—StepMother
Tangannya sibuk memasukkan beberapa alat lukis ke dalam tas nya, berusaha menghindar dari tatapan Sang Ibu yang seakan terpaku pada dirinya.
Berdiri bersandar di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat di dada—Tzuyu akui itu sedikit menyeramkan.
"Berhenti memandangi ku seperti itu! Kau terlihat seperti seorang psikopat." Tzuyu melempar tatapan jengkel sembari menggendong tas punggung.
"Tidak akan, sebelum kau mengijinkan ku ikut denganmu." Jihyo menggeleng pelan.
Buru-buru Tzuyu menenggal kalimatnya, "Tidak! Murid ku akan ketakutan melihat mu." Langkahnya dibuat cepat guna menerobos pintu dengan Jihyo yang masih menjadi penghalang. Namun, Jihyo malah merentangkan kedua tangannya. "Ayolah, aku bisa terlambat."
"Sudah kubilang, aku ikut!"
"Kau harus ijin pada ayah!"
"Daniel sedang bekerja!"
"Tidak!"
"Aku ikut atau..."
"Apa, hah?"
"...malam ini aku tidur di kamar mu!"
Tzuyu mendesah panjang, tak habis pikir kenapa Jihyo selalu memaksakan keinginannya. "Baiklah, baiklah! Kau boleh ikut." Dilanjutkan dengan pijatan kecil di pelipisnya.
"Yeay! Tunggu, aku akan bersiap-siap. Jangan meninggalkan ku!" Jihyo segera berlari kegirangan.
"Dia ibuku? Huh, yang benar saja."
-•••-
Di dalam perjalanan menuju tempat Tzuyu mengajar, Jihyo tak henti bertanya. Dari pertanyaan menjengkelkan, hingga yang tak masuk akal. Tapi, berhasil membuat senyumnya terbit walau samar-samar.
"Apakah—"
"Sudah berhentilah berbicara, Park Jihyo. Kita sudah sampai." Tzuyu segera melepas seat belt nya dan pergi meninggalkan Jihyo.
"Yak! Sekarang marga ku 'Kang'!" Buru-buru Jihyo turun dan mengejar Tzuyu yang terlihat berjalan tanpa mempedulikan ia yang tengah berlari.
Keduanya memasuki sebuah bangunan yang lebih mirip rumah namun dialihfungsikan menjadi kelas melukis. Dengan beberapa lukisan abstrak yang langsung di lukis di dinding ruangan, menambah kesan artistik begitu kental terasa.
"Akhirnya kau datang!" Seorang pria berkaos hitam dengan balutan kemeja kotak-kotak biru yang sengaja dibuat oversize tiba-tiba merangkul pundak Tzuyu. Tak lupa kupluk coklat muda yang menutupi hampir seluruh helai rambutnya.
"Apakah anak-anak sudah menunggu, oppa?" Tzuyu sedikit mendongak, guna menatap seseorang di sampingnya dikarenakan perbedaan tinggi 10 cm di antara keduanya.
"Iya, mereka sudah ada di ruangan. Sudah, oppa ingin melanjutkan kelas ku. Bye, Tzuyu."
Keduanya saling melambaikan tangan, dan berakhir dengan pria tadi yang menghilang di balik pintu.
"Ekhem!" Deheman yang terdengar memaksakan itu membuat Tzuyu langsung memutar kepalanya.
"E-eh? Perkenalkan tadi Zico oppa, dia pemilik kelas melukis ini." Tiba-tiba Tzuyu salah tingkah, entah kenapa.
"Begitu kah?" Alis Jihyo terangkat sebelah.
"Iya. Emm, sebaiknya kita masuk. Kasihan, anak-anak menunggu." Dengan derap langkah lebar, Tzuyu segera berjalan.
"Awas saja kau, Kang Tzuyu."
—•••—
To be continued
—•••—Pararunten akang teteh
Makin gaje aja nih cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
StepMother [JiTzu]
Fanfiction[𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈✓] ',--JiTzu Story' "Sudah kubilang, bukan kodrat kita untuk saling mencintai!" Dengan intonasi yang terkesan menekankan sekali lagi, Tzuyu menjawab pertanyaan Jihyo yang memang sebelumnya sudah ia ulangi berkali-kali. "Lihatlah, kau...