—StepMother
Deru nafas teratur terlihat menyelimuti kamar Tzuyu. Di mana posisi nya kini berada dalam rengkuhan 'Sang Ibu'. Keduanya membagi setiap kehangatan satu sama lain dan terlihat damai dalam fantasi mimpi masing-masing.
"Hhngghh..." Sesaat tempo nafas Tzuyu berubah sebelum maniknya terbuka setengah.
Ia mengerjap beberapa kali lalu sadar bahwa matanya terasa sedikit bengkak—dan tentu ia tau penyebab utamanya.
Tzuyu ingin beranjak bangkit, namun sebuah tangan mengunci pergerakannya. Sejenak jantung nya berhenti saat melihat Jihyo tengah nyaman memeluk pinggangnya.
Ia melirik jam di atas nakas—masih pukul 5.
"Terlalu pagi untuk membangunnya." Monolognya singkat sembari memutuskan untuk tidak bergerak.
"Ternyata kau masih peduli pada ku." Jihyo berucap dengan mata terpejam, juga sejumput nada mengejek yang bermakna dalam.
Mendengar itu sontak membuat otak Tzuyu berhenti sejenak. Ayolah, hal bodoh apa lagi ini?
Cup
Tzuyu terperangah sesaat kala Jihyo dengan lancang mengecup bibirnya singkat. Kemudian memalingkan muka, "K-keluar dari sini."
Niat hati ingin terlihat arogan—namun malah terkesan menggemaskan.
Sontak mengundang tawa renyah wanita yang masih enggan melepas pelukan di pinggirannya, "Kelemahan mu masih sama, hm?" Dilanjutkan dengan ia yang akhirnya melepas tautan tangan di pinggang Tzuyu.
"Sebaiknya aku mandi." Tzuyu menyibakkan selimutnya dan berdiri di samping ranjang.
Namun masih hendak mengambil langkah, Jihyo menarik paksa tangan kanannya.
"Eh!?" Yang bertubuh jangkung kehilangan keseimbangan dan berakhir di atas tubuh Jihyo dengan manik saling bertatapan.
"Kau terlihat semakin cantik." Jihyo menyibakkan anak rambut yang terurai tak beraturan itu ke belakang telinga. Kemudian turun ke pipi sebelum mengikis jarak antara keduanya.
Di posisi ini, Tzuyu hanya diam termangu. Menatap kagum mahakarya Tuhan yang terlampau elok sebelum tersadar bahwa bibir ranum Sang Ibu tengah menyalami miliknya.
Perlahan juga matanya memejam.
Rasanya masih sama, namun ia memilih diam saja. Lagi-lagi dadanya serasa sesak kala menutup mata. Sekelebat bayangan Jihyo dan ayahnya berciuman mesra di atas altar kembali memporak-porandakan seluruh penjuru hatinya.
Tapi, percayalah. Ada saatnya akan muncul segunung kekuatan di tengah-tengah kerapuhan.
Tzuyu menyerah dengan seluruh ego nya. Ia tak tahan dengan rasa rindu yang membludak seakan memaksanya untuk membalas perlakuan Sang Ibu.
Mengikuti hatinya, Tzuyu menggerakkan bibirnya. Namun, tak bertahan lama—
Tok! Tok! Tok!
—sebelum terdengar ketukan pelan dari luar yang terpaksa menginterupsi kegiatan mereka, "Permisi, nyonya. Tuan menyuruh nyonya turun untuk sarapan."
Keduanya buru-buru menarik diri. "A-aku akan mandi." Tzuyu terlihat salah tingkah dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Tentu semua itu membuat Jihyo mengerang frustasi, "Shit!"
-•••-
To be continued
-•••-Adakahtos yangtos masihtos banguntos?
KAMU SEDANG MEMBACA
StepMother [JiTzu]
Fanfiction[𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈✓] ',--JiTzu Story' "Sudah kubilang, bukan kodrat kita untuk saling mencintai!" Dengan intonasi yang terkesan menekankan sekali lagi, Tzuyu menjawab pertanyaan Jihyo yang memang sebelumnya sudah ia ulangi berkali-kali. "Lihatlah, kau...