"Siapa, hum?" Tzuyu yang penasaran akhirnya mendekat ke arah Jihyo, mengintip sedikit cuplikan di layar ponsel yang lebih tua.
"Ah ini, nanti malam aku akan mendatangi pesta ulangtahun sahabatku. Juga nanti atau kemungkinan besok Daniel akan pulang." Jawab Jihyo sembari ia yang meletakkan kembali ponsel di tempat semula.
Tzuyu manggut-manggut paham. Di lubuk hatinya yang terdalam, Tzuyu tak ikhlas bila Sang Ayah pulang nanti malam. Ia berharap nanti menjadi malam yang indah untuk mereka, Tzuyu dan Jihyo. Ingin pacaran dulu setidaknya.
Yah, gadis itu berdoa agar ayahnya tak jadi pulang. Terdengar jahat, tapi itu yang ia butuhkan.
Tiba-tiba Jihyo berdiri di samping Tzuyu, ditatapnya manik Tzuyu dengan penuh harap, juga memeluk lengan Sang Kekasih erat.
"Sayang.." Panggilnya manja.
Tzuyu hanya memperhatikan tingkah Jihyo yang sudah tertebak itu, lantas gadis itu tersenyum tipis. "Iya ada apa, kau mau aku menemani mu membeli kado?" Ucapnya tanpa sungkan, raut wajah bangga turut disuguhkan terang-terangan.
Jihyo hanya tertawa renyah.
"Aku sudah tau itu, ck." Karena tak tahan dengan tingkah gemas Sang Kekasih, Tzuyu menangkup kedua pipi Jihyo dengan satu tangan. Mengecup bibir wanita di depannya itu beberapa kali hingga Jihyo terkikik geli.
Setelah puas, Tzuyu pun menghentikan kegiatannya. Diakhiri dengan kecupan yang sengaja ditahan sedikit lama. Agar lebih terasa, pikirnya.
"Baiklah, ayo kita beli sesuatu." Ajak Jihyo karena hari yang akan menjelang sore.
"Iya, ayo sayangku.." Jawab Tzuyu lembut dengan senyuman manis yang ikut serta, tak lupa tatapan lembut yang ia berikan hanya untuk Jihyo semata.
Gila, hati Jihyo benar-benar dibuat porak-poranda.
Panggilan 'sayangku' mengalun begitu lembut kala Tzuyu menyebutnya, entah kenapa ia merasa dicintai dan terdengar nyaman di telinganya. Apa ini? Belum genap satu hari Jihyo kembali menjadi kekasih Tzuyu, tapi ia sudah terbang kemana-mana.
— ••• —
Keduanya kini telah berkendara dengan mobil menuju sebuah toko perhiasan langganan Jihyo, rencananya ia akan menghadiahi sahabatnya itu sebuah kalung.
Suasana sudah mulai terasa sejuk, sore hari di kota Seoul tidak seperti biasanya. Cuaca juga sedikit mendung, Jihyo suka itu. Tidak terlalu panas dan cenderung dingin.
Tiba-tiba satu tangan Tzuyu menggenggam tangannya, menyatukan setiap jari-jari lentik keduanya. Genggaman tangan itu terlihat sangat nyaman, karena keduanya sama-sama saling mencintai. Terlihat seperti seantero dunia pun tak dapat menandingi.
Sejenak Jihyo menatap Tzuyu, tersenyum simpul dan kembali meluruskan pandangannya. Menikmati setiap pemandangan yang ada, sore yang mendung ini terasa asri baginya.
Ibu jari Tzuyu mulai bergerak mengusap punggung tangan Sang Kekasih sebelum mengecupnya singkat, ia benar-benar telah terpikat. Namun sesuatu yang mengganjal usapan ibu jarinya berhasil menyita atensinya sebentar. Ia melirik ke bawah, mendapati cincin emas yang terlihat licau itu terpasang apik di jari manis Sang Kekasih. Seketika nafasnya berat, alhasil ia hembuskan dan kembali memfokuskan pandangannya ke jalanan kota yang lumayan padat.
Hati Tzuyu bergemuruh sendu, 'Ayah, maafkan aku.'
— ••• —
Jihyo dan Tzuyu, keduanya telah sampai di toko perhiasan yang dimaksud. Kini mereka telah sibuk memilih model yang sekiranya cocok dikenakan oleh yang ulang tahun.
"Aku suka yang ini, tapi rasanya ini terlalu tipis."
"Bagaimana jika yang ini?"
"Ah iya! Itu akan cocok dikenakan sahabatku."
Kurang lebih seperti itu percakapan kedua sejoli itu, terlihat telaten memilah hadiah yang sekiranya terbaik untuk dijadikan kado.
Jihyo telah menenteng tas kecil berisi kotak hitam bermotif beludru itu. Telah selesai pikirnya, jadi ia ingin pulang. Namun saat hendak melangkah, netra Tzuyu menangkap sepasang gelang hitam dengan manik berbentuk kunci yang terbuat dari emas.
Gadis itu tersenyum, kemudian berbalik dan meminta Sang Penjual untuk mengambil benda yang ia maksud.
"Apakah kau akan membelinya?" Tanya Jihyo yang hanya memperhatikan dan berdiri di samping Tzuyu.
Gadis itu mengangguk sebagai respon, "Aku menyukai nya, kita bisa memakainya bersama-sama." Katanya dengan nada yang terdengar exited. Dirogohnya dompet dan membayar sepasang gelang tersebut.
"Kajja, kita pulang." Tzuyu meraih sebelah tangan Jihyo dan berjalan keluar toko.
Saat keduanya berada di dalam mobil, Tzuyu mengeluarkan gelang tadi.
"Tadaa, bukankah ini terlihat lucu? Entah kenapa, tapi gelang ini tiba-tiba mengingatkan ku tentang kenangan kita di Namsan Tower." Tzuyu tertawa pelan, diambilnya pergelangan tangan Sang Kekasih. Dengan lembut ia pasangkan gelang tadi dan tersenyum senang kala gelang itu terlilit elok di sana.
Ditatapnya Jihyo yang sendari tadi hanya tersenyum, "Kau menyukainya?"
Yang ditanya segera mengangguk antusias, menyertakan senyuman yang terlampau indah dan gemas. "Aku sangat menyukainya! Sini, biar kupasangan milikmu." Jihyo pun juga melakukan hal yang sama, yaitu memasangkan gelang di pergelangan tangan Tzuyu. Kemudian mencondongkan tubuhnya dan mengecup singkat bibir gadis itu. "Thanks, babe."
"Iya, you're welcome." Sahutnya lembut.
— ••• —
Setelah beberapa saat, mereka selesai dengan kegiatan romantis-romantisan mereka. Tzuyu mulai melajukan mobilnya pulang. Hari sudah sore dan mungkin beberapa saat lagi juga mulai gelap.
Tzuyu kembali membuka pembicaraan, "Jam berapa acaranya?"
"Tengah malam, sekitar pukul 11 malam." Jawab Jihyo enteng.
"Semalam itu?"
Yang lebih tua mengangguk dan menolehkan kepalanya ke Si Lawan Bicara, "He'em, memang malam. Ada apa sayang?"
"Baiklah aku akan menemanimu."
Respon singkat yang tak disangka kini membuat Jihyo terperangah. Tidak dapat dipercaya, Tzuyu yang acuh tak acuh ini rela ikut ke acara ramai hanya untuk menemaninya. Jihyo tau pasti bahwa gadis itu paling anti dengan acara-acara yang melibatkan banyak orang, terlebih tak ada yang dikenalinya di sana. Karena perlakuan Tzuyu padanya, kini Jihyo hanya bisa tersenyum senang girang di sepanjang perjalanan.
Kita semua tau, betapa kini Tzuyu mencintai wanitanya itu.
— To Be Continued —
HEMNLOOO!
Semoga kalian enjoy dan nyaman bacanya.
Rate cover barunya dong, hehehe.Terima kritik dan saran ne ( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
StepMother [JiTzu]
Fanfiction[𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈✓] ',--JiTzu Story' "Sudah kubilang, bukan kodrat kita untuk saling mencintai!" Dengan intonasi yang terkesan menekankan sekali lagi, Tzuyu menjawab pertanyaan Jihyo yang memang sebelumnya sudah ia ulangi berkali-kali. "Lihatlah, kau...