh egois Bryan pasti saat ini sedang butuh Anna.

"Yaudah boleh,tapi jangan lama-lama ya," jawab Nathan.

"Aku udah wa Novan buat jaga kamu sebentar lagi dia sampai,kalo gitu aku jalan dulu ya," ucap Anna sambil mencium tangan Nathan untuk pamit.

Anna pergi meninggalkan Nathan tanpa sepengetahuan Anna air mata Nathan pun keluar ia sangat sakit melihat kehidupannya sekarang.

Di dalam perjalanan tak lupa Anna membeli martabak langganan nya sengaja ia beli untuk Bryan. Setelah sampai disebuah kontrakan tiba-tiba Dimas keluar dari sana menemuinya.

"Gimana keadaan Bryan mas?" Tanya Anna.

"Dia ada di dalem udah bangun lu temui gih,kalo perlu apa-apa bilang ya kontrakan gue disana," jawab Dimas sambil menunjukkan pintu kontrakan nya. Anna mengangguk paham segera ia masuk kedalam.

Bryan kini terdiam melihat kedatangan Anna tidak seperti biasa nya. Anna duduk di tepi kasur dekat Bryan. Sambil mengusap tangan Bryan,namun malah Bryan menepisnya.

"Aku ada salah sama kamu?" Ucap Anna lembut.

Bryan tetap diam.

"Maaf kalo semalem waktu buat kita jadi keganggu, kamu marah karena itu," ucap Anna.

"Oya kamu udah sarapan?aku bawain martabak telur kesukaan kamu loh,nih" Anna menyodorkan plastik berisi martabak telur itu pada Bryan tapi malah dilempar oleh Bryan membuat Anna kaget.

"Kamu kenapa bry? Aku ada yang salah sama kamu?kenapa kamu lempar makanan gitu? Aku beliin buat kamu makan bukan buat kamu lempar seenaknya," ucap Anna dengan nada yang lumayan keras.

"Kamu bohong sama aku Anna," jawab Bryan.

"Aku bohong apa sama kamu?"

"Siapa cowok itu Anna?SIAPA?" jawab Bryan dengan tegas.

"Maksudnya kamu apa sih aku gak ngerti?cowok mana?".

Bryan menatap Anna dengan nanar air mata nya sudah keluar tak bisa lagi ia tahan.

"Ternyata benar yang dibilang sama Resta dan papa kamu, kamu udah nikah kan sama cowok itu iya kan..KAMU TEGA SAMA AKU ANNA KAMU UDAH GAK SAYANG AKU LAGI KAMU LEBIH PILIH DIA DIBANDING AKU!!!".

Anna mengerti sekarang kenapa Bryan sangat marah pada nya pasti semalam Bryan mengikuti nya ke rumah sakit dan melihatnya dengan Nathan. Dan apa Anna harus mengatakan yang sebenarnya.

"Tinggalin dia Anna,kamu milik aku," ucap Bryan gemetar.

"Gak bisa bry," jawab Anna.

"Kenapa?kamu cinta sama dia?terus aku gimana?aku udah gak punya siapa-siapa lagi? Aku cuma punya kamu,TAPI SEKARANG KAMU BUANG AKU ANNA!!" Bentak Bryan.

Anna memeluk Bryan untuk menenangkan nya tetapi Bryan malah membalas pelukan itu dengan sangat erat.

"Aku mohon Anna jangan pergi,tinggalin dia pliss..." Ucap Bryan. Anna menggelengkan kepalanya.

"Kalo kamu gak bisa tinggalin dia berarti kamu mau liat aku mati?".

"Aku gak bisa tinggalin dia bry, dia sekarang lagi sakit parah,aku harus ada disamping dia," ucap Anna dalam pelukannya.

"Semoga dia mati,dan aku hidup tenang dan bahagia sama kamu," jawab Bryan.

"Bryan aku mohon jangan kaya gini ya,".

"Kamu masih sayang sama aku kan?" Anna mengangguk.

"Aku tunggu sampai tahun depan kalo kamu sama dia gak cerai maka aku akan bikin hidup rumah tangga kalian gak tenang," ucap Bryan. Anna hanya diam lalu melepaskan pelukannya dan sambil mengusap air mata Bryan. Mata dan tatapan Bryan tidak lepas dari mata Anna.

"Aku janji," jawab Anna. Bryan tersenyum sinis, ia akan terus menganggu rumah tangga Anna dengan suaminya dan terus mencari perhatian Anna. Ia tidak peduli dengan kondisi suami yaitu Nathan yang sedang sakit.

"Siapa nama nya?"tanya Bryan.

"Nathan, dia punya saudara kembar nama nya Novan," jawab Anna. Bryan menarik Anna kedalam pelukannya lagi.

"Kamu udah ngaipain aja sama dia?".

"Belum ngaipain-ngaipain kok," jawab Anna. Bryan tersenyum mendengarnya.

"Bagus,terus jaga kehormatan kamu buat aku INGET! cuma buat aku bukan DIA! ucap Bryan menekankan kata 'dia'.

"Sayang,seharian ini aku mau sama kamu disini mau ya,aku butuh kamu," ucap Bryan.

"Iya,aku disini martabaknya mau dimakan?" Jawab Anna. Bryan tersenyum dan mengiyakan, Anna mengambil piring dan plastik kotak martabak telur tadi yang lempar oleh Bryan untung isi nya tidak tumpah.

"Kamu gak makan?" Tanya Bryan.

"Aku udah makan tadi rumah sakit,"jawab Anna.

"Sama dia," ucap Bryan senyum kecut.

"Udah ya jangan dibahas lagi,".

Bryan menerima suapan Anna,ia akan terus memaksa Anna untuk selalu ada dengannya.

"Emang suami kamu sakit apa sampai dibilang parah?" Tanya Bryan.

"Jantung, tapi sekarang udah dapat donornya," jawab Anna. Gawat kalo sampai itu terjadi.

"Bulan depan aku mau ke Amerika," tambah Anna.

"Ngaipain?kamu mau bulan madu sama dia?"

"Enggak,aku cuma mau temenin dia soalnya pendonornya ada disana," jawab Anna.

"Aku ikut,".

"Ngaipain kamu ikut,terus kalo kamu ikut kerja kamu gimana?"

Bryan diam.

"Kata nya kamu mau cari uang buat aku?kalo kamu ikut aku uang tabungan kamu gimana,sayang loh uang gaji kamu kepotong cuma gara-gara kamu ikut aku,".

"Ck, iya-iya," jawab Bryan sebal.

Anna disana lumayan lama hingga ia tiba-tiba tertidur, sudah pukul 5 sore ponselnya Anna berdering. Anna yang mendengar itu pun terbangun dari tidur nya dan mengangkat telpon itu dari Novan.

"Kenapa?"

"....."

"Iya,gue balik sekarang tunggu ya.."

"...."

"Oke,"

Anna mematikan ponselnya ia lihat ke kanan kiri ia berada di tempat tidur Bryan tetapi orang itu tidak ada di samping nya. Anna pun bangun dari tempat tidur itu dan mencari Bryan ke dapur dan ternyata benar Bryan sedang berada di dapur tengah masak.

"Bryan," panggil Anna. Bryan menoleh ke belakang sambil tersenyum pada Anna.

"Kamu udah bangun,pasti laper ya sabar sebentar lagi matang masakan nya,kamu harus coba," ucap Bryan.

"Habis makan aku balik ke rumah sakit," jawab Anna.  Bryan yang mendengar itu langsung melempar spatula ke tembok, Anna terkejut melihat itu.

"Cuma sebentar bry,besok aku dateng lagi kesini," ucap Anna. Bryan menoleh ke Anna sambil mematikan kompor lalu berjalan ke arah Anna dan menangkup kedua pipi Anna.

"Besok aku kerja kamu harus anter aku titik gak ada alasan apapun,aku tunggu," jawab Bryan.

"Iya tapi gak janji," ucap Anna.

"Oke,and sekarang kamu harus makan dulu aku udah masakin buat kamu," jawab Bryan. Anna mengangguk.



CATATAN TERAKHIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang