—StepMother
Hari sudah sangat larut, namun Tzuyu masih terdiam sambil sesekali bersemu kala memikirkan setiap kejadian manis di Menara Namsan tadi. Ia bersumpah, bahwa ia sendiri tak sanggup menahan diri untuk berhenti mengulang kejadian di mana Jihyo berhasil meluluhkan kembali batu es yang mengungkung erat hatinya semenjak ia patah hati.
Dan sungguh—rasa lama itu kembali lagi.
Flashback on
Keduanya berjalan canggung sembari menghindari kontak mata satu sama lain. Setelah kejadian bagai dejavu di puncak Namsan tadi, baik Jihyo maupun Tzuyu tidak membuka pembicaraan sama sekali.
Mereka terus berjalan hingga keduanya sama-sama berhenti di depan mobil Tzuyu.
Jihyo menarik nafas dalam sembari memperhatikan punggung Tzuyu yang hendak beranjak, "T-Tzuyu?" Dengan bibir samar bergetar, Jihyo memberanikan diri memanggil Sang Empunya nama.
"Iya?" Dengan gerakan naluriah, Tzuyu berbalik menghadap Jihyo. Kontak mata yang lama terputus kini kembali bertemu dengan keduanya yang juga sibuk menyembunyikan detak jantung yang kian berpacu.
Hening sejenak, kontak mata ragu mereka kini berubah dalam dan tersirat makna—menyalurkan setiap kerinduan yang tak sempat terucap oleh kata.
Dan tanpa disangka, senyum Jihyo terbit tiba-tiba, "Katakan sekarang jika memang kau sudah melupakan ku sepenuhnya."
Sesaat itu juga, Tzuyu dibuat tersentak. Bagaimana bisa ia mengatakan lantang kata-kata yang Jihyo minta jika hatinya masih berharap lebih pada Sang Mantan Kekasih.
"Hey, Kang Tzuyu—kenapa kau diam saja?" Jihyo menjadi tidak sabaran saat Tzuyu hanya diam menatapnya tanpa berniat menjawab permintaannya.
Entah keberanian darimana, Tzuyu tiba-tiba menarik tangan Jihyo dan memeluk pinggangnya—
"Aku masih mencintaimu."
—dan menabrakkan kedua bibir ranum mereka.
Flashback off
"Sial, lama-lama aku bisa terkena insomnia akut." Tzuyu bergumam geram sembari duduk di tepi ranjang. Matanya sangat enggan untuk terpejam, padahal ini sudah larut malam.
Ceklek
Tiba-tiba terdengar engsel pintunya diputar dari luar kamar.
Dan benar saja, seseorang masuk dengan piyama yang dua kancing atasnya dibiarkan terbuka. "Hai, Kang."
"Hai juga." Juga Tzuyu yang tertegun sejenak kala ia mengetahui ibu nya datang di tengah malam.
Jihyo berjalan pelan menuju Tzuyu yang duduk di tepi ranjang, disertai tatapan sensual yang membuat Tzuyu sejenak kehilangan akal—Jihyo dengan lancang duduk di pangkuannya.
"Oh, wow." Spontan tangan Tzuyu memeluk pinggangnya posesif. Didongakkan nya kepala agar dapat menatap pupil mata gadis di pangkuannya. "Ada apa, hm?" Senyum kecilnya tersirat.
"Aku merindukanmu, mari melepas rindu malam ini."
-•••-
To be continued
-•••-hmmmmmmmm, double up ga nih buat lanjutannya? 🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
StepMother [JiTzu]
Fanfic[𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈✓] ',--JiTzu Story' "Sudah kubilang, bukan kodrat kita untuk saling mencintai!" Dengan intonasi yang terkesan menekankan sekali lagi, Tzuyu menjawab pertanyaan Jihyo yang memang sebelumnya sudah ia ulangi berkali-kali. "Lihatlah, kau...