Chapter 4 : Reminder

275 35 0
                                    

" Ini dimana?" Tanya Alea kebingungan.

.......... >>>>>> ..............

Mata Alea masih menyapu seluruh isi ruangan. Kamar yang ia tempati dan semua isinya kenapa bernuansa sangat kuno dan elegan,batinnya. Warna coklat keemasan memenuhi ruangan itu.Matanya serasa ingin copot karena kesialuan. Terdapat dua lampu gantung besar dalam satu ruangan.


" Nona!" perempuan itu kini nampak panik. " Anda dikediaman anda nona, ini kamar anda." Tuturnya.

" Apa, sejak kapan aku punya kamar sebesar lapangan sepak bola dirumahku? Kau mungkin salah orang."

" Astaga, mungkin kau lupa ingatan setelah tak sadarkan diri karena tertusuk panah beracun yang diarahkan ke Prince Carlos. Dan hamba Cecil, maid sekaligus dayang pribadi anda." Jelas Cecil dengan keringat dingin memenuhi pelipisnya.

" Tidak mungkin! Aku bahkan tidak pernah,...."

Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar. Muncul seorang pria paruh baya ditemani seorang wanita yang menelisik keadaannya seperti khawatir. Tak lama kemudian, muncul pula pemuda tampan yang menatapnya cemas. Mereka semua menggunakan pakaian yang sangat aneh menurut Alea. Apalagi wanita yang datang dengan pria paruh baya tadi. Perasaan hari masih siang dan tak ada bunyi musik atau pesta apapun. Kenapa wanita itu mengenakan gaun dan rok mengembang seperti gaun pernikahan, namun desainnya terlihat norak. Apakah memang orang-orang di wilayah ini stylenya seburuk itu? Bukankan lebih nyaman jika hanya memakai croptop dan hot pants jika sedang ada di dalam rumah, daripada pakaian seperti itu yang bahkan Aleapun bingung dan bertanya-tanya betapa merepotkannya pakaian itu. Tunggu, apakah Rodrigo kembali melakukan prank kepadanya atau,...

" Akhirnya kau sudah sadar sayang."

Wanita itu berjalan mendekat ke arah Alea. Tangnnya terbuka seperti hendak memeluknya. Masih belum faham sengan apa yang terjadi, Aleapun memilih bergeser kesamping dan menghindari pelukan dari wanita asing itu. "Maaf, siapa anda? Saya tak pernah mengenal anda sebelumnya. "

Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Alea sontak membuat seisi ruangan terkejut. Tak hanya ketiga orang itu, namun beberapa prajurit dan kepala pelayan di kediaman Greenlandpun tak sadar telah membuka mulutnya karena tak percaya dengan apa yang barusan mereka dengar.

" Ada apa ini Cecil?" tanya Duke of Greenland

Cecil gemetar, badannya serasa tak memiliki tenaga dan semua melemas seketika. Badannya langsung ambruk guna meminta maaf kepada sang Duke.

" Ma- maaf tuan Duke. Tapi sepertinya nona Lucaiba tak mengingat apapun. Bahkan tadi ketika bangun dari pingsannya, Nona Lucaiba menanyakan dimana dia berada saat ini."

Duchess of Greenland terjatuh seketika mendengar berita mengejutkan itu. Ia menatap putri semata wayangnya iba. "Tidak, ini bohongkan sayang? Kau masih mengingat bundakan? Galileo, ini semua salahmu!"

" Maafkan aku ibu, maafkan aku juga Lucaiba,aku memang tidak becus dalam menjagamu."

"Apasih maksud mereka itu. Dan kenapa nama-nama mereka sangat mirip dengan nama tokoh di novel yang kubaca kemarin? Apa mungkin aku bertansmigrasi ke dunia novel? Dan aku menjadi tokoh protagonis yang bernama Lucaiba? Whaa, menyenangkan sekali." Batin Alea.

" Galileo, cepat panggilkan healer!" titah Duke of greenland

Galileo hanya bisa mengangguk dan menuruti kemauan ayahnya. Galileopun pergi meninggalkan kamar saudarinya. Alea yang sedari tadi menyaksikan drama didepannya itupun hanya bisa mengerutkan dahimya kebingungan. Alea merasa canggung berada disana.

Transmigrasi : The Death Angel Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang