7. Last Day in L.A

87 7 0
                                    

Jeno dan Renjun benar-benar menikmati waktu bersama hari ini.

Di mulai dari Universal Studio Los Angeles, Sunset Boulevard, Walk of Fame, dan berakhir di pantai Venice.

Mereka benar-benar menghabiskan waktu dari sore hingga malam tiba.

Setelah puas berjalan-jalan, mencoba banyak hal dan membeli banyak hal, mereka memilih untuk kembali ke hotel.

Rasa lelah datang begitu mereka sampai di hotel.

"Mau minum bersama terlebih dulu di kamar-ku?" Ucap Jeno, mengajak Renjun untuk minum bersama.

Belum sempat Renjun menjawab, Jeno sudah lebih dulu membawa Renjun masuk ke dalam kamar-nys.

"Minum-lah dulu bersama dengan-ku." Ucap Jeno.

Sampai di dalam kamar hotel milik Jeno, Jeno langsung mendudukkan Renjun di sofa kamarnya.

"Tunggu sebentar." Pinta Jeno, lalu bergegas ke dapur, mengambil beberapa minuman dan juga gelas untuk mereka minum.

Tak lama kemudian, Jeno pun kembali dengan dua buah botol bourbon dan juga dua buah gelas untuk mereka minum. Tak hanya itu, Jeno juga membawa beberapa cemilan untuk mereka makan.

Jeno mulai menaruh nampan bawaan-nya ke atas meja, lalu duduk di samping Renjun. Tangan-nya langsung mengambil salah satu botol bourbon, untuk di buka, dan menuang-nya di dua gelas yang tersedia.

"Untuk-mu." Seru Jeno yang langsung memberikan salah satu minuman itu untuk Renjun.

Renjun langsung mengambil gelas pemberian Jeno, dan mereka pun mulai minum bersama.

---

Sinar matahari yang cerah, masuk ke dalam indra penglihat Renjun, membuat Renjun yang sedang tertidur pulas pun terbangun dari tidurnya yang lelap.

Renjun meringis begitu pertama kali ia membuka matanya. Netra-nya mulai menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan ini. Menelusuri sekitar, sampai akhirnya pandangan-nya jatuh kepada seorang pria yang tengah tertidur dengan keadaan shirtless atau tanpa baju.

Renjun terkejut begitu melihat keadaan Jeno yang tanpa busana atas itu. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat dirinya tanpa busana juga.

Dengan keadaan panik, Renjun mulai membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

'Shit!' Rutuk Renjun begitu melihat dirinya tidak memakai pakaian apapun.

Ini pasti efek dirinya mabuk tadi malam. Bukan cuma dirinya, ia juga mengingat kalau Jeno juga mabuk tadi malam.

Setelah mengingat kejadian tadi malam, Renjun langsung bergegas untuk turun dari ranjang kamar hotel milik Jeno. Tapi, baru saja ia melangkah satu langkah, ia langsung meringis kesakitan di tubuh bagian bawah-nya.

Jeno yang mendengar suara ringisan pun langsung terbangun dari tidurnya. "Kau sedang apa?" Tanya Jeno kepada Renjun yang tengah berusaha berjalan seraya memegang selimut.

Renjun tanpa meringis lagi begitu Jeno bangun dari tidurnya. "Tidak apa-apa. Kau lanjutkan saja tidur-mu." Ucap Renjun, melanjutkan usahanya dalam melangkah menuju kamar mandi.

Sial! Tubuh bagian bawahnya benar-benar perih! Ia jadi penasaran, berapa ronde yang telah Jeno dan dirinya mainkan tadi malam? Mengapa tubuh bagian bawahnya terasa begitu sakit.

"Kya!!!" Teriak Renjun begitu dirinya di angkat tiba-tiba oleh Jeno.

Rasa gugup langsung menghampiri Renjun begitu dirinya merasakan dada bidang milik Jeno, tanpa penghalang sedikit pun.

"Jen--Jeno, kau tidak memakai baju-mu?" Tanya Renjun gagap. Sudah Renjun katakan bahwa dirinya saat ini tengah gugup!

"Tidak. Tapi kau tenang saja, aku memakai celana kok." Sambung Jeno, seperti tau akan pemikiran Renjun.

"Ah, seperti itu. Lalu, kenapa kau menggendong diriku?" Tanya Renjun lagi.

"Kau ingin ke kamar mandi bukan? Aku akan membantu dirimu. Kau terlihat sangat berusaha dan kesakitan menuju kamar mandi. Kenapa tidak meminta bantuan-ku?" Tanya Jeno, yang langsung menunduk, menatap Renjun yang kini tengah menatap dirinya.

"Ah itu. Aku--aku tidak ingin menganggu tidur-mu." Ucap Renjun.

"Jangan konyol! Mengganggu apa-nya? Tidak usah sungkan meminta bantuan-ku. Bagaimana pun juga ini aku yang telah membuat-mu seperti ini. Jadi jangan sungkan, mengerti?" Tanya Jeno, seraya menurunkan dan memasukkan Renjun ke dalam bathup.

Renjun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tatapan-nya tak bisa lepas dari dada bidang Jeno. Apalagi roti sobek delapan kotak-nya sangat menggairahkan bagi Renjun dan terutama para perempuan lainnya di luar sana.

"Kau sangat menyukai tubuh-ku?" Ucap Jeno yang sukses membuat Renjun tersedak, lalu mengalihkan pandangan-nya.

"Ck! Percaya diri sekali anda Tuan Lee." Ucap Renjun, mencebik Jeno kesal. Namun dalam hati, ia merutuki kebodohan dirinya sendiri.

Jeno hanya bisa tersenyum begitu melihat Renjun yang salah tingkah karena ketahuan secara terang-terangan melihat tubuh-nya. Ah, lebih tepatnya abs delapan kotaknya.

"Baiklah. Kau ingin mandi sendiri, atau aku mandi-kan? Atau yang lebih baik kita mandi bersama?" Tawar Jeno, seraya tersenyum nakal kepada Renjun.

Renjun yang mendengar itu pun langsung membelalakan matanya. "Yak! Keluar kau Lee Mesum Jeno!" Teriak Renjun yang sudah bersiap untuk melemparkan Jeno dengan botol shampo yang ia pegang.

Jeno yang mendengar itu pun segera keluar dari kamar mandi, seraya terkekeh gemas. Entah kenapa Renjun tambah menggemaskan ketika sedang marah, malu, ataupun kesal. Mulai saat ini! Hobby Jeno yang awalnya sangat suka nge-gym, sekarang sudah berubah menjadi menggoda Renjun. Membuat Renjun kesal agar ia bisa melihat wajah Renjun yang sangat menggemaskan.

Setelah keluar dari kamar mandi, Jeno juga langsung bersiap. Ia langsung pergi ke kamar milik Renjun untuk menumpang mandi di sana. Pasalnya kamar mandinya saat ini tengah di pakai Renjun.

Namun, sebelum ia ke kamar hotel Renjun, Jeno mengambil pakaian ganti-nya dulu, baru-lah ia pergi ke dalam kamar hotel milik Renjun.

Mereka berdua pun mulai mandi di kamar mandi masing-masing.

Renjun yang baru saja selesai mandi pun langsung memakai kimono milik Jeno, menuju kaca kamar mandi milik Jeno, untuk mengeringkan rambutnya.

"Oh my god!" Pekik Renjun ketika ia melihat banyak sekali ruam kemerahan di sekitar lehernya.

Renjun yang melihat lehernya banyak ruam kemerahan pun langsung membuka kimono yang ia pakai.

"Lee Fucking Jeno!" Teriak Renjun begitu ia melihat banyak sekali tanda ruam kemerahan di sekitar tubuhnya.

Renjun menggelengkan kepalanya jengah, merutuki semua perbuatan Jeno. Sebenarnya apa yang Jeno inginkan?! Setelah membuat-nya kesusahan jalan, sekarang ia malah menambah kesusahan-nya! Kenapa ia membuat banyak sekali tanda di sekitar tubuh dan lehernya?! Bagaimana caranya Renjun menutupi ruam kemerahan ini!

Renjun langsung bergegas mengeringkan rambutnya, lalu memakai bajunya yang tadi ia pakai.

Setelahnya, ia langsung keluar untuk memaki Jeno.

Renjun langsung mengerutkan dahinya heran, begitu ia keluar namun tidak ada Jeno di kamar-nya.

"Kemana dia?"

NOT SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang