33. Terbongkar

4.3K 422 24
                                    

Flashback ketika terjadi kecelakaan Taehyung yang saat itu mengemudikan mobilnya tiba-tiba kehilangan kendali, rem pun blok dan kecepatan kendaraannya meningkat. Perempatan jalan yang seharusnya lajur Taehyung berhenti malah tetap terus berjalan sehingga terjadilah kecelakaan empat arah.

Sekarang dia disekap di mansion milik orang tuanya. Bukan rahasia lagi kalo sebenarnya mereka yang menculik Taehyung sebelum garis kuning milik polisi melintang. Bahkan para tim medis enggak tahu menahu tentang adanya keberadaan Taehyung sebagai korban.

Taehyung dikurung di ruang bawah tanah dengan kedua tangannya diikat beserta kakinya di borgol rantai besi. Badannya lemah gak berdaya karena obat suntikan yang appanya berikan.

Pakaiannya pun sudah rapi bukan seragam sekolah lagi. Saat ini Taehyung sudah siap melamar Hyura sebagai pendamping hidup sekaligus teman selamanya.

"Bangun"

Mata Taehyung terbuka sayu, di depan dia ada seorang pria yang sangat amat ia benci. Berdiri disana sembari menghisap asap dan tangan sebelahnya memegang kunci rantai.

"Kau sudah siap son?" tanya dia sembari berlutut membuka rantai yang membelenggu kaki anaknya.

Kemudian berdiri lagi dan membuka ikatan tangan Taehyung. "Jika saja dari awal kau setuju ini semua tidak akan pernah terjadi"

Taehyung berusaha menepis tangan appanya yang hendak memapahnya berdiri yang membangkitkan amarah yang seharusnya tak terjadi.

"ANAK PEMBANGKANG!"

Plak,

Satu tamparan mendarat tepat di pipi Kim Taehyung. Taehyung berkaca-kaca, seumur hidup baru sekali ini appanya menggerakkan tangan atas dirinya bahkan sampai meninggalkan bekas.

Dengan kasar tangannya di tarik paksa untuk berdiri, diseret naik tangga walaupun Taehyung merintih kesakitan. Tenaganya di kuras habis oleh obat suntikan jadi untuk melawan saja rasanya terlalu sulit.

Sesampainya mereka di anakkan tangga paling atas, Taehyung menatap mata eommanya yang berkaca-kaca. Gak tega lihat Taehyung yang menderita seperti itu. Baru kali ini juga Taehyung melihat eommanya memiliki rasa empati terhadap dia padahal sebelumnya Taehyung memiliki masalah pun dia gak peduli.

Hyura pun juga sudah siap menanti kedatangan pangeran tanpa kudanya itu. Senyumannya gak pernah luntur, merekah sedari tadi. Ini adalah hari bahagia mereka atau mungkin hari bahagianya Hyura. Karena buat Taehyung ini adalah hari yang menyiksa.

Setelah bermenit-menit menunggu akhirnya Hyura bisa melihat Taehyung. Tapi ini menyiksa, dan Hyura merasa mual setelah melihat kedatangan Taehyung.

"Uek—"

Semua orang langsung menatapnya dia kaget. Terutama nyonya Han yang panik sedemikian karena pasti orang tua dari Taehyung akan mencurigai anaknya.

Nyonya Kim menatap penuh selidik kearah Hyura berbeda dengan tuan Kim yang sedang memapah Taehyung berjalan.

"Ah— nak Taehyung sudah datang... Hyura, pangeranmu sangat tampan, bukan?" kata nyonya Han berusaha memperbaiki suasana yang tadinya suram.

Hyura yang mengerti gestur eommanya pun langsung ikut menimbrung sesekali tersenyum kikuk sembari menatap Kim Taehyung yang ada di depannya.

"Permisi tuan," sapa seorang kepala keamanan mansion yang tiba-tiba datang menghampiri tuan Kim dengan kepala yang menunduk.

Tuan Kim terlihat begitu terganggu tapi setelahnya dia mempersilahkan bawahannya itu berbicara. "Ada apa?" tanya dia sebelumnya.

"Maaf karena sudah mengganggu acara anda tuan— tapi diluar ada yang ingin bertemu..."

"Apa kau tidak bisa menangani mereka dan harus melapor?"

Lebih Dari Itu | Taekook [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang