3: [Pelukan]

3.6K 439 70
                                    

—StepMother

7 PM

Asap terlihat masih mengepul beserta wangi masakan seakan menarik Tzuyu untuk segera melahapnya—masih panas sekalipun.

Perlu diakui, Bibi Sunmi memang spesialis tteokbokki pedas.

"Kulihat, kalian sudah akrab sekali." Daniel membuka pembicaraan sebelum menyuapkan sebuah mandu menuju mulutnya.

Mendengar itu, Tzuyu nampak tak tertarik. Kembali ia melahap makanan nya tanpa berniat ikut serta dalam percakapan keduanya.

Jihyo hanya melirik sekilas Tzuyu di depannya sembari berseru, "Kita sudah mengenal satu sama lain sangat baik."

Uhuk! Uhuk!

Seketika Tzuyu terkesiap, membuat pedasnya tteokbokki tadi langsung menusuk tenggorokannya.

"Astaga, pelan-pelan sayang." Daniel segera menuangkan segelas air untuk diberikan kepada Sang Putri.

Tzuyu segera merampas dan menenggaknya habis. Segumpal air mata juga terlihat menggenang di ujung matanya  karena tenggorokannya terasa panas.

"Ah, aku sudah selesai. Aku ingin kembali ke kamar." Tzuyu menghindari kontak mata dengan keduanya dan segera berlalu.

"Anak itu.." Daniel bergumam lirih kemudian menatap Sang Istri di sampingnya yang terlihat mengelap bibirnya dengan selembar tisu. "Oh, iya. Besok aku berangkat pagi."

"Secepat itu?" Jawab Jihyo tanpa menatap Daniel. Terlihat acuh tak acuh, namun pria di sampingnya malah menangkap bahwa istrinya ini merajuk karena ia hanya mendapat cuti 2 hari.

"Tidak, Hyo. Ini sudah tuntutan ku sebagai sutradara. Apalagi menjelang episode terakhir." Daniel menggenggam tangan Jihyo lembut.

"Iya aku tau dan aku tidak marah. Sebentar aku ingin menyusul Tzuyu." Jihyo segera menarik tangannya dan beranjak bangkit menuju kamar Tzuyu.

Daniel tersenyum hangat, "Bukankah dia benar-benar sempurna? Dia sangat perhatian dan menyayangi Tzuyu seperti anaknya juga."

—•••—

Tzuyu terlihat bergelut dengan lukisannya. Sesekali mencampur warna satu dengan yang lain, sebelum benar-benar membuat kuas di tangannya terlihat menari indah di atas kanvas.

"Kau semakin hebat."

Tzuyu sedikit terkejut kala menyadari bahwa Jihyo sudah berada di belakang nya, entah sejak kapan. "Bisa kah kau mengetuk pintu dahulu sebelum masuk ke kamar orang lain?"

"Wae?" Gadis itu memeluk leher gadis jangkung itu dari belakang dan menyandarkan dagunya pada pucuk kepala Tzuyu.

Tzuyu hanya diam tak bergerak, kulit tangan Jihyo yang langsung menyentuh lehernya terasa hangat dan itu membuatnya nyaman. Ia hanya memejam sebentar dan diam-diam menarik nafas dalam. Membiarkan indra penciumannya dikuasai oleh aroma tubuh Jihyo yang baru tadi pagi ia rasakan.

Tapi, jujur. Tzuyu ingin Jihyo memeluknya seperti ini—sepanjang waktu.

—•••—
To be continued
—•••—

Wasaptos! Maaptos jarangtos updatetos:v

Btw, silakan beri kritik dan saran. Saya masih amatiran tapi saya pengen kalian nyaman baca work saya:v

Silakan sampaikan keluh kesahnya.

StepMother [JiTzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang