34. Confess

4.8K 412 12
                                    

Taehyung sekarang lagi di jalan ke apartemen dia, dari tadi senyum terus karena kepikiran kata Hoseok yang bilang kalo dia ditungguin Jeon Jungkook.

Pas sampe di sana Jungkook lagi bantuin Jin di dapur, lagi masak buat makan bersama. Tiba-tiba suara pintu kebuka buat Jungkook lepas apron dan lari ke ruang tamu.

"Ih kak Namjoon, kirain kak Hoseok sama kak Taehyung" desahnya malas.

Pikir dia tadi itu Taehyung, kan udah kanget berat jadi putus ditengah jalan.

"Semangat banget ketemu Taehyungnya" goda Namjoon.

Pipi Jungkook memanas, memang iyakan kalo dia semangat sampe bela-belain sibukin diri di dapur walaupun cuma bantuin Seokjin memasak.

"Aku balik dapur dulu deh, kasi tau ya nanti kalo ada yang datang"

Dua jempol di dapat Jungkook buat dia ketawa lucu, humornya itu receh makanya gitu.

Baru dua langkah Jungkook refleks balik badan. Pintu apartemen terbuka dan dia mencoba diam ditempat. Tapi, gabisa. Jungkook terlalu rindu sampai matanya langsung berkaca-kaca. Bukannya cengeng tapi secara nyata mata Jungkook menyiratkan rindu yang berat kepada manusia di depan sana.

Sedetik kemudian pandangan mereka bertemu, Jungkook langsung lari menubruk dada bidangnya orang yang dipapah, Kim Taehyung. Seketika Taehyung rasa dia udah sembuh karena Jungkook sebagai charger ada di dekapannya, kasi dia energi baru.

"Kakak oke??" tanya Jungkook dengan beraninya menatap Taehyung dari bawah.

Taehyung balas pelukannya Jungkook dengan hati-hati. Dia masih lemas tapi dengan adanya Jungkook di dekapan, energi Taehyung terisi penuh.

Cuma anggukan yang Jungkook dapat, terlalu gembira sampai-sampai susah untuk dijelaskan apalagi dinarasikan.

"Lagi apa?" tanya Taehyung kemudian.

"Aku masak bareng kak Seokjin, banyak banget. Ada kesukaan kakak juga, pasti kakak suka!" jawab Jungkook dengan semangat menjelaskan apa yang dia lakukan sore ini.

"Kesukaan Taehyung mah Jungkook ya gak sih?" kata Hoseok seduktif. Namjoon langsung mengangguk heboh, sementara Jungkook memerah malu.

"Hei, kok pada diem di depan pintu? Makanannya udah masak nih" tiba-tiba Seokjin datang dan mengajak mereka makan bersama.

Sekarang lagi pada makan masakannya Seokjin yang dibantu Jungkook tadi. Taehyung makan di suapi Jungkook karena untuk memegang sendok pun Taehyung gak kuat. Jungkook memaklumi dia juga dengan telatennya menyuapi Taehyung tanpa banyak bertanya apalagi mengeluh.

Ngomong-ngomong soal kejadian yang menimpa Taehyung, ini adalah rahasia. Taehyung mau menyimpan rahasianya secara apik dan jangan sampai teman-teman bahkan Jungkook sekalipun tau apa yang dilakukan appa Kim terhadapnya.

Kembali ke meja panjang, semuanya menikmati makanan dengan nikmat. Tapi, telak gak bisa dibantah kalo sekarang mereka merasa kurang. Dua tempat yang biasa diisi oleh Jimin dan Yoongi sekarang jadi kosong. Jimin belum juga sadarkan diri dan Yoongi sebagai pendamping setia mendampingi Jimin dan menemani sang kekasih hati dalam masa kritisnya.

Setelah ini Namjoon dan lainnya bakal berangkat bareng ke rumah sakit nemenin Jimin juga jadi Yoongi bisa istirahat sejenak. Soal orangtua Jimin mereka ada tugas dinas keluar kota dan mereka tau tentang kondisi Jimin, dan mereka bakal pulang secepatnya kendati harus membatalkan semua yang telah disusun sebelumnya.

•••

Menjelang malam apartemen Taehyung keliatan sepi hanya diisi oleh dua orang, yang lainnya pada pergi gantiin Yoongi yang dari pagi nemenin Jimin di rumah sakit.

Atmosfer di ruangan tertutup kali ini minit buat dua orang yang dari tadi saling pandang dari tempatnya masing-masing jadi resah. Jujur Jungkook saja orang yang resah itu sedangkan Taehyung gak sama sekali.

"Sini," ajak Taehyung sambil menggeser tempat disebelahnya agar ada kosong buat Jungkook tidur disamping dia.

"Kamu sekarang kalo kangen hobinya diem ya, dari pada banyak tingkah" kata Taehyung, Jungkook melotot marah yang diplototin malah kepalang gemas.

"A-aku enggak kangen kakak— m-maksudnya aku gak kangen kamu, Taehyung."

Satu alis Taehyung terangkat, sangat paham Jungkook kalau marah kelihatan tingkahnya. Dan kata 'kamu' yang diucapkan Jungkook menjelaskan kalau sekarang dia lagi marah.

"Kalo lagi kangen seseorang tuh samperin orangnya bukannya nahan-nahan kan— akhh, sakit Kook" Taehyung merintih kesakitan sebelum menyelesaikan ucapannya.

"Kakak mau protes kalo aku berat? Iya? Huh?"

"Bukan masalah beratnya tapi—"

fyi, Taehyung masih lemah.

"Aku kangen kamu, kak"

Sakit pun gak dihitung lagi kalo Jungkook udah manis begini. Taehyung itu bucin akut sama sahabat sendiri.

"Kalo kangen cium dong orangnya"

Cup,

Tanpa banyak tingkah lagi Jungkook dengan beraninya mengecup pipi Taehyung. Membuat yang dikecup sampai ngangga gak percaya.

"Ahk—"

Sekali tarik Jungkook sekarang ada dibawah kungkungan Kim Taehyung. Jungkook sendiri ragu apa Kim Taehyung beneran sakit atau cuma pura-pura aja.

"Kook, kayaknya aku lebih kangen kamu daripada kamu yang kangen aku. Tetap disini ya, aku sayang kamu— sayang banget sampe gatau harus ungkapin kayak apa lagi.."

Jungkook sekarang gak paham sama apa yang dia rasakan, senang karena akhirnya Taehyung bilang sayang ke dia dan sedih karena terharu. Setelah tiga tahun lamanya akhirnya Taehyung mengungkapkan rasa sayangnya.

'apa rasa cinta ini terbalas?'

Entah siapa yang memulai, baik Taehyung maupun Jungkook sama-sama larut dalam ciuman yang dibuat. Kali ini bukan cuman sekedar ciuman tapi disertai lumatan-lumatan yang memabukkan sebagai Taehyung si dominan sedangkan Jungkook lebih banyak menerima.

 Kali ini bukan cuman sekedar ciuman tapi disertai lumatan-lumatan yang memabukkan sebagai Taehyung si dominan sedangkan Jungkook lebih banyak menerima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lebih Dari Itu | Taekook [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang