—StepMother
Hari Minggu, hari di mana 99% orang merasa senang. Namun tidak dengan Tzuyu, ia masuk dalam kategori 1% orang yang tidak menyukai Hari Minggu.
Dunianya terlihat biasa-biasa saja, mengulangi aktivitas yang sana dengan keadaan yang serupa adalah hal yang sangat tidak spesial baginya. Ingin rasanya ia melakukan hal baru yang setidaknya memberikan corak pada jalan hidupnya yang monoton, namun mengingat ia tidak berteman dengan siapa-siapa membuat harapannya kandas begitu saja.
Sarapan hanya dengan selembar roti dengan bubuhan selai kacang hanya membuatnya lebih bosan, terlebih Sang Ayah yang jarang pulang karena tuntutannya sebagai sutradara.
Tapi jika ayahnya pulang, percuma juga baginya. Toh, hanya menumpang tidur dan pergi sebelum matahari terbit di ufuk timur.
Ini sudah sore, namun tangannya masih sibuk menekan random tombol pada remote televisi, berharap menemukan acara yang sedikit lebih berguna untuk tontonan nya saat ini. Namun lama bergelut dengan benda di tangannya itu semakin membuat nya frustasi. Lima menit setelahnya, ia menyerah dan berakhir melemparkan benda tak bersalah itu ke sembarang arah.
"Ayolah, ini sangat membosankan." Geramnya.
Ia pun berdiri dan menghampiri Jihyo dan Bibi Sunmi yang tengah bercanda ria di pantry dapur, juga sesekali Bibi Sunmi memasukkan beberapa sayuran ke dalam wajan.
"Bibi, aku bosan." Tzuyu merengek manja sembari mengalungkan tangannya pada lengan kanan Bibi Sunmi yang tengah mengobrol dengan ibunya.
"Apa, Tzuyu?" Bibi Sunmi membelai lembut surai pekat Tzuyu dengan penuh kasih.
"Aku ingin melakukan sesuatu, aku bosan!" Rengekannya semakin manja, bibirnya sengaja ia majukan guna memperdalam perannya.
"Sebaiknya kau ikut aku." Jihyo memberi Tzuyu kesempatan untuk mengatasi kebosanan nya di rumah.
"Nah, ide bagus. Sebentar Tzuyu, bibi sedang memasak.." Perlahan Bibi Sunmi melepaskan tautan tangannya dengan Tzuyu, dan itu sukses membuat nya sedikit dongkol.
"Sekarang bersiap-siaplah, sebentar lagi kau ikut dengan ku." Titah Jihyo pada Tzuyu yang hanya memutar matanya malas.
"Ya.. ya.. ya.., aku tidak punya pilihan lain." Segera Tzuyu beranjak lesu, berjalan dengan bahu turun tak lupa decakan pasrah itu kembali mengalun.
Sang Ibu hanya tersenyum kecil lalu mengalihkan lagi pandanganya pada Bibi Sunmi yang tengah memasak. Sesaat ia berfikir sesuatu sebelum secara tiba-tiba mempertemukan tangannya di depan dada hingga menimbulkan suara tepukan ringan. "Oh, iya. Apakah bibi punya rekomendasi tempat untuk kita kunjungi?"
"Hmm? Di Seoul, aku jarang kemana-mana. Aku hanya tau satu tempat yang sering ku kunjungi dengan almarhum suami ku." Jawabnya sembari menaruh tutup di atas panci sup nya. Setelahnya ia mengambil lap dan membersihkan tangannya.
"Di mana?"
"Namsan tower."
Seketika Jihyo tertegun, ingatan-ingatan manis itu kembali menguasai seluruh otaknya. Sejenak ia tersenyum, "Ide bagus!"
—•••—
To be continued
—•••—
gatau lagi mau nulis apa.
—mo jadi ironmen ajaa deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
StepMother [JiTzu]
Fanfiction[𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈✓] ',--JiTzu Story' "Sudah kubilang, bukan kodrat kita untuk saling mencintai!" Dengan intonasi yang terkesan menekankan sekali lagi, Tzuyu menjawab pertanyaan Jihyo yang memang sebelumnya sudah ia ulangi berkali-kali. "Lihatlah, kau...